webnovel

Part 5

5.

Chapter 5 :

Demons pergi menuju kamar yang Aileen tempati, yaitu kamar utama miliknya. Ia membuka pintu perlahan, kemudian menjumpai piring yang sudah tandas habis di atas meja.

Gadis itu sudah terlelap dalam keadaan bersandar di kepala kasur, Demons mengangkat tubuh Aileen perlahan dan membenarkan posisi agar tidurnya lebih nyaman. Memperhatikan raut wajah manis Aileen yang damai. Demons mengusap pelan rambutnya hingga Aileen hampir saja terbangun.

"Shuttt, tidurlah." Bisik Demons.

Demons menaikkan selimutnya sebatas dada dan merapikan nya, lalu kembali mengusap pucuk kepala Aileen sebelum Demons mencium keningnya lembut.

"Jangan pernah kau berpikir aku akan melukaimu, justru aku akan melindungimu sekarang. Jadi jangan takut kepadaku." Bisik Demons.

"Entah apa yang sudah kau lakukan padaku, hingga aku ingin secepatnya mengikatmu. Padahal jelas-jelas aku belum pernah berjumpa denganmu sebelumnya, perasaan ini sungguh aneh." umUjar Demons masih sibuk memandangi wajah manis Aileen.

Sebelum ia pergi keluar menuju kamar yang lain, ia tidak ingin membuatnya takut jika ia terbangun dan seranjang dengannya.

SKIP PAGI.

"Ughtthhh.."

Gadis manis menggeliatkan badannya, membuka matanya perlahan dan menyesuaikan cahaya yang masuk dari celah jendela

"Sudah pagi? Dimana orang itu? Huhh aku harus apa sekarang? Bagaimana caranya kabur dari rumah sebesar ini?" Gumam Aileen mengambil posisi duduk, memikirkan bagaima ia akan kabur sekarang.

"Aku mandi, iya lebih bak aku mandi dan setelahnya akan memikirkan bagaimana gue kabur." Gumam Aileen beranjak berdiri menuju walk in closet.

Skip mandi.

"Tok Tok Tokk"

Tiba-tiba saja ada suara ketukan dari pintu kamarnya, Aiileen sekarang sedang mengeringkan rambut basahnya ngomong-omong dia habis keramas tadi.

"Saya masuk ya Non?" Tanya seseorang di balik pintu.

"I-iya masuk." Jawab Aileen sedikit was-was.

"Nona Aileen sarapan dulu, sudah saya siapkan. Mau saya bawa ke kamar atau makan di bawah?" Tanya seorang maid mengajak Aileen sarpan.

"Oh, di bawah saja." Sahut Aileen meletakkan handuknya begitu saja.

"Baiklah Non, mari saya antar." Ajak maid.

RUANG MAKAN.

Disana, diatas meja makan yang begitu besar dan luas terdapat banyak makanan lezat yang berbagai jenisnya. Makanan sebanyak ini akan dimakan siapa? Dirinya sendiri? Melihat di meja makan ini hanyalah ada dirinya dan beberapa maid yang bediri tidak jauh dari meja makan.

"Demons, di-dimana?" Tanya Aileen memberanikan diri menyakan keberadaan laki-laki itu.

"Tuan Demons sudah dari pagi pergi ke kantor nona, dan saya bersama beberapa maid lainnya di tugaskan untuk menjaga dan memberikan saapan jika nona Aileen sudah bangun." Jawab maid tersebut.

"Maaf, aku tidak bisa makan jika kalian terus saja melihatku." Kata Aileen merasa risih.

Tentu saja siapa yang tidak risih ketika makan dan di lihat banyak pasang mata, apalagi hanya dirinya saja yang sedang makan.

"Baik Non, kalian kembali ke dapur." Sahut kepala maid pada maid lainnya.

"Terimakasih, paman tapi jangan panggil aku Nona, kau bisa memanggilku Aileen saja."

"Ahh Nona jangan seperti itu, nanti saya bisa dipecat tuan Demons."

"Benarkah paman?" Tanya Aileen terperangah.

"Kalau begitu nanti biar aku yang bilang pada Demons agar kau tidak di pecat, jadi kau bisa memanggil namaku saja mulai sekarang."

"Iya terserah Nona Aileen saja, karena Nona minta tidak di temani maka saya akan ke depan ya." Pamit kepala maid yang bernama Bagaskara itu.

