webnovel

TWIN’S PET

The Twins’ Pet (HIATUS) G: Fantasi Dark Romance. Dilarang mengcopy paste tulisan ini dalam bentuk apa pun!!! Tindakan plagiatan akan saya proses secara hukum. SINOPSIS: ========== Vol 1. Crescent Moon Perasaan yang dalam. Ikatan yang kuat. Cinta yang manis. Pengorbanan yang tulus. Membuat ketiganya bisa mengatasi tiap rintangan dalam kehidupan yang tidak masuk diakal ini. Saat gairah cinta yang menggebu melilit penuh harmoni bersamaan dengan nafsu yang membuncah. Kekuatan itu hadir, memenuhi jiwa, memenuhi tiap-tiap pembuluh darah dengan ledakkan adrenalin. “My soul will rise in your embrance,” ucap Sadewa saat memandang iris mata Liffi dengan penuh hasrat. “Sadewa,” lirih Liffi. “For I’m yours, and you’re mine!!” bisik Nakula penuh gairah, desah napas terasa hangat pada daun telinga Liffi. “Nakula,” desah Liffi. Black and White. Fresia and Hibicus Musk and Vanilla Fresh and Sweet “Mana yang kau pilih, Liffi?” Ikatan cinta yang kuat membuat Liffi enggan untuk memilih salah satu di antara keduanya. Lantas siapakah yang Liffi pilih? Nakula yang garang, liar, dan penuh kekuatan? Atau ... Sadewa yang pintar, dingin, dan penuh wibawa? Hanya sebuah kisah cinta biasa, namun bisa membuatmu merasa luar biasa.—BELLEAME. This cover novel is not mine. If the artist want to remove it, please DM, I’ll remove it. Terima kasih. Selamat membaca, Belle Ame.

BELLEAME · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
389 Chs

TOBE A SILVER ARROW

Gilang berjalan menuju ke perpustakaan kampus. Hari ini ada tugas paper dan dia harus mencari refrensi untuk penulisan ilmiahnya.

Setelah berputar cukup lama dan mendapatkan buku yang ia cari, Gilang duduk di meja baca. Ia membuka-buka buku dan mulai menghayati isinya. Keheningan perpustakaan sedikit terpecah akibat jam digitalnya berbunyi.

Sudah waktunya minum obat. Gilang mematikan jamnya.

Tangannya merogoh saku jaket untuk mengambil kotak obat. Secarik kertas yang sedikit kusut ikut tertarik keluar, jatuh di samping bangkunya. Gilang memungutnya dan teringat akan sosok Yoris, pria aneh yang menguntit Liffi beberapa hari yang lalu.

Gilang membaca kartu nama yang di berikan Yoris padanya,

YORIZEEL WIHARJO

SILVER STUFF

Xxxx1405xxxx

————

"Penjual perak? Ck, dia menawariku untuk menjadi penjual perak?" Gilang meletakkan kertas kecil itu di samping bukunya.

Gilang mengetukkan jemarinya pada permukaan meja kayu. Ia berusaha mengalihkan pikirannya pada sosok Yoris dan berusaha fokus dengan isi di dalam bukunya.

"Ah... tak ada salahnya aku mencari tahu." Rasa penasaran yang menggelitik hatinya membuat Gilang memutuskan untuk browsing tentang Silver Arrow.

"Silver Arrow." Dengan cepat Gilang mengetik kata-kata itu pada keyboard ponselnya. Tangannya terus men- scroll naik layar ponselnya.

SILVER ARROW THE DEMON HUNTER

SILVER ARROW WEREWOLF KILLER

SILVER ARROW DONGENG ATAU KENYATAAN?

SILVER ARROW TELAH MUSNAH

Gilang membaca satu per satu headline tentang kelompok pemburu khusus iblis ini. Mereka terkenal mulai 100 sampai 20-an tahun yang lalu. Namun keberadaannya masih dipertanyakan apakah hanya dongeng atau asli.

