"Maka ceritakan dengan jujur!" Tegas Woobin berusaha menangkap Sojung. "Apa kau melakukan Kontrak atau semacam perjanjian dengan Ny.jung? Berikan kontrak dan perjanjian itu padaku, kau bilang dibayar tadi! Tunjukan itu dan mengenai kapsul itu mengapa kau membeli itu apa Ny.jung yang memberikannya padamu atau kontrak kalian berisi kau menjual rahimmu!".
"Tidak! Tidak ada kontrak sama sekali kumohon lepaskan aku" tangisnya memohon tapi menghindari Woobin yang berusaha menangkapnya.
"Kau tak mau juga berkata jujur!!" Woobin langsung melompati Sofa itu dan melayang menangkap Sojung. Dan akhirnya Sojung bisa ia tangkap.
"Aku harus memberi pelajaran karena mau terus saja mengunci kebenaran!" Kata Woobin sambil berusaha memikul Sojung. Sojung merontah agar terlepas dari Cengkraman Woobin.
Iapun terdiam saat mereka berada di dalam Lift suara tangisnyapun menghilang ia hanya terdiam di pukul Woobin. Woobin sedikit menguncangnya untuk memastikan bahwa ia masih dalam keadaan sadar.
"Kolam itu berada di lantai paling atas, jadi kau memiliki 5 menit untuk menceritakannya yang tujuanmu sebenarnya padaku!" Pancing Woobin.
"Tidak. Biarkan saja aku dimakan kelima buaya kelaparan itu, karena kau pantas mendapatkan itu. Mungkin dengan cara itu aku bisa bebas dan tak adanya,.." katanya terhenti dan meneteskan airmata.
"Tak ada yang apa!!" Sentak Woobin menguncangnya Tubuh Sojung yang dipikulnya.
"Tak ada yang memperlakukanku dengan kasar lagi" katanya dengan serak, seharusnya yang ia katakan adalah tak ada yang membudakkinya memaksanya dan menyiksanya lagi itu yang harus di sampaikannya, tapi ia malah melindungi Ny.Jung.
Mendengar pernyataan Sojung, Woobin terlihat sedikit merasa iba. Tapi ia kembali memikirkan dirinya dan kembali pada pikirannya ia tak suka di bodoh dan dianggap idiot.
"Kau tak mau jujur?" Katanya akhirnya
"Biarkanlah aku dimakan 5 ekor buaya itu, karena dosa-dosa terlalu banyak" Ting bunyi bahwa Lift telah sampai pada lantai yang paling atas. Sojung meneteskan airmata lagi dan jantungnya berdetak kencang, Woobin juga merasakan detak jantungnya itu.
*Gadis ini keras kepala sekali!*
Picis nya dalam hati dan melangkah menghampiri Kolam renannag ia menurunkan Sojung yang terlihat bergetar melihat kearah kolam.
*Apa aku akan mati hari ini?*
"Kau sudah menghitung jumlah buaya itu, wahhh mereka besar-besar semua dan terlihat sangat kelaparan" kata Woobin menakut-nakuti.
Sojung melihat kearah Woobin dengan wajah yang sangat pucat karena ketakutan sekali. "Aku kira kau cuma bercanda" katanya dengan suara kering.
"Aku tidak pernah bercanda, majulah" dorong Woobin pada tubuh Sojung yang langsung melangkah undur lagi karena ketakutan.
"Wae?! Mengapa kau melangkah kebelakang" ejek Woobin "apa kau takut?" .
"Aahni" cetus Sojung dengan serak. Dan tak mampu untuk mendekati kolam, matanya berkedip-kedip terus melihat kelima buaya yang berenang-renang dan melihat kearah Sojung. Kepala Sojung seakan berputar ia tidak membayangkan bahwa ia akan dimakan dan tulang-tulangnya remak oleh mulut beberapa buaya itu.
