Dengan kecepatan berkendara yang normal. Kevin segera mendaratkan dirinya di sebuah restoran yang biasa ia kunjungi bersama dengan Shazia.
"Aku sangat ingat, Sayang. Kamu selalu memesan steak dan es lemon tea di tempat ini. Dan saat ini aku juga memesan makanan yang sama, Zia," pikir Kevin merasa bernostalgia.
Ia selalu melakukan hal yang sama di sana sepanjang hari. Ia akan memesan dua makanan seolah ia sedang makan bersama dengan istrinya. Bayangan, senyuman, serta percakapan dengan Shazia pun sering di dengarkan melalui sanubarinya. Setelah selesai menyantap makanannya. Ia segera berlalu dari sana.
"Setelah ini, aku mau pulang ke apartemen dan melanjutkan misi selanjutnya." Kevin masih berbicara di dalam hatinya.
Ketika ingin memutar setir mobilnya. Ia merasa seperti ada kendala saat melakukan hal itu. Karena tidak fokus dalam mengendalikannya. Ia juga harus menelan kepahitan di jalan raya. Mobil yang ia kendarai dengan brutal masuk ke dalam jurang.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com