"No way!!" Gilang bergumam tak percaya.

Pemburu werewolf?

Gilang merosotkan sedikit tubuhnya pada sandaran kursi. Mencoba mencerna segala hal tentang kelompok ini.

Gilang memasukkan tasnya dan mengembalikan semua buku-buku kembali ke rak lemari. Dengan tergesa-gesa Gilang keluar dari gedung perpustakaan. Ia begitu penasaran dengan ucapan Yoris.

Sepertinya benar di sini alamatnya. Gilang Sampai pada sebuah perumahan di pinggir kota. Rumah-rumah itu tampak normal dan tidak berbeda dari rumah yang lain. Tapi entah kenapa rasanya terlalu sunyi, seperti tidak banyak manusia yang menghuni perumahan itu.

Gilang melangkah masuk ke dalam sebuah rumah. Ada mobil pick up milik Yoris terparkir rapi pada carport depan.

"Permisi!!!" Gilang mengetuk pintu kaca, menimbulkan suara yang bisa menarik perhatian sang pemilik rumah.

"Sebentar," jawaban keluar dari dalam rumah.

Gilang menunggu, seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuknya, "siapa kamu? Mau cari siapa?"

"Hm, namaku Gilang, Madam. Aku mencari Tuan Yoris." Gilang memandang wajah tak bersahabat dari wanita di depannya.

Wanita itu memandang Gilang dengan heran. Kenapa seorang bocah mencari Yoris?

"Kau datang juga, Kid? It's OK, Martha, dia bukan musuh." Yoris menepuk punggung Martha dan menyuruhnya agar membiarkan Gilang masuk.

"Masuklah!"

"Baik, Paman." Gilang melangkah masuk, ia terus memegang erat backpacknya untuk menyembunyikan rasa cemas dan takut.

"Duduklah!" Yoris mempersilahkan Gilang duduk.

"Apa dia istrimu?"

"Bukan. Dia sama sepertiku. Sisa-sisa anggota Silver Arrow." Yoris mematik api dan menghidupkan sebatang rokok.

"Apa Silver Arrow itu nyata? Apa werewolf itu benar-benar ada?" Gilang mencerca Yoris dengan berbagai macam pertanyaan.

"Easy, Kid," jawab Yoris.

"Anda tidak hanya sedang membualkan?"

"Hahaha ... apa aku terlihat suka membual, Kid?" Tawa Yoris lantang.

Yoris bangkit lalu memberikan kode pada Gilang agar mengikutinya. Gilang langsung berdiri dan mengekor Yoris ke belakang. Ada rasa ngeri juga dalam hati Gilang saat mengikuti Yoris.

Bunyi dencitan anak tangga kayu yang sedikit usang, dan juga hawa dingin dari lantai bawah basement membuat tengkuk Gilang sedikit merinding.

Yoris sampai di ujung bawah tangga, ia mencari saklar lampu. Sekejap kemudian lampu menyala, menerangi area bawah tanah yang cukup luas. Rak-rak senjata mulai dari senjata tajam manual sampai senjata api pun ada. Beberapa hand gun dan panah metic tergeletak di atas meja.

"Kemarilah aku akan menunjukan sesuatu kepadamu." Yoris memanggil Gilang turun agar mendekatinya.

"Apa yang akan kau lakukan, Paman?" Gilang ketakutan, ia takut Yoris akan membunuhnya.

GGGGRRAAAWW!!!!

Sebuah suara lolongan dan geraman marah semakin membuat Gilang enggan untuk melangkah maju.

"Suu—suara apa itu, Paman?" Gilang menelan ludahnya.

Dari belakang, Martha, wanita dengan perawakan yang cukup besar mendorong tubuh Gilang. Terpaksa Gilang menuruni anak tangga, sampai akhirnya berdiri di samping Yoris.

"Buka kandangnya, Martha!"

"Baik."

