"Permisi," ucap Shazia kepada semua orang yang melintasinya.
Setelah masuk ke dalam lift, ia langsung memejamkan kedua matanya untuk menenangkan pikirannya yang sudah berantakan.
"Hah, bodohnya aku! Kenapa aku harus datang ke sini? Aku bisa saja menolaknya, 'kan? Ah, bodoh!" ucapnya kesal.
Setelah pintu lift terbuka, ia langsung berjalan menuju ruangan Harshad. Ya, dia lupa kalau dirinya sedang menyamar menjadi orang lain. IIa dengan santainya berjalan tanpa harus bertanya kepada semua karyawan kantor. Tentu saja hal tersebut membuat Harshad merasa bingung. Lelaki itu ternyata sejak awal sudah memantau gerak-gerik wanita tersebut.
Setelah sampai di depan ruangan Harshad, Shazia sedikit memperlama gerakannya untuk masuk. Ia terlebih dahulu menghelakan nafasnya agar tidak terlihat terlalu tegang. Setelah merasa rileks, ia mulai masuk ke dalam ruangan bernuansa modern itu. Dengan bermodalkan senyuman manis, ia mampu membuat Harshad turut ikut tersenyum.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com