webnovel

chapter 11

Pagi harinya setelah sholat subuh aku lalu berangkat untuk bekerja, enggak lupa aku sempatin untuk pamit dengan Aisyah.

"Syah A'a berangkat yah "

"iihh sejak kapan Mas Abe genit gini sih?" ucapnya heran

"sejak tadi malam "

"udah ah Mas jangan bahas yang tadi malam, kan malu 😳" ucapnya seraya tertunduk malu

Aku lalu tersenyum kemudian mencium keningnya sedangkan Aisyah balas mencium tangan ku.

"yaudah aku berangkat yah Assalamu'alaikum"

"iyah sayang wa'alaikumsalam warrahmatullah" sahut Aisyah

Saat hendak membuka pagar tiba tiba Aisyah memanggilku kembali.

"Mas...mass..."

"iyah Syah" wajah ku palingkan kebelakang

"jangan lama lama yah, Aisyah enggak mau ditinggal sendiri dirumah😳"

"GLEK..." aku hanya bisa nelan ludah dan berdiri mematung untuk sejenak mengingat kejadian tadi malam dan pagi ini Aisyah sengaja banget bikin diriku memang pengen cepat cepat pulang, andai saja aku jadi pengusaha dan mempunyai karyawan mungkin bakal dirumah terus untuk Aisyah tapi apa daya kerjaan yang menuntut aku sebagai seorang pemimpin rumah tangga harus mencari nafkah buat istri ku.

"sabar sabar Be...kerjamu cuman 2 jam kok tahan hawa nafsumu" ucap ku sembari mengelus dada

Aku lalu bergegas menuju kerumah Usuf dengan menggunakan sepeda onthel kesayangan ku, sesampainya dirumah Usuf ternyata dirinya sudah menungguku di depan rumah sembari mengepulkan asap rokok yang ada di mulutnya, "ini anak sedari SMP kaga bosan bosannya merokok, mana aku sendiri begitu alergi dengan asap rokok" bathin ku

"Assalamu'alaikum" sapa ku

"wa'alaikumsalam, wah ada pengantin baru ini yang datang" balas usuf

"kenapa memangnya?, kowe pengen suf?, makanya cepet halalin tuh pacarmu"

"yah kamu ini ngasih masukan nyelekit banget sih" ujarnya dengan wajah cemberut

"nyelekit gimana to suf?, bener enggak kata kata ku?, kan di agama kita kalau pemuda yang sudah enggak bisa menahan syahwatnya di anjurkan nikah kalau mampu kalau belum mampu yah puasa" jawab ku

"iya teori mu bener Be, tapi kan aku belum punya duit buat beli mahar"

"yaudah cari akhwat yang maharnya enggak terlalu mahal lah suf, sebaik baik pernikahan adalah yang maharnya sedikit" ucap ku

"tapi opo yo masih ada Be cewek yang mau nikah dengan mahar sedikit?, kayaknya langka deh"

"makanya buka wawasanmu jangan terpaku pada satu perempuan yang matre terus kamu pukul rata miliyaran akhwat di dunia ini, memang wanita fitrahnya suka berbelanja, dandan dan suka perhiasan tapi ada kok sebagian yang mau hidup sederhana"

"masa iya begitu Be?, tapi aku masih cinta e sama pacar ku"

"ya ampun Suf suf...kowe ini enggak beda jauh sama korupsi" ujar ku seraya menggelengkan kepala

"loh kok aku disamakan sama koruptor?, mereka kan penjahat negara yang suka nyuri uang sedangkan aku mana bisa nyuri uang negara orang kerjaan ku begini" protesnya

"bener kamu bukan nyuri uang negara tapi kamu udah mengambil apa yang bukan menjadi hak kamu suf"

"maksudmu gimana sih Be, bingung aku" seraya menggaruk kepalanya

"gini Loh suf, iya kalau dia memang jodoh kamu tapi ternyata dia adalah jodoh saudara seiman mu gimana?, kamu udah saling pegangan tangan, ciuman, pelukan apa itu bukan korupsi namanya?. Kesian Suf saudaramu bakal dapet ampasnya doang dan pasti kecewa pas tau istrinya pernah dipegang dan cium pria lain selain dia"

"tapi Be...?"

"haiiisssh...enggak ada tapi tapi, pilihannya antara dua Halalin atau Tinggalin"

"aku mesti gimana Be?" dengan wajah yang memelas kepadaku

"yaudah kalau kamu cinta datang keorang tuanya"

"kalau ditolak?"

"yah berarti dia bukan jodoh kamu, cari yang lain akhwat di indonesia banyak Suuff masya Allah masa gara gara 1 akhwat kamu jadi depresi gini, tapi kalau kamu enggak bisa ninggalin yang namanya pacaran yah terserah kamu aja deh suf, tapi inget hukum Allah berlaku kelak di keluargamu, karma memang enggak ada dalam islam tapi segala sesuatu yang kamu perbuat pasti akan kamu rasakan nanti entah di keluargamu, anak anakmu nanti, apa kamu mau anak anakmu di pacarin lelaki terus di pegang, dicium?"