Tangan, kaki kepala dan badannya tidak terbayang akan digigit dan di patahkan oleh lima mulut buaya. Ia memundurkan langkahnya lagi dan tepat dibelakangnya Woobin. "Kau harus jujur padaku Kim Sojung-ah jika kau ingin terbebas dari 5 ekor buaya itu yang sangat kelaparan itu ?" Bisik Woobin memancing Sojung untuk mengatakan kebenaran.
"Aku sudah berkata jujur, tadi" tangisnya tertahan dengan suara gementar hebat seperti di sirami es batu.
"Benarkah" celetuk Woobin memegangi kedua bahu Sojung yang langsung menegang terkesiap kaget.
"Apakah kau benar-benar akan mendorongku kesana" -katanya bergetar. "..sekarang aku tidak bisa merasakan kakiku" ungkapnya bergetar hebat. Woobin mendorong Sojung selangkah dan membuat Sojung me-rem agar tak mendekat di kolam renang itu.
"Kumohon ampuni aku"
"Aku akan memberikanmu waktu tiga detik untuk jujur pada hitungan ketiga aku akan mendorongmu kearah mereka" "....1...2...ti..." Sojung masih menggelengkan kepala ia tak mau Woobin, tahu kalau tidak Keluarganya bisa mati semua, ia menutup mata dan merelakan dirinya yang mati saja. "Tiga!" Woobin tak percaya Sojung tak ada reaksi apa-apa. Ia langsung meramas pundak Sojung dan mendorongnya masuk kedalam kolam renang segera 5 buaya yang sudah di ikat mulut nya itu berlomba-lomba mendekati Sojung yang sudah tenggelam dalam air.
Saat di dalam air sojung membuka matanya pelan-pelan dan melihat 5 lima buaya itu berenang berdekatan padanya.
*Akhirnya aku bisa terbebas, tak apa dengan cara sadis seperti ini* ujarnya dalam hati sambil menutup mata.
Sojung juga tak tahu berenang dan terus berbaring didalam air dengan pasrah. Woobin yang melihat teguhnya hari Sojung membuatnya merasa bersalah ia mengingat saat ia menyuruh Sojung berlari, di kedinginannya suasana jembatan Han pada malam hari yang menusuk tulang dan kencangnya angin yang menerpa Sojung dengan gaun pengantinnya yang membuatnya melayang terjatuh dan terjatuh, ia melihat kukuhnya Sojung saat di marah dan di betak juga di main kasar oleh Woobin dan kini ia merelakan dengan dirinya akan dimakan buaya demi lindungi kebenaran yang ia simpan. Woobin mengepalkan tangan merasa marah karena tak berhasil membuka mulut Sojung. Gadis itu dengan bodohnya merelakan nyawanya dengan apa yang ia pegang kukuh.
*Sebenarnya kebenaran apa yang ia pegang sampai merelakan nyawanya dengan bodoh!!! Ia bisa berkata jujur padaku maka mungkin aku akan membebaskannya! Dasar gadis bodoh!!!* Cercahnya dalam hati dan melompat turun menyelamatkan Sojung yang sudah tak timbul-timbil di permukaan.
Ia berenang mencapai Tubuh Sojung dan mengangkatnya keatas, ia di bantu oleh petugas yang ia suruh itu. Sojung di naikkan di pinggir kolam dengan keadaan tak sadarkan diri. Woobin segera melakukan CPR untuk pertolongan pertama.
Setelah lumayan lama memberi nafas buatan akhirnya, nafas Sojung Kembali dan membuat ia memuntahkan air yang ia telan keluar sambil batuk-batuk kepalanya pusing penglihatannya nanar dan tak jelas ia pingsan kembali. Setelah diraba pada nadinya ternyata Sojung hanya pingsan saja. Ia langsung menggendong tubuh Lemas dan kaku Sojung untuk kembali ke Apartemennya.
(Flashback)
"Tapi pak" cetus petugas itu. "...Nanti ada yang terluka jika buaya di taruh pada kolom itu".
