Tiba-tiba suara pintu yang dibanting terdengar hingga sesaat mengalahkan suara teriakanku. Carleon langsung menarik mulutnya dari leherku lalu mendongak ke sumber suara.
"Printsessa!" sapanya dengan antusias. Seluruh tubuhku masih terasa terbakar dan lemas tapi aku berusaha mendongak untuk melihat siapa yang baru saja datang. Leherku terasa basah karena darah yang masih mengalir dari luka tusukan kedua taringnya.
"Carleon," suara Alice terdengar menyapanya dengan tajam. "Maafkan aku," lanjutnya tiba-tiba. "Karena aku harus membunuhmu malam ini."
Carleon tersenyum lalu Ia menarik tubuhku seperti boneka dan mendudukkanku di atas kursi yang tadi Ia duduki. Rasa terbakar itu terasa semkain menjadi hingga aku tidak bisa menggerakkan tangan atau kakiku. Tapi aku masih bisa melihat dengan jelas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com