Tubuhku menegang seketika lalu berubah lemas sementara jantungku berdebar keras di dalam dadaku. Salah satu tangan yang mendekapku terlepas dari tubuhku untuk menyingkirkan rambut-rambutku dari wajahku.
Helaan nafas bergetarku yang bercampur isakan terdengar nyaring saat aku melihat wajah Alexei yang memucat. "Al— Alexei," bisikku dengan suara ketakutan yang hampir tidak kukenali sendiri.
Tangannya mengusap pipiku yang ternyata basah karena air mataku. Kukerjapkan mataku sedikit tidak percaya Ia ada di sini juga bersamaku. Tapi pelukan eratnya membuatku merasa lebih tenang. Aromanya yang familiar membungkusku sementara aku terkulai lemas di dadanya. Ia terdiam selama beberapa saat sambil mengelus-elus punggungku, wajah khawatirnya memandangiku lekat-lekat tanpa berkedip.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com