Woobin keluar dari kamarnya dan berbicara di luar, Sojung sudah ketakutannya Woobin dengan gilanya meminta 5 ekor buaya di lepaskan di kolam renang pada apartemen mereka.
"Selotipkan mulut mereka karena aku hendak menakut-nakuti seseorang" kata Woobin .
"Oh ya baiklah pak"
Woobin mengakhiri obrolannya dan datanglah Sojung sambil meneriakinya.
(Back)
Dokter memeriksa keadaan lemah Sojung akibat syok berat. "Ia bisa saja mati karena bisa segera serangan jantung karena terguncang sekali, dia juga harus banyak istriharat dan tidak banyak berpikir karena ia mengalami depresi dan kelelahan, tidurnya juga tak pernah lelap. Jadi biarkan dia istrirahat dalam seminggu jangan biarkan dia kelelahan juga memikirkan pikiran yang berat karena ia bisa saja mengalami Serangan jantung akibat Syok tapi. Oh iya Woobin-ah, untuk seminggu ini jangan memarahi atau membentaknya apalagi menakuti-nakutinya karena mungkin saja ia akan serangan jantung secara tiba-tiba". "..jika kau ingin memberikannya kegiatan jangan mengejutkannya okey, untuk seminggu saja, biarkan detak jantungnya berjalan normal dulu" jelas Dokter Pribadi Woobin.
"Baik dokter". Jawab Woobin mengerti dengan apa yang dokter pesankan.
"Kau beruntung sekali mendapatkan istri secantik dia, jaga dia baik-baik karena ia terlihat menyedihkan dan banyak pikiran. Dia sangat cocok denganmu" mendengar Itu Woobin mengigit bibirnya.
Beberapa jam kemudian Sojung terbangun dari tidurnya dan melihat langit-langit yang membuatnya merasa aneh. Ia langsung terduduk dari tempat ia berbaring dan melihat-lihat keadaan yang tidak terlalu terang.
"Oh syukurlah itu hanya mimpi " ujarnya bersyukur "..aw!" Desisnya kesakitan karena tangannya ditusuk jarum impus. "Apa ini?!" Binggungnya . Tiba-tiba lampu kamar menyalah dan masuklah Woobin. "Istriharatlah!" Seru Woobin berjalan mendekati Sojung.
Sojung langsung melihat sekelilingnya, ia melihat ia berada di dalam kamar Woobin. "Hah?!' desusnya "maafkan aku, kalau aku berani tidur dikamarmu tuan, sungguh aku juga tak sadar bahwa aku akan ada disini" ujar Sojung beranjak menuruni ranjang Woobin dan menunduk berkali-kali meminta maaf.
"Jika aku tak tahu kalau Kau Sojung dan yang kutahu kau Sowon apa yang akan kau lakukan?" Tanya Woobin dengan nada halus.
"Tapi tepat saja aku akan ketahuan, karena tuan akan melihat wajah tanpa make-up ku" jelas Sojung menunduk.
"Bisakah kau menceritakan kebenaran itu padaku, aku tak akan kasar dan memarahimu lagi aku janji" kata Woobin membujuk Sojung.
Sojung langsung berlutut dihadapan Woobin yang terdiri di depannya. "Jika tuan ingin membunuhku, silahkan aku akan senang "
Woobin membuang wajah kearah lain karena gagal membujuk Sojung. "Apa Ada yang mengancammu?"
Sojung menggelengkan kepala dan meneteskan Airmata ingin sekali ia mengaduh tapi hatinya melarang. "Apa yang aku katakan padamu tuan itu kebenarannya"
"Aku tahu kau menyimpannya, kumohon katakan padaku bukannya aku sudah berjanji padamu kau mau aku harus apa?!"
"Kita jalani ini saja sampai akhir" kata Sojung menegadakan kepalanya melihat Woobin.
"Tentang Obat itu, apa maksudnya?!"
Mata Sojung seakan mencari-cari alasan apa yang harus digunakannya untuk menjelaskannya pada Woobin.