Martha berjalan menuju sisi terdalam dalam ruangan itu. Sebuah kandang baja dengan lapisan silver menjadi tujuannya saat ini. Martha membuka kain penutup kandang itu dengan sekali tarikan. Menampilkan sosok seekor serigala berwujud manusia yang sedang mencoba untuk keluar dari dalam kandang.

Gilang terbelalak melihat pemandangan di depannya itu. Manusia serigala itu benar-benar nyata?!! Makhluk menyeramkan itu tengah berdiri tegak di depannya. Memandang Gilang penuh kemarahan dengan matanya yang kuning menyala. Air liur hijau menetes pekat dari sela-sela taring. Andai saja tidak ada kandang baja yang mengurungnya, Gilang pasti sudah pingsan karena ketakutan.

"Yang kau lihat itu adalah wujud yang tidak sempurna. Tak bisa kembali ke wujud serigala maupun manusia. Dia buatan." Yoris menepuk pundak Gilang.

"Apa? Buatan? Jadi sebelumnya dia manusia?" Gilang bergidik.

"Betul. Perubahannya sebagai werewolf dikembangkan di LAB." Yoris mengisi hand gun -nya dengan peluru biasa.

"Apa yang akan kau lakukan, Paman?" Mata Gilang membulat.

"Membunuhnya."

Dor Dor Dor ...!

Suara desingan peluru pistol membuat Gilang refleks membungkuk dan menutup telinganya.

"Lihatlah!!!" bentak Yoris.

Gilang mengangkat tubuhnya pelan dan melihat serigala jadi-jadian itu. Serigala itu terluka, lalu lukanya kembali menutup. Butiran peluru keluar dari lubang lukanya yang sembuh perlahan-lahan.

"Dia tidak mati? Dia bisa sembuh ...?" Gilang keheranan.

"Begitulah werewolf, Kid. Mereka menyembuhkan diri dengan sangat cepat."

"Itu mengerikan."

"Lebih mengerikan kalau kau bertemu dengan werewolf yang asli, Kid. Mereka cepat, kuat, tak bisa terluka. Bayangkan bagaimana kau akan menghadapinya?" Yoris membayangkan wajah Gin dalam benaknya.

"Lalu bagaimana cara mengalahkan mereka?" Gilang penasaran.

Yoris mengambil panah matic dan mengisinya dengan anak panah silver. Yoris sempat tersenyum sebelum menembakkan anak panahnya pada manusia serigala itu.

Yoris menembak di bahu kanan werewolf itu. Dia kesakitan, bunyi erangan dan geramannya terdengar mengerikan. Gilang juga tak bisa berkedip melihat bagaimana Yoris menyiksa makhluk malang itu.

"Silver bisa melukainya. Dan Silver bisa langsung membunuhnya kalau kau bisa menembak tepat di jantung atau otaknya." Yoris menembak lagi serigala itu tepat di kepalanya.

Anak panah menembus ke dalam tengkorak serigala itu. Membuat otak dan darah segar berhamburan keluar. Sekejap kemudian tubuhnya oleng dan kejang, lalu lemas dan tewas seketika.

"Kau gila, Paman?!! Kau bilang dia manusia? Kau membunuhnya? Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya??" Prikemanusiaan Gilang bergejolak, baginya cara Yoris itu terlalu kejam.

"Sudah tak ada cara menyelamatkannya. Dia sudah terkena racun dari seorang True Alpha. Dia akan berwujud seperti itu selamanya." Yoris menaruh lagi senjatanya.

"Kau menyuruhku menghadapi mahkluk-makhluk seperti ini?" Gilang menunjuk tubuh yang teronggok tak bernyawa itu.

"Lebih kuat dan cepat dari ini."

"No Way. Hubungi saja polisi atau pemerintah setempat." Gilang memutar tubuhnya.

"Apa kau mencintai Liffi, Gilang?" Pertanyaan Yoris menghentikan langkah kaki Gilang.

"Kenapa Paman menanyakan hal itu?" Gilang heran, apa hubungan Liffi dengan dirinya bila menjadi seorang Silver Arrow