"Rosie, kita tidak punya waktu untuk berdebat!" desis Zasha sambil menoleh tajam ke arahku sekilas sebelum memusatkan seluruh perhatiannya pada pintu kamar orang tuaku lagi.
Aku mengangguk setuju lalu melangkah untuk berdiri di sebelahnya. "Benar, kita tidak punya waktu untuk berdebat."
Zasha kembali menoleh, kali ini dengan ekspresi frustrasinya. Kedua mata hitamnya berkilat kesal. "Rosie. Kumohon. Cepat keluar dari jendela itu, aku akan menahan kedua Volkov bersaudara itu sebelum menyusulmu." Suaranya terdengar ingin menyentak tapi Zasha bersusah payah menahannya. Melihatnya ingin marah-marah tapi tetap berusaha untuk sopan seperti ini membuatku tersenyum sendiri.
Bibirnya terbuka lebar saat melihat senyuman di wajahku. "Rosie—"
"Zasha, apa kau lupa aku seorang Valkyrie?" tanyaku setengah bergumam.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com