webnovel

CHAPTER 23 | Kekuatan Ilahi

— Chapter 23

Hera yang menonton pertandingan tersebut merasa gembira, saatnya ia mempunyai lawan yang setara untuk menggunakan kekuatan penuhnya. Hera mempunyai kekuatan "Devine Authority" atau Otoritas Ilahi bisa disebut juga Kekuasaan kehendak pada kekuatan Ilahi, disebutkan bahwa kekuatan ini dapat menggunakan berbagai kekuatan yang berhubungan dengan Ilahi, seperti kekal dan tidak dapat dipengaruhi, mengubah takdir seseorang, memanipulasi keberuntungan, tak dapat mati, tidak dipengaruhi oleh Alam itu sendiri, banyak lagi kekuatan yang dapat dikuasai oleh Ilahi.

Dapat memanipulasi keberuntungan, dan saat ini Kekuatan otomatis aktif mengikuti kemauan kegembiraan dari hati Hera untuk bertarung pada RunGauntlet selanjutnya. Hera ditunjuk oleh Aphrodite untuk mengikuti RunGauntlet Ronde ke 3 melawan Canon, hati Hera sangatlah senang karena akan melawan musuh yang dapat mengalahkan Poseidon dan Ares, dimana kedua dewa tersebut termasuk Golongan dewa yang Kuat. Hera menantikan jadwal pertarungannya, yaitu ketika matahari menunjukkan tepinya pada pagi hari. Canon dibiarkan istirahat selama 3 Jam sebelum matahari terbit, ia ingin berbicara pada Neva, namun Aphrodite tak akan mengizinkannya sebelum Canon dapat mengalahkan semua dewa yang ada di Olympus.

Neva tetap di tahan pada Ruang tahanan Dewa, dan akan dikeluarkan jika pertandingan Canon ingin dimulai. Satu jam sebelum pertandingan dimulai, pikiran Canon tercampur Aduk, ia bingung apakah mengeluarkan Aura saat Pertandingan adalah Ide yang bagus, di satu sisi ia ingin melawan musuh yang setara, di sisi lain ia ingin cepat menyelamatkan Neva dan memulihkan tatanan Dunia. Satu jam telah berlalu dan Canon dipanggil untuk segera pergi ke Arena, pihak kiri dan kanan saling bersiap-siap, Canon kembali melangkahkan kakinya di Arena yang ia pijak sebelumnya. Sedangkan Hera sangat Bergebu-gebu ingin melawan Manusia yang setara dengan Dewa, tetapi ia yakin tak akan setara dengannya.

Pintu arena dari masing-masing pihak telah terbuka, kini Para penonton sudah goyah oleh imannya, 2 Dewa kuatnya telah dikalahkan dan dimusnahkan oleh Canon. Bahkan dengan kekuatan ilahi dari Hera, kedua Dewa tersebut tak dapat lagi dihidupkan jika bukan Canon yang menghendaki, Hera keluar dari tempat persiapan begitu juga dengan Canon. Keduanya bersiap untuk bertarung, terlihat Devine Authority milik Hera telah aktif sebelum pertarungan, kekuatannya tak dapat mendeteksi kekuatan milik Canon, inilah kecurangan Hera sebelum pertarungan. Hera heran dan bingung mengapa Kekuatan tidak dapat menganalisis informasi milik Canon, ternyata Canon juga sudah mengaktifkan Knie agar memblokir analisis dari Devine Authority. Hanya dalam hitungan detik pertarungan akan dimulai, Wasit sudah mulai menghitung mundur dalam 3...,2....1...!!!. Petarung telah dimulai, Hera dengan Devine Authoritynya dan Canon dengan Auf — Die — Knie akan saling berhadapan.

Hera sang Dewi pengguna kekuatan Ilahi menjadi Tak terkalahkan, dengan kehendaknya ia dapat mengubah Takdir seseorang, membunuhnya tanpa menyentuh, menghidupkan orang yang sudah meninggal, mengendalikan beberapa Elemantal, tak dapat mati, hidup yang kekal, dapat reinkarnasi sepanjang ia mau, regenerasi yang luar biasa, keabadian yang tak terikat oleh alam, mengatur berbagai kausalitas, merubah Konsep lawan dan sampai tahap menghapus keberadaan lawan secara Langsung dan Utuh. Tetapi diingat bahwa Canon memiliki itu semua menjadikannya makhluk tak dapat disandingi, Hera sangat percaya bahwa dengan Devine Authority miliknya semua akan teratasi dengan lancar.

Canon sudah memutuskan, bahwa ia akan tetap menahan kekuatannya hingga menyisakan 10 persen Energi. Sedangkan Hera akan benar-benar mengeluarkan 100 persen kekuatannya dengan tingkat Ilahi yang besar, pertandingan telah dimulai, Hera mengeluarkan Buku dengan menyobek dimensi lain dan mulai menulis nama Canon, barangsiapa yang tertulis di dalam buku itu maka dia akan benar-benar mati dan binasa. Setelah selesai menulis nama dari lawannya, Hera tertawa terbahak-bahak seperti ia telah membuat Canon Skakmat. Sudah lima menit berlalu tetapi tak ada yang terjadi pada diri Canon,Hera telah mengetahui hal tersebut karena dengan Otoritas Ilahinya ia juga dapat melihat masa depan yang berjarak 100 tahun kedepan.

