"Kinan juga dari keluarga baik-baik, bibit, bebet, bobotnya jelas. Pendidikan Kinan juga baik, dan tinggi. Dan masalah di toilet tadi, itu murni hanya gurauan semata, Tan. Aku rasa, dulu waktu masih muda, Tante juga punya sosok yang disebut sahabat. Sosok yang sangat dekat dengan Tante. Ya, meski gurauannya mungkin beda ama yang sekarang. Tapi kira-kira sedekat itu sampai Tante bisa bergurau hal-hal aneh dengan sahabat Tante, kan?" Meta kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Maaf, ya, Tan. Aku banyak omong, ya? Hehehe...," Yoga menutup mulutnya, dia hendak tersenyum tapi sungkan. Dia ingin sekali mengacungkan dua jempol tangannya untuk kekasihnya. "Ini bukan untuk menggurui Tante, lho. Serius!" katanya semangat.
"Lagi pula, Hardi dan Kinan itu sama-sama udah dewasa, Tan. Mereka udah bisa milih jalan hidup mereka sendiri, mereka tau mana yang baik, dan buruk buat mereka. Yah, seperti itu, Tan," tambah Meta, dengan ucapan yang panjang, dan mantab.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com