"Rosie, hentikan. Kau belum bisa mengontrol gigitanmu."
Gumaman Alexei langsung membuat perhatianku teralih padanya.
Aku menyeringai marah padanya karena Ia berani menolakku. Wajah tampannya yang kelihatan lelah membalas tatapanku dengan tegas. Kedua mata biru briliannya semakin kontras karena kedua kantong hitam yang menghiasi bagian bawah matanya.
"Aku akan mengambilkan kantong darah untukmu," lanjutnya lagi, tapi kali ini suaranya terdengar serak. Pandanganku kembali turun ke lehernya saat Ia menelan ludahnya.
"Cepat ambilkan," perintahku dengan tidak sabar.
Senyuman gelinya tiba-tiba muncul. "Baiklah, tapi kau harus melepaskan tanganmu lebih dulu."
Aku menunduk lalu melihat kedua tanganku yang melekat erat pada tubuhnya seperti gurita yang sedang memeluk mangsanya. Kutarik kedua sudut bibirku ke bawah, terkejut karena aku tidak sadar aku sudah melakukannya.
Kulepas tanganku dari tubuhnya lalu beringsut menjauhinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com