Kubuka bibirku lalu menutupnya lagi ketika mendengar ucapannya barusan yang terdengar mengancam, tapi perutku malah dipenuhi dengan kepakan sayap kupu-kupu.
Alexei masih belum memutuskan pandangannya dariku. Salah satu tangannya merayapi sofa lalu menyentuh pergelangan kakiku yang berada di atas sofa. Jantungku berdebar keras di dalam dadaku.
Ibu jarinya mengusap-usap mata kakiku perlahan. Nafasku tertahan di paru-paruku selama beberapa detik lamanya. Aku tidak tahu kalau pergelangan kakiku ternyata bisa terasa sensitif seperti ini.
"Aku..." Ia mulai bicara dengan suara sedikit serak. Film di seberang kami masih berputar tanpa ada yang menonton lagi. "Apa aku boleh menciummu, Rosie?"
Jantungku berdebar makin keras di dalam dadaku, bahkan telingaku sampai berdenyut-denyut karenanya. Aku tidak bisa menjawabnya langsung, jadi aku hanya memberikan anggukan kecil.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com