"Apa disini ada taman? Aku merasa bosan paman, aku ingin merelaks kan tubuhku." Tanya Aileen menjeda makanan di dalam mulutnya.

"Ada di belakang nona, nanti nona bisa langsung kebelakang saja, pintu keluar langsung berhadapan dengan taman."

"Baiklah, paman bisa pergi." Aileen kemudian menyambung acara sarapannya.

"Aku akan melihat kondisi di taman belakang setelah ini, apakah ada jalan untukku kabur atau tidak ya?" Batin Aileen dan memutar otaknya, agar ia bisa menemukan jalan untuknya melarikan diri.

"Nah sudah, aku akan mencari jalan keluar sekarang." Gumam Aileen meninggalkan piringnya yang sudah tandas, begitu saja dan buru-buru menuju taman.

Sesampainya dia di taman belakang mansion, belum saja ia melangkahkan kakinya menuju taman, Aileen sudah di tegur pengawal yang berjaga di area sana.

"Nona ingin pergi kemana?" Tanya pengawal itu dengan menghadang Aileen.

"Aku ingin duduk di sana apa boleh?" Tanya Aileen langsung.

"Baiklah akan saya antar." Sahut pengawal itu.

"Astaga gimana ini?" Batin Aileen was-was.

Tidak lama itu, Demons sudah berada di teras mansion. Seharusnya dia ada pertemuan bersama colleganya, namun dia melupakan flashdisk penting yang ia letakkan di dalam laci meja ruang kerjanya.

"Selamat siang tuan!" Hormat Bagaskara.

"Dia sudah bangun?" Tanya Demons sembari terus berjalan dan di ikuti Bagas di belakangnya.

"Dia sedang di meja makan tuan." Jawab Bagas.

"Dimana? Mana dia?" Tanya Demons mengerutkan dahinya dan wajahnya memunculkan aura akan marah, ketika ia sampai di ruang makan dan tidak menjumpai Aileen disana.

"AILEEN!" Teriak Demons dengan lantang dan sangat keras supaya semua penjuru rumah bisa mendengarnya

"Astaga tuan Demons sudah pulang, mari nona ikut saya menemui tuan. Haduh bisa di amuk saya nanti." Sahut pengawal tadi dengan spontan menggandeng tangan Aileen dan mengajaknya ke sumber suara tuannya itu.

"Ada apa sih?" Tanya Aileen melepas cekalan tangannya dari pengawal, kemudian melangkahkan kakinya mendekati Demons.

"Dari mana saja?" Tanya Demons dingin dan terkesan angkuh.

"Maaf tuan, tadi nona Aileen ingin pergi ke taman belakang namun tidak jadi ketika mendengar tuan memanggil nona Aileen dengan keras." Jawab pengawal yang membawa Aileen untuk segera menemui Demons.

"Apasih ini? Aku kan cuma mau ke taman." Ucap Aileen menatap nyalang ke arah Demons.

"Kau ingin ke taman, dan mencoba memanjat tembok? Lalu kabur hum?" Tanya Demons mendekati Aileen dan memegang dagunya.

Menatapnya sebegitu dekat dengan suara bass khas milik Demons, sungguh membuat bulu kuduk Aileen berdiri ngeri.

"Ti-tidak ada, lagi pula mana bia aku memanjat tembok setinggi itu." Elak Aileen melepas cengkraman tangan Demons di dagunya.

"Yasudah, bagus! Kembali sana ke kamar. Bagas antar dia ke kamar." Perintah Demons dan selanjutnya ia pergi menuju ruang kerjanya.

"Ckk sialan sekali nasibku." Gerutu Aileen menghentak-hentakkan kakinya menyusuri tangga. Sesuai permintaan Demons tadi, ia kembali ke kamar.

Selesai pertemuan bersama colleganya, Demons bersama Elvio bersantai bersama secangkir kopi yang menemani mereka. Kenapa ada Elvio? Karena Elvio adalah sekretaris dari QN corp juga kebetulan sedang mengadakan pertemuan penting bersama GF corp di kafe yang sama.

"Hey Dem, ngomong-ngomong apa kabar dengan gadis yang lo beli semalam?" Tanya Elvio.

"Ada, dia masih hidup tenang saja." Jawab Demons acuh tanpa memandang lawan bicara dan lebih memilih mengecek ulang hasil pertemuannya. Sekretarisnya sudah ia suruh pulang sedari tadi.

"Ngomong ngomong, apa sudah kau sentuh dia?" Tanya Elvio.