"Aku punya niat jahat padamu, aku akan menaburkan obat itu pada Minuman atau makananmu agar aku bisa menguasai Tubuhmu agar aku bisa mengandung anakmu, untuk mengancammu agar memberikan hartamu padaku, ya karena kau inginkan adalah hartamu" jelas Sojung berbohong. Mendengar niat Lucu Sojung Woobin tertawa terbahak-bahak.
"Kau lucu sekali" ejek Woobin. "Umurmu berapa?" Tanya Woobin dengan tatapan dinginnya.
"18 tahun" ucap Sojung.
Woobin menjongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan Sojung. Ia mencabuti jarum impus Sojung dan membuangnya kesembarang arah. Ia memegang bahu Sojung yang terkejut dengan ekspresi terkesiap menatap Woobin dengan gugup. Woobin mengangkat tubuh Sojung untuk berdiri dan ia memalingkan kepalanya kearah meja yang terletak remote AC ia mengambil remote itu dan melemparkan mengenai kontak lampu. Hingga membuat lampu kamar Woobin padam. Kini mereka berdua saling berpandangan dikegelapan dengan hanya terang oleh lampu tidur.
"Aku memenuhi keinginanmu malam ini" ujar Woobin membuat Sojung mulai was-was. Ia seakan melangkah untuk mundur tapi Woobin memegangi kedua bahunya menariknya mendekat padanya ia langsung menempelkan bibirnya pada Bibir Sojung. Kedua tangan sojung menadah Tubuh Woobin agar tidak mendekap pada tubuhnya ia merusaha mendorong tubuh Woobin untuk melepaskan bibirkan yang menempel pada bibirnya.
Melihat reaksi Sojung, Woobin melumat bibir bawah dan atas Sojung sehingga membuat sojung mendesah minta agar ia dilepaskan. Lumayan Woobin semakin liar dan ganas. Sojung dengan sekuat tenang mendorong dada Woobin yang mulai terfokus pada ciumannya. Woobin terhempas jatuh keranjang Sojung melarikan diri tapi dengan gesit Woobin menangkap tangan Sojung. Dan menariknya dalam pelukannya.
Woobin dengan langsung mengedarkan ciumiannya pada leher belakang Sojung dengan hidungnya untuk mencium aroma terapi tambahan tubuh Sojung yang wangi bah bunga mawar.
"Tuan kumohon jangan lakukan ini" tangis sojung merontah agar terlepas.
Karena sojung banyak bergerak dan membuat Risih Woobin, Woobin langsung menindihnya dirancang dalam keadaan tengkurap. Ia terus menjalarkan ciumannya menbauhi aroma tubuh Sojung.
"Bukannya ini yang kau mau Sojing-ah mmm" sambil menciumi leher belakang dan aroma rambut sojung.
"Woobin si kumohon" tangis Sojung merontah. Woobin langsung membalikkan tubuh Sohyun menghadap padanya. Ia memegang tangan Sojung teringat tepat di atas kepala Sohyun.
"Kau sendiri yang bilangkan, bukankah itu Maumu?" Kata Woobin melihat geram wajah sojung.
"Aku belum siap aku masih takut" cetus Sojung meneteskan airmata. "Sampai kapan kau akan berkata jujur!!" Tegas Woobin kesal. "Kalau kau tidak mau mengatakan dengan jujur aku akan memperk**amu sekarang!" Sojung menggelengkan kepalanya tanda tak mau memberitahukannya. Woobin langsung lumat bibir Sojung dengan kasar dan liar dan ia menurunkan ciumannya pada leher Sojung. Sojung merontah dibuat Woobin. "Baik,..hiks hiks baiklah" mendengar itu Woobin menghentikan Kegiatan menyiksa Sojung.
T
B
C
Semoga kalian menyukainya
Jangan lupa vote ya mantenan
Biar si author RAFXBack semangat demi menulis fanfiction buat kalian !!!