Setelah kepergian ayahanda Narendra Sanggrama, Samudera mencoba mengendalikan dirinya.
Belum terbiasa di tinggalkan oleh Narendra Sanggrama sebagai Mentor dan Pembimbing utama.
Merasa Kehilangan arah dan tujuan hidup akan masa depan yang sebagaimana di harapkan Narendra Sanggrama, Samudera seketika lemas tak berdaya dengan di penuhi jiwa-jiwa yang sepi.
Bermimpi di datangi Ayahnya Narendra Sanggrama, yang mengalungi Bunga dalam kaluan dan utaian bunga indah di lehernya, Samudera terbangun dalam tidurnya.
Hanya menganggap bahwa mimpi hanya sebuah bunga tidur yang akan layu oleh berjalannya waktu.
Namun di hati, pikiran, dab jiwa selalu bertanya seakan tidak bersikap stabil.
Samudera menemui Ibundanya, Putri Anggraini meminta wejangan.
Menceritakan apa yang di alami di rumah dinasnya, Putri Anggraini menjelaskan bahwa itu adalah isyarat alam dengan mimpi datangnya Narendra Sanggrama yang memungkinkan anaknya akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mendewasakan diri.
Putri Anggraini keesokan harinya di undang oleh Keraton Kasunanan Surakarta di daerah Solo, Jawa Tengah dalam acara Festival Budaya Kerakyatan.
Tanpa sengaja dalam pagelaran seni yang di adakan di balai perkumpulan alun-alun kasunanan surakarta, solo jawa tengah, Putri Anggraini sontak duduk dan begitu khusyuk memandang seorang gadis dengan lemah gemulai menari begitu estentik.
Kemudian sang gadis duduk di sebelah Putri Anggraini dan bertanya bahwa akan melamar anaknya.
Kiranya apabila di perkenankan menemui Samudera maka akan di lamar dan berkenalan lebih jauh setelah menikah.
Cukup membuat heran namun sedikit santai dalam menanggapi ibunda Samudera menyetujui sebagai pertanda sudah menjadi garis ilahi.
Ibunda Samudera, Putri Anggraini meminta Samudera menjemputnya di kediaman gadis yang ternyata putri bungsu keraton kasunanan surakarta di solo jawa tengah.
Kedatangan Samudera yang di sertai baju kebesaran angkatan militer matra darat dengan sigap menemui ibundanya.
Sang ibunda menginginkan pernikahan yang sederhana dalam ruang lingkup keluarga seadanya tanpa melepas baju kebanggaan Samudera.
Di karenakan Samudera ta'at dan patuh akan arahan Putri Anggraini tidak lupa Samudera di sematkan kalungan bunga bergandengan dengan seorang putri cantik jelita, putri bungsu keraton kasunanan surakarta.
Di hadapan Raja Kasunanan Surakarta, Samudera Bersumpah akan menjaga dan memegang tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Selaku Ibunda Samudera, Putri Anggraini berpesan kepada sang anak Samudera bahwa Samudera harus memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga dalam lahir dan batin di situasi dan kondisi apapun tanpa beralasan.
Samudera di haruskan membimbing dan membina keluarganya kelak dengan penuh kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Sang istri yang di ketahui bernama, Kanjeng Gusti Ayu Pembayun di perkenankan siap sedia mengikuti dan mendampingi kemanapun Samudera mengemban Tugas.
Sebelum berpamitan membawa kedua mempelai pulang kerumahnya, sang Ibunda Samudera Putri Anggraini meminta kepada keluarga keraton agar kerumahnya sebagai besan sehingga pintu dapat selalu terbuka lebar dan Ayu Pembayun adalah tugas dari Samudera maka percayakan semua kepadanya.
Sesampai di rumah ternyata ibunda sudah terlebih dahulu menyuruh Balaputera untuk menyiapkan sambutan hangat.
Makan malam dan sebuah do'a harapan bagi Samudera dan Ayu Pembayun, agar selamat dan harmonis dalam menjaga rumah tangga yang sedang akan di bina.
Balaputera bercengkrama dan bercanda secara spontan bahwa sebentar lagi keluarganya akan ramai dengan suara keponakannya.
Lantas, hal tersebut membuat Samudera dan Ayu Pembayun terlihat tersipu malu.
Mengatakan bahwa seberapapun sangar dan wibawa raut wajah Samudera, Balaputera menyebut kalo di keluarganya sangat humanis dan humoris demi menjaga kestabilitasan harmonis rumah tangga.
Ibunda Samudera dan Balaputera, Putri Anggraini mengatakan dengan lantang bahwa sebentar lagi tidak akan lama kelahiran anak Samudera, Balaputera akan menyusul menikah dengan pujaan hatinya.
Seusai makan malam seraya hajatan do'a, Samudera dan Ayu Pembayun kembali ke Rumah Dinas di daerah Komando Daerah Militer Kediri, Jawa Timur.
Semakin hari keduanya semakin mengenal satu sama lainnya, di sisi lain mereka berpacaran setelah menikah memang menjadi hal yang cukup luat biasa dalam fenomena sosial di Nusantara.
