"Adik, aku—"
"Sudah, aku tidak akan mengungkapkannya. Aku sudah melupakannya, Kak." Shazia langsung memeluk Bryan. "Keluargaku hanya sedikit. Aku tidak akan mungkin melakukan itu, Kak. Sampai detik ini mama juga belum pernah menanyakan kabarku. Aku tahu mereka pasti sudah sangat membenciku. Dan kamu, kenapa tidak pernah pulang ke rumah?"
"Aku diusir dari rumah," jawab Bryan dengan cepat.
"Hah? Ke–kenapa kamu bisa diusir dari rumah? Apakah karenaku?" tanya Shazia seraya menatap wajah Bryan dengan tatapan resah.
Bryan langsung mengalihkan pembicaraan. Ia langsung mengajak Shazia untuk segera beristirahat di dalam kamar. Shazia pun tidak bisa banyak berkata-kata. Ia hanya bisa diam, dan mengikuti setiap titah dari kakaknya. Setelah merebahkan tubuhnya, wanita itu langsung memejamkan kedua matanya.
"Adik, kamu tidak membersihkan wajahmu?" tanya Bryan karena merasa ada hal yang aneh dengan Shazia.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com