Tetapi yang membuat Hera heran bukanlah karena ia tak mati oleh bukunya, tetapi yang membuat ia heran adalah Canon yang masih terlihat jiwa dan raganya dalam jarak waktu 100 tahun kedepan. Hera berfikir ini adalah masalah besar, apakah Dewa disini akan mati dan tak akan ada yang selamat termasuk Zeus. Hera benar-benar tak bisa meremehkan Canon, ia akan merubah semua takdir yang buruk bagi Olympus. Hera membuka kekuatan Jam waktu, terlihat terdapat Jam besar di belakang Hera, ia akan pergi ke 100 tahun kedepan untuk melihat Canon. Tetapi hal yang tak mungkin terjadi, ia tak dapat pergi dalam 100 tahun kedepan, Canon masa depan telah memblokir hal tersebut, Canon masa depan memiliki kesadarannya tersendiri akan hal tersebut. Dan Hera tersadar bahwa ini semua hanyalah pengulangan Paradox.

Hera tak yakin bahwa Zeus pun dapat mengalahkannya, Hera berkata ke arah kursi para Dewa bahwa "Hai kalian para Dewa, kemungkinan kalian tak akan bisa melawan Makhluk ini, ini bukanlah makhluk yang dapat kalian permainkan, sesungguhnya jika makhluk ini murka maka Tatanan Dunia pun dapat Hancur di depannya". Zeus tercengang mendengar Hera berkata seperti itu, Dewi dengan sebutan otoritas Ilahi berbicara seakan-akan dirinya dan semua Dewa disini Kalah melawan bocah ingusan tersebut, semua Dewa di kursinya masing-masing tertawa terbahak-bahak tetapi tidak dengan Zeus , Hermes dan Aphrodite.

Hestia berkata "Wahai Hera, apa yang membuatmu ketakutan seperti ini? bukankah kekuatanmu paling besar disini? dengan Otoritas Ilahi kau dapat mengendalikan apapun, Apa karena kekuatanmu tak pernah diasah Hahahaha!", Hera hanya tersenyum mendengar hinaan tersebut, ternyata inilah takdir sesungguhnya, para Dewa telah sombong dan membangkang di hadapan sang Maha Kuasa. Tetapi demi keselamatan Olympus, Hera akan tetap melawan Canon dengan semaksimal mungkin, Hera tetap berdiri teguh dengan niatnya yaitu tak akan membuat Olympus Runtuh.

Hera mengambil sehelai kertas, dengan gemetar tangannya menulis ulang alur cerita dari Unsolved World secara menyeluruh. Hera menulis semua kejadian dengan terstruktur tetapi tidak dengan Canon, ia menghilangkan nama Canon dari ayat tersebut. Terlihat bahwa Ruang, Waktu, Dimensi, Alam, Ayat, Cerita telah berubah secara halus dan cepat, seperti Video Game yang sedang pembaruan ulang, Waktu dan Tempat masih diperkirakan sama yaitu saat pertandingan berlangsung. Kesadaran para Dewa dan Penonton kembali pulih tetapi Jiwa & Roh dari Poseidon dan Ares tak dapat kembali, satu-satunya yang menjadi perhatian ialah Canon yang tetap berdiri walaupun Dunia telah diubah sedemikian rupa. Hera tak salah menulis, nama Canon benar-benar sudah hilang tetapi Canon berkata "Authorku saja tak dapat menghilangkan ku, dan kau beraninya ingin mengubah alur yang sudah ditentukan oleh sang Author"

Hera kaget sampai tak dapat berbicara, ia hanya terdiam dan jatuh melihat Canon yang masih ada di dalam cerita ini, ia pun tak tahu siapa itu sang Author yang dimaksud. Lantas Hera bertanya "siapakah Author yang kau maksud?", Canon membalasnya dengan nada yang agak tinggi "Bawahan seperti mu tidak akan tahu jika memang ditakdirkan untuk kalah. Cerita ini benar-benar saya yang membuatnya, akulah Canon sang ketetapan dari cerita atau bahkan mengatur cerita itu sendiri, Author hanyalah alat untuk menuliskan cerita ku pada Dimensi Author itu sendiri". Mendengar hal tersebut Hera benar-benar tak kuat melawannya, terlihat Devine Authority milik Hera perlahan menghilang seiring Imannya yang sudah jatuh, Hera memohon kepada Canon untuk memaafkan dirinya. Dari jauh Zeus berteriak "Wahai Hera kitalah yang Maha Agung, untuk apa kau memohon kepadanya", Hera tak kuat menahan Rasa nangis dan berbicara "Makhluk ini lah Yang seharusnya kalian Agungkan, dia adalah Hukum dari segala Hukum". Dari jauh terlihat Hestia, Artemis dan Demeter pergi kearah Arena dan menyerbu Canon...

Bersambung...