webnovel

Untungnya Aku Bertemu Kamu

Cheng Xi, seorang psikiater baik berhati emas, yang akan melakukan apa saja untuk pasiennya. Lu Chenzhou seorang pengusaha yang dingin yang menolak perawatan karena kelainan emosinya. Ini adalah kisah tentang kebekuan hati seorang pria dan tekad seorang wanita untuk mencairkannya.

Baby_Crisan · Romance
Pas assez d’évaluations
204 Chs

Dia Idolaku Juga

Keterlambatan Cheng Xi dan Lin Fan cukup menarik banyak perhatian. Tian Rou datang menghampiri dari belakang, tersenyum jahat. "Apa yang kalian lakukan di sana?"

Cheng Xi dengan santai menjawab, "Dia baru saja menerima telepon. Sedangkan aku, suami Shen Wei minum terlalu banyak, dan ia bertanya apakah aku punya obat untuk ginjal."

"Kamu juga akrab dengan hal itu?"

"Tidak terlalu."

Tian Rou menatapnya dan Lin Fan, ia tiba-tiba bertanya, "Cheng Xi, apakah kamu juga menyukai Lin Fan?"

Cheng Xi agak kaget mendengar pertanyaan mendadak itu, dia tidak mengerti kenapa pembicaaraan menjadi ke arah sana. Namun dia menjawab jujur, "Ya, ia juga idolaku dulu."

Wajah Tian Rou terlihat kaget, lalu berseru, "Oh tidak! Bagaimana mungkin aku bisa mengalahkanmu?"

Cheng Xi hanya menjawab dengan tawanya. Tian Rou terlihat syok untuk beberapa saat hingga saat Shen Wei memanggil mereka untuk bersama-sama ke spa. "Aku kira aku adalah pemeran utamanya, tetapi ternyata hanya sebagai pemeran pendukung. Jika kamu sadari, kalian berdua adalah pasangan yang serasi: protagonis pria dan wanita yang diberkati surga." Setelah mengatakan hal itu, dia menggenggam tangan Cheng Xi, dan dengan hati-hati berkata, "Aku akan meninggalkan Lin Fan untukmu. Jika dia memilihmu, tolong perlakukan pujaanku itu dengan baik."

Cheng Xi tidak dapat berkata-kata. Shen Wei berjalan mendekat, hanya mendengar potongan terakhir dari percakapan mereka. "Menjaga siapa? Ada masalah apa, Rou?"

Tian Rou menghela napas. "Aku bingung karena kesepian."

Cheng Xi menyeruak diantara mereka berdua sambal tertawa.

Ketika kerumunan riuh menuju spa, namun Cheng Xi menolak untuk bergabung karena masih dibebani kejadian tadi. Selain itu, ia juga tidak menyukai kegiatan seperti itu. Setelah berdebat, Shen Wei akhirnya mengalah dan membawa sisa kerumunan. Tetapi, tak lama ia kembali.

Cheng Xi heran, "Mengapa kamu sudah kembali?"

"Oh, suamiku disana, dan aku juga tidak terlalu menyukai kegiatan itu. Maka, aku sebaiknya kembali dan menjagamu."

Cheng Xi tertawa. "Apa yang aku takutkan? Pengantin wanita meninggalkan pengantin pria hanya untuk menemaniku."

Shen Wei mengabaikan kata-katanya. "Akan lebih tepat jika mengatakan ia yang meninggalkanku lebih dahulu. Teman-temannya segera mengusirnya setelah ia minum obat dan sedikit pulih. Tidak ada banyak pilihan, dengan Lu Chenzhou menjadi tokoh utama. Sejujurnya, aku cukup terkejut dia mau repot-repot hadir."

Cheng Xi terkejut, bertanya, "Mengapa?"

"Karena Lu Chenzhou sangat sulit untuk diundang menghadiri suatu acara. Dia terkenal pendiam, dan tidak pernah menghadiri pertemuan pribadi sebelumnya."

"Benarkah?" Cheng Xi tertawa dengan cara yang tidak biasa dan bahkan diam-diam berpikir, Mengapa seseorang yang sebelumnya tidak pernah menghadiri acara sosial lalu tiba-tiba menerima undangan pernikahan Shen Wei?

Ia ingin bertanya seberapa jauh Shen Wei mengenal Lu Chenzhou, tetapi ini acara pernikahannya, jadi ia mengurungkan niatnya itu.

Shen Wei memutar matanya. "Hanya satu kata: melelahkan! Aku tidak akan mengadakan acara seperti ini lagi. Itu adalah siksaan!"

Cheng Xi justru tertawa. "Apakah kamu berencana melakukan ini beberapa kali?"

"Siapa yang bilang? Siapa yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan?"

Cheng Xi mendorongnya perlahan—ini adalah malam pernikahannya, dan ia masih mengatakan hal seperti ini?

"Aku mengatakan kebenaran. Di zaman sekarang, menikah seumur hidup adalah sebuah keajaiban."

"Itu akan menjadi kenyataan bila kamu berpikir seperti itu," tegur Cheng Xi.

"Aku tidak tahu kalau kamu masih percaya tahayul, Dr Cheng." Shen Wei mencubit pipinya saat dia meletakkan tangannya di bahu Cheng Xi. "Apakah Tian Rou mengatakan yang sebenarnya?"

Pembicaraan berubah dengan cepat dan Cheng Xi tidak sepenuhnya mengikuti. "Apa?"

"Bahwa Lin Fan juga naksir kamu."

"… bagaimana kamu tahu hal itu?"

"Tentu saja Rou yang memberi tahuku." Shen Wei tersenyum licik saat dia menggoda, "Persiapkan dirimu. Untuk memeriahkan pesta, malam ini tersedia suite untuk pria dan wanita. Kamar pria disebelah, jadi… kamu tentu tahu."

"….."