"yah ndak mau lah Be, enak aja"

"yaudah ikutin jalan syariat yang Allah kasih yaitu menikah"

"insya allah deh Be aku coba" dengan wajah yang menunjukan masih berat

Kami lalu berangkat setelah truck sampah datang menghampiri kami untuk berjalan ke kota mengambil sampah sampah yang telah menumpuk di tempat pembuangan, bau yang sangat menyengat dari tumpukan sampah yang ku ambil satu persatu tak menyurutkan semangatku untuk tetap bekerja yang penting Allah ridho dan Aisyah enggak mempermasalahkan pekerjaan ku sudah membuat ku tenang.

Setelah selesai membuang sampah para karyawan di beri jatah uang satu persatu, aku memandangi uang berwana biru tersebut di tangan ku sembari enggak sabar untuk memberikannya kepada Aisyah karna ini lah rezeki pertamaku yang bakal aku berikan kepada istriku, diriku enggak sabar pengen cepat cepat pulang untuk melihat ekspresi Aisyah bagaimana ketika aku memberikan uang kepadanya.

Setelah sampai rumah Usuf aku lalu bergegas menaiki sepeda ku namun tiba tiba hp ku berdering tanda pesan singkat masuk, aku lalu berhenti sejenak dan membuka notifikasi pesan masuk yang ternyata dari Aisyah.

"Sayang...udah selesai belum kerjanya?, kalau udah selesai cepat pulang, Aisyah kangen 😘"

Aku hanya tersenyum memandang sms dari Aisyah sembari membathin "Syah...syah...baru 2 jam aku tinggalin udah main kangen aja, kek gini kan bikin aku enggak betah lama lama pergi dari rumah" bathin ku sembari mempercepat laju sepedaku.

Setelah sampai dirumah sepeda lalu aku parkirkan di sebelah rumah lalu berjalan kearah pintu masuk rumah sembari mengetok.

" Assalamu'alaikum" ujar ku

"wa'alaikumsalam" sahut Aisyah lalu membuka pintu

Tiba tiba Aisyah mendekati ku lalu memeluk ku namun aku tahan laju tubuhnya untuk mendekatiku.

"iiihhhh....Mas abe kenapa?, enggak mau Aisyah peluk yah" dengan wajah cemberut

"badan ku bau sayang, keringetan lagi meluknya entar yah abis mandi" pinta ku

"tapi bagi aku bau badan mu dan keringatmu sewangi Misk Mas karna kamu telah keluar bekerja memeras keringat untuk menafkahi istri yang bernilai seperti jihad dijalan Allah" rayu Aisyah

Kami lalu kedalam rumah lalu menutup pintu karna enggak enak diliat tetangga kalau sedang berpelukan, saat sudah di dalam rumah Aisyah bersegera memeluk ku lama sekali hingga aku rasakan bau harumnya semerbak di indra penciuman ku yang mengalahkan bau bangkai yang ada di baju ku.

"makasih yah Sayang, aku seperti lelaki yang paling beruntung di dunia ini memiliki bidadari secantik kamu" ujar ku sembari membelai punggungnya

Setelah mendengar perkataan ku tadi Aisyah lalu melepaskan pelukannya lalu dengan wajah sedih tertunduk lesu, karna heran aku dengan sikapnya yang tiba tiba berubah aku lalu mempertanyakannya.

"loh kok wajahnya istri ku tiba tiba sedih gitu" tanya ku

"maaffin Aisyah yah Mas"

"loh kok minta maaf, emang kamu habis ngelakuin apa?"

"tapi janji Mas jangan marah setelah mendengar kejujuran ku"

"iyah insya Allah Mas enggak bakal marah kok"

"hmmm...sebenernya sebelum sama Mas Abe, aku sempat menyukai pria lain Mas"

Bagai petir disiang bolong setelah apa yang barusan aku dengar dari mulut Aisyah, aku seperti enggak percaya dengan penuturannya, ternyata sebelum aku Aisyah mempunyai perasaan suka kepada lelaki lain,rasa cemburu mulai merasuk kedalam jiwa ku,darah ku mulai naik ke ubun ubun ekspresi wajah ku berubah hingga membuat Aisyah takut.

"Mas katanya janji enggak akan marah dengan ku,jangan marah dong Mas, aisyah takut"

"tolong jawab pertanyaan ku,siapa lelaki idaman sebelum dengan ku" aku mencoba tetap tenang meski sebenernya sedikit ancur ini hati

"tapi janji yah Mas jangan marah 😢"

"iya" jawab ku singkat

"dia itu adalah...???"