Samudera mengatakan apabila ingin belajar banyak mengenai kepemimpinan wanita dalam rumah tangga mendampingi suami, berdialoglah kepada ibunda Putri Anggraini yang menjadi Ibu dan contoh wanita hebat dalam keluarganya.
Dalam waktu yang singkat belajar dari ibu mertuanya, Ayu Pembayun semakin hari semakin aktif dalam mendampingi suami dengan berbagai kesibukan.
Menjadi ketua perkumpulan ibu-ibu prajurit di komando daerah militer kediri jawa timur, aktif dalam kegiatan sosial tidak lupa selalu menjamu dan melayani Samudera sebagaiman tugas istri pada umumnya.
Bahkan dalam beberapa kesempatan selain sang istri Ayu Pembayun belajar tentang pelayanan dan tugas istri dalam keluarga agar lebih baik.
Samudera menanyakan perihal adapun tugas-tugasnya sebagaimana ayahanda dapat menjadi pribadi dan suri tauladan dalam keluarga.
Putri Anggraini Menjelaskan sebagai Kepala Keluarga Harus mampu bertanggung jawab menafkahi lahir dan batin.
Menjaga emosional diri terhadap istri dalam kondisi genting sekalipun.
Percaya, Adapun Kepercayaan, sikap saling percaya diantara suami istri akan menjalin komunikasi yang intens yang menyebabkan keduanya dapat saling mengerti dan memahami tugas masing-masing dalam konteks ruang lingkup rumah tangga.
Terbuka, tidak ada yang di tutupi dalam keluaga dalam segi apapun, baik menyangkut manajemen keuangan ataupun sejenisnya.
Hal tersebut dilakukan untuk saling berbagi dan tidak mendahulukan ego di masing-masing pihak.
Sebagaimana Narendra Sanggrama yang selalu malas untuk berdebat dengan istrinya dan mempercayakan dapur ssepenuhnya kepada sang istri Putri Anggraini dalam mengurus anak-anak dan keluarga.
Samudera harus senantiasa belajar lebih banyak lagi baik Ilmu Pengetahuan, Agama, dan berbagi terhadap istri dalam membimbing keluarga untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka.
Kemudian Sang Istri, Ayu Pembayun juga tak ayal wajib mengingatkan suami demi mewujudkan tujuan bersama hidup rukun penuh kebahagiaan.
Setelah satu tahun lebih membina rumah tangga, Samudera dan Ayu Pembayun sudah harus siap menerima kehadiran sang buah hati.
Ayu Pembayun sudah hamil dan mengandung anak Pertama mereka selama 9 bulan kandungan.
Ibunda Samudera telah menyiapkan perlengkapan bersalin di rumah sakit angkatan darat di surakarta, solo jawa tengah.
Setelah kiranya menunggu detik-detik kelahiran cucu pertama, anak pertama, dan keponakan pertama dalam keluarga Dinasti Narendra Sanggrama, Ayu Pembayun berhasil selamat melahirkan seorang putera dari perkawinannya dengan Samudera.
Kumbara Kumbang, nama yang sudah pernah sebelumnya terdengar dalam telinga Samudera di setiap wejangan yang hadir di mimpinya saat di datangi Narendra Sanggrama .
Kumbara Kumbang, artinya Kumbara Kusuma Bangsa yang cinta tanah air, dan nusa bangsa.
Di hadiri oleh keluarga keraton kasunanan surakarta, Balaputera, Putri Anggraini dan Samudera di rumah sakit angkatan bersenjata matra darat di daerah solo,jawa tengah.
Mewakili ayahanda Narendra Sanggrama yang sudah wafat Putri Anggraini menggendong sang cucu Kumbara Kumbang, yang memberi bimbingan agar sang cucu di azankan oleh Samudera sebagai Ayahandanya.
Setelah diiringi azan dan do'a.
Kumbara Kumbang kembali di gendong Putri Anggraini, Sang nenek seraya menggendong berpesan agar Kumbara Kumbang dapat meneruskan cita-cita luhur sebagaimana kakek dan ayahnya yang merupakan Punggawa Negara.
Adapun Kebahagian yang datang berupa anugerah, Putri Anggraini menyarankan agar membimbing Kumbara Kumbang dengan penuh kasih sayang sebagaimana ajaran dan didikan dalam keluaraga secara turun-temurun dari Narendra Sanggrama.
Jangan sampai larut dalam euforia kebahagiaan sesaat di depan mata, sedang tantangan ke depan akan semakin jauh lebih berat dalam pola kehidupan berbangsa dan bernegara di Nusantara.
Dalam kesempatan waktu yang ada, Kumbara Kumbang masih harus selalu mendapat pengawasan akan tumbuh kembang pertumbuhannya dari kasih sayang orang tua, yaitu Samudera dan Ayu Pembayun.
Sehingga sudah menjadi harapan bersama akan kelahiran Kumbara Kumbang(Kusuma Bangsa) sebagai Sejarah Baru Dinasti Narendra Sanggrama yang menjadi Generasi Emas di Kemudian hari nanti.
Sebab pendidikan pertama lahir dan di kenal anak melalui peran dalam keluarga atau pengaruh pendidikan yang di ajarkan dan di salurkan orang tua sebagai pedoman dan Contoh Suri Tauladan.