webnovel

Untungnya Aku Bertemu Kamu

Cheng Xi, seorang psikiater baik berhati emas, yang akan melakukan apa saja untuk pasiennya. Lu Chenzhou seorang pengusaha yang dingin yang menolak perawatan karena kelainan emosinya. Ini adalah kisah tentang kebekuan hati seorang pria dan tekad seorang wanita untuk mencairkannya.

Baby_Crisan · Romance
Pas assez d’évaluations
204 Chs

Aku Tidak Takut Dengan Kematian

Cheng Xi bangkit. "Aku pergi dulu." Tetapi Shen Wei segera mencegatnya dan bertanya, "Benarkah dulu kamu pernah mencintai Lin Fan?"

…Bagaimana bisa rumor itu berubah menjadi ia mencintai Lin Fan? Gosip itu berkembang cepat tak terkendali. Dia mengatakan dulu pernah naksir pria itu, kan? Dulu! Dulu!

Shen Wei tidak dapat menahan tawa lagi. "Kalau begitu, kamu seharusnya tidak memberi tahu Rou mengenai hal itu!"

Cheng Xi tidak ingin membahas hal ini lagi. "Mengapa kamu masih disini? Mengingat kamar-kamar itu dan para wanita cantik ini, kamu harus berhati-hati jangan sampai seseorang mencuri pengantin priamu."

Shen Wei menjawab dengan tegas, "Coba saja! Jika ia bisa dicuri, berarti sejak awal ia tak pantas untukku."

Setelah mengatakan hal itu, ponselnya berbunyi; tak lama kemudian, Fu Mingyi menghampiri mereka.

Cheng Xi membuka pintu, dan Fu Mingyi menjulurkan kepalanya. Beberapa orang ikut dibelakangnya. Di belakang pintu ada dua orang pelayan mengawal seorang wanita yang memakai setelan merah muda. Cheng Xi teringat bahwa gadis itu yang menangkap buket bunga, dan menjadi salah satu pengiring pengantin.

Fu Mingyi agak bergoyang saat berjalan, dan pipinya tampak merona sebagai bekas dari alkohol. Terlepas dari pengaruh alkohol, dia masih cukup sadar untuk membawa gadis itu. Terkejut, Shen Wei bertanya, "Siapa ini?"

Fu Mingyi menggaruk kepalanya saat menjawab, "Dia pergi mandi setelah minum terlalu banyak, dan hampir saja tenggelam di bathtub…. Ini ruang istirahat untuk wanita, benarkan? Bisakah aku meninggalkannya disini malam ini? Hotel ini penuh, dan tidak ada ruang untuk tambahan orang."

Cheng Xi tidak keberatan. Tetapi alih-alih fokus pada gadis itu, pandangannya mengarah keluar, seorang pria bersandar pada sebuah tiang lampu dan hanya sebagian wajahnya yang terlihat.

Lu Chenzhou.

Karena pencahayaan, wajahnya terlihat agak cemberut. Untuk beberapa alasan, ia terlihat tidak bahagia, dan emosi negatif yang terlihat.

Setelah memperhatikan tatapan Cheng Xi, dia melirik dengan acuh tak acuh.

Cheng Xi segera membuang muka saat Lu Chenzhou berjalan menghampiri. Shen Wei sedang membantu pelayan merawat gadis yang mabuk itu, dan bertanya, "Mengapa kamu tidak membiarkan seseorang membawanya kembali? Mengapa kamu masih di sini? Bukankan kamu mengatakan ingin menikmati pemandian air panas?"

Cheng Xi mengangkat alis matanya. Pertama-tama, apakah seorang germaphobia seperti Lu Chenzhou pernah mandi di tempat seperti ini?

Tetapi Fu Mingyi menjawab, "Jangan berkata seperti itu. Tepat ketika kami akan melepaskan baju, Direktur Lu membutuhkan sesuatu. Jadi, sebaiknya aku mencari Hengjin saat itu. Hengjin adalah pengiring pengantin yang mabuk, konon ia adalah kerabat jauh Shen Wei. Setelah Fu Mingyi mengatakan hal ini, ia menatap Cheng Xi, agak malu. "Cheng Xi, kamu tidak minum malam ini ya? Temanku harus segera pergi, tetapi ia terlalu mabuk untuk mengemudi, dan kami tidak dapat menemukan sopir jam segini, bisakah aku sedikit merepotkanmu untuk memberikannya tumpangan? Tidak terlalu jauh kok—hanya setengah jam perjalanan kesana dan kembali."

Cheng Xi tidak menjawab, hanya memandang Lu Chenzhou lagi. Dia berdiri di sisi ruangan dan terlihat cukup sadar dan mampu untuk mengendarai mobil.

Kali ini ia bertindak cukup sopan, berbalik kearah Cheng Xi dan menggenggam tangannya begitu Fu Mingyi selesai bicara. "Maaf sudah merepotkanmu."

Ia tidak terlihat seperti pria yang sengaja memberikan kondomnya tadi.

Cheng Xi tidak dapat menerka apa yang pria itu pikirkan, ia enggan untuk menyetujui. Hanya karena tatapan memohon Shen Wei dan Fu Mingyi serta bisikan Shen Wei--- "Antarkan dia segera, dia hanya akan mengacaukan malam pernikahanku bila tinggal di sini lebih lama"—yang akhirnya membuat ia setuju.

Cheng Xi menghela napas. Dengan bijaksana ia menjawab, "Aku tidak sering mengemudi, dan mungkin bukan pengemudi yang baik" sebagai usahanya untuk menolak.

Lu Chenzhou segera menjawab. "Jangan takut, aku tidak takut dengan kematian."

Kata-katanya itu membuat Cheng Xi terdiam, dan Shen Wei terlihat mulai khawatir. "Lagi pula, mengapa aku tidak mencari temanku yang lain saja? Sejujurnya, aku juga agak khawatir meminta Cheng Xi intuk mengemudi."

Fu Mingyi menggelengkan kepalanya. "Lupakan saja, mereka semua sedang mandi. Tidak sopan menyuruh orang untuk keluar. Jangan khawatir, Cheng Xi adalah seorang dokter dengan kepribadian yang dapat diandalkan. Selama ia mengemudi perlahan, tidak akan terjadi masalah. Bekan begitu Direktur Lu?"

Lu Chenzhou mengangguk.

Sementara itu, Shen Wei menatap Fu Mingyi tanpa kata. Keduanya saling memandang, Shen Wei akhirnya berhenti berbicara. Keduanya mengantar Cheng Xi dan Lu Chenzhou ke garasi. Setelah melihat mobil menjauh, Shen Wei mengerutkan kening. "Apa yang kamu dan Lu Chenzhou rencanakan?"

Fu Mingyi tertawa dan memeluknya, "Apa yang bisa kami rencanakan? Aku hanya meminta temanmu mengantarkan pria itu."

Shen Wei berbalik untuk menatapnya. "Benarkah? Kalian berdua berperilaku sangat aneh, apalagi Lu Chenzhou. Dan sangat aneh dia datang hari ini."

Fu Mingyi mencium pipinya. "Apa yang aneh? Bukankah suamimu ini yang mengundangnya? Dan aku ingin dia pergi karena jika tetap tinggal, malam ini kita akan…"

Kata-katanya tenggelam dalam tawa mereka. Shen Wei sedikit mendorongnya. "Tindakanmu benar."

"Dengan istriku sendiri, buat apa aku bersikap sopan?"