Alzanno menghela nafasnya.
"Dicicip aja Elzia. Ini untuk menu makanan di acara wedding kita nanti hmm supaya kita bisa tahu bahwa makanan ini layak atau tidak untuk ada pada saat acara pernikahan kita nanti," ucap Alzanno.
"Oh gitu. Makanya dari tadi tuh ngomong dong. Gak jelas banget," ucap Elzia lalu menarik kursi dan duduk.
"Kamu tuh kebiasaan. Susah ya emang kalau kasih kejutan ke kamu. Masih mau kasih udah dimusuhi, dicurigai, difitnah, dituduh dulu. Huft," ucap Alzanno.
"Ya maaf. Saya kan gak tahu. Ya udah ini saya cicipi," ucap Elzia.
"Hmm," balas Alzanno hanya dengan deheman saja.
"Giliran saya ngomong bagus cuma didehemin doang," ucap Elzia kesal.
"Iya Elzia sayangku calon istriku. Ya Allah," ucap Alzanno geleng-geleng kepala.
Elzia pun menahan tawanya melihat eskpresi Alzanno.
"Gak usah ditahan. Kalau mau ketawa ya ketawa aja," ucap Alzanno.
"Sok tahu. Buruan dicoba deh biar tahu gimana rasanya. Perasaan dari tadi bicara mulu," ucap Elzia.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com