webnovel

Un. Sens

Anesta Viona Aditya seorang siswi Sma tingkat akhir, yang mempunyai nama panggilan Ava. Lahir dari seorang wanita bernama Sarah Aditya yang ia panggil dengan sebutan bunda. Dan seorang laki-laki berpanggilan Papa bernama Aditya Hadi Syah. Ia lahir bersama kembaran nya bernama Akbar Resino Dezaqu Aditya yang biasa dipanggil Oppa Arda. Panggilan Oppa didapatinya bukan karena dia sudah tua, melainkan karena Ava menyukai drakor dan terbiasa meniru panggilan kakak dalam bahasa korea, yaitu Oppa. Mereka memiliki seorang adik laki- laki bernama pendek Alda, dan bernama panjang Akbar Laminggo Dquinno Aditya. Yang memanggil kakak perempuan nya dengan sebutan Oenni. Tinggal di kota tidak padat penduduk. Berketurunan Adtya, yang disetiap akhir nama mereka terdapat kata tersebut. Yang mana, Adtya adalah gabungan dari nama eyang putri dan putra yaitu: Adi Udin dan Ezatya lalu terciptalah nama silsilah keluarga Aditya. Ava, Alda, dan Arda yang bersekolah unggulan di tempatnya, selalu berprestasi dan membanggakan. Sering mengikuti perlombaan dan banyak ikut serta di dalam ekstrakurikuler. Bunda, wanita mulia di dalam rumah tersebut yang bekerja sebagai dokter umum di Rumah Sakit Santa Maria. Dan papa seorang pekerja keras yang hampir tak pernah berada di rumah. Ava si penyuka warna pink, yang mood nya gampang sekali berubah. Ia suka sekali menggambar, entah itu gambar benda maupun alam. Hobinya membaca, ia punya banyak sekali novel ataupun komik. Ia juga suka menghitung, menyelesaikan soal susah yang menurutnya bisa menaikan kadar moodnya. Namun, bukan itu saja hal yang ia sukai. Banyak sekali hal-hal yang menjadi kebiasaan nya dan tak bisa di deskripsikan. Oppa Arda, seorang penyuka sunyi dan gelap. Memiliki garis keturunan yang bisa melihat "mereka." Belum pernah merasakan pacaran hingga Sma. Yang ia tahu, perempuan di hidupnya hanyalah Bunda, Ava, dan Bima. Selebihnya sepupu-sepupu atau anggota keluarga saja. Arda juga termasuk laki-laki yang sedikit dingin dan ketus terhadap perempuan yang ingin mendekatinya. Hobinya sejak kecil ialah mengikuti kegiatan karate atau bela diri lainnya. Menurutnya, sebagai anak tertua ia harus bisa menjaga keluarganya dari bahaya. Alda, si adik ganteng yang disamakan sekolahnya dengan kakak-kakaknya. Harusnya Ia satu tingkat lebih rendah dibanding Ava dan Alda. Namun, Bunda tak ingin repot dan akhirnya memasukkan mereka ke kelas yang sama. Si penyuka sastra yang jahilnya ngelebihin orang paling jahil sedunia. Alda adalah tipe anak yang mudah bergaul dengan siapa pun. Berbanding terbalik dengan Ava yang agak pemilih untuk siapa yang ingin diajaknya berteman, teman hidup misalnya. Karena memilik sifat yang berbeda- beda, mereka sering sekali berdebat atas hal kecil. Namun, yang paling sering berdebat ialah Ava dan Alda karena Arda sering diam saja memperhatikan dan cenderung tidak peduli. Bagaimana kisah kelanjutan, dari hidup mereka bertiga? Akankah Ada yang bisa menggapai mereka?

crnsty_ · Autres
Pas assez d’évaluations
1 Chs

Lupa

Diit Diit....

Bunyi dering hand phone Ava. Ternyata ada pesan singkat dari Alda. Ia memberitahukan Ava, bahwa jam 7 nanti malam, ada pertemuan keluarga besar Aditya di cikampek indah. Pertemuan tersebut memang kegiatan rutin yang selalu dilakukan oleh keluarga Aditya.

"Apa, jam7?" Ava bergegas pulang dari rutinitas membaca buku di perpustakaan kota. Ia lupa bahwa PakPir telah menunggunya di depan gedung, dan ia malah menghubungi Oppa untuk menjemputnya.

"Oppa jemput Ava di perpustakaan ya" Suara Ava dari teleponnya

"Lo pikun ya? PakPir udah nunggu di depan gedung kali" Arda berseru

Belum sempat Ava menjawab, Arda telah mematikan telponnya duluan.

Ava langsung berlari ke depan perpustakaan untuk menemui PakPir. Ya ternyata benar, PakPir telah menunggu kira-kira dari 15 menit yang lalu. Tanpa disuruh PakPir memang hapal jadwal kegiatan dari anggota di rumah Ava. Jadi ia tau siapa yang perlu untuk dijemputnya, kapan, dan dimana.

Sembari membuka pintu mobil, "Pak cepetan! Ava bakal ada acara jam7, ini aja udah jam5 ditambah lagi nanti kalo macet. Cepatan pak!"

PakPir manggut sambil tersenyum. Sudah kelakuan Ava terburu-buru seperti ini.

PakPir itu singkatan dari baPak soPir, Panggilan tersebut didapatinya, karena ulah Ava yang membuat seisi rumah mengubah panggilan PakAgus menjadi PakPir.

Sangking terburu-burunya Ava, sampai tersandung saat turun dari mobil.

Ava menggerutu "Oppa! bukannya bantuin malah ketawa"

Dengus Ava sebal "Aihh"

Dengan wajah tampannya Oppa mengulurkan tangannya ke Ava.

"Makanya jangan buru-buru, acara keluarganya di rumah kita. Bukan di Cikampek Indah "

Ava meraih tangan Oppa dengan sebal, "Lah Ava dibohongin?"

Oppa tersenyum "Makanya, jangan jadi pelupa. Kemarinkan sudah di bilangin bunda, di grup Wa juga sudah adakan pemberitahuannya?"

Ava terdiam dan mencoba mencari hp di saku roknya. Ava membuka Wa dan membaca pesan grup dari Bunda, yang mengatakan bahwa acara keluarga tahun ini diadakan di rumah. Arda hanya tersenyum kecil melihat adik tersayangnya ini.

Sambil mengelus kepala Ava "Udah sana masuk, bantuin Bima masak. Jangan lupa mandi. Kita ga bakal macet kok ke acara keluarganya, jadi mandinya jangan buru-buru"

Bima itu singkatan dari Bibik Masak. Nama aslinya bik Iyem Suwanti.

Ava hanya tersenyum kecut kepada Oppanya. Dia sebal kena jebakan batmannya si Alda.

Ava berlari masuk ke dalam rumah dan berteriak "ALDA!! keluar lo!!"

Alda yang sedari tadi telah menyiapkan tempat persembunyian, dibalik selimut tebalnya. Agar jika Ava memukulnya tak akan terasa sakitnya.

Ava memasuki kamar Alda dengan mendobrak pintunya. Lalu mendapati Alda sedang bersembunyi dibalik selimutnya. Ya, benar saja tanpa pikir panjang, Ava langsung memukul- mukul badan Alda.

Sebenernya sih percuma. Ava hanya kehabisan tenaga dan Alda pun keluar dari persembunyiannya.

"Hahaha oenni mau mukul gue kayak apa juga ga bakal sakit bleee," ejek Alda sambil mengacungkan jempolnya ke bawah

"Kejar gue kalo bisa blee"

Ava pun tidak menanggapi tingkah laku adiknya tersebut.

"Alda juga tadi disuruh Oppa buat ngerjain Oenni, makanya jadi manusia tu jangan pelupa," Sambil beranjak keluar kamar, Alda masih saja menggoda Ava

Ava hanya menghela nafas.

"Iya ya kenapa juga gue jadi pelupa sih?"

Ava mengambil bantal dan memukul nya ke diri sendiri.

"Dasar pelupa, pelupa" dengus Ava kesal

****

Akhirnya acara keluarga di kediaman Pak Hadi dan Ibu Sarah berlangsung dengan baik.

Para tamu sudah mulai beranjak pulang.

"Ava" sapa orang itu

"Eh, Zaki kok lo belom pulang. Bukannya tadi mami sama papi lo udah pulang ya?" tanya Ava

"Iya mereka duluan. Gue berencana nginep disini, bolehkan ya?"

"Boleh kok boleh banget malah, entar kita tidur berempat di kamar oenni Ava aja" sahut Alda yang tiba-tiba nonggol di belakang

"Loh kok dikamar gue sih, kenapa ga di kamar Oppa aja? kan lebih luas" tolak Ava

"Kamar gue banyak merekanya, lo tau sendirikan" balas Arda yang entah datang darimana

Arda memang punya indra ke enam yang diturunkan dari kakek buyutnya.

Dan si Zaki pun menginap di rumah. Kamar yang tetap jadi sasaran mereka untuk tidur adalah, kamar Ava.

Hebatnya, Ava hanya bisa terdiam melihat tingkah laku cowok-cowok ganteng dikamarnya.

Si Alda yang lagi sibuk ngelive instagramnya.

Si Arda yang lagi nonton video-video karate nya.

Si Zaki yang lagi main ludo bersama Ava.

Menurut Ava, Zaki adalah mood boster terbaiknya. Yap! karena mereka semua sudah bersama sejak kecil. Dan kebetulan yang paling memahami sifat Ava ialah Zaki.

"Yeyyy gue menang! "seru Zaki memenangkan permainan itu

"Lo kenapa sih Va, biasanya lo yang paling heboh main ludo? " Lanjut Zaki

"Alah palingan juga ga dikabarin lagi sama gebetannya" balas Alda dengan nada menyindir

"Ih Ava mah ga punya gebetan," dengus Ava

"Masa? terus kemaren yg chattingan sampe tengah malem apaan?" ledek Alda

"Simi simi kayaknya Al" tambah Zaki

"Ih apaan sih itu tu cuman... "

"Ciee oenni diem-diem aja, langsung embat geh oenni. Awas kena tikung loh," Potong Alda dan langsung berlari keluar kamar, takut kena omel oenninya.

"Apaan sih Al, ga ada loh ga ada"

"Udah, udah Alda kan emang gitu Va"

bela Zaki

"Pokoknya gue jomblo ya titik. Tidak pakai koma"

"Gue tidur duluan yaa byee," sorak Ava sambil menarik selimut menutupi tubuhnya.

Namun langsung ditarik kembali oleh Alda, "Masih jam berapa kali, udah tidur aja mba?" ejek Alda

"Suka-suka gue dong, mau masih jam berapa kek. Gue mau tidur," jawab Ava ketus

"Yaelah biasa aja neng, ga baik marah-marah cepet tua ntar,"

"Reseh banget si Al, emang salah ya gue mau tidur," sentak Ava

"Berantem terooos, mon maap pemirsah udah malem tolonglah disudahi ributnya," cela Zaki

"Biarin aja Ki biasa kali kayak gitu mah," balas Arda

"Biasa banget emang ya Alda mah gangguin gue aja kerjaannya, kalo sehari aja ga reseh kayaknya langsung sakit nih anak," tambah Ava kesal

"Iya emang kurang afdol rasanya hidup Alda kalo ga gangguin Oenni aku yang cantik ini," ucap Alda sambil merangkul bahu Ava.

"Dih Apaan gausah pegang-pegang," jawab Ava ketus sambil sedikit memukul tangan Alda yang merangkulnya.

"Galak banget sih mba ga boleh kayak gitu sama adek sendiri,"

"Makanya lo juga kalo jadi adek gue gausah reseh ya!"

"Lah busett, yaudah sono tidur yaa Oenni gue yang cantik jangan lupa bangun, " balas Alda manis

"Iya Alda ganteng, lu jangan lupa tidur ya biar ga jadi zombiee hiii serem," jawab Ava sambil menarik selimutnya kembali dan tak memperdulikan celotehan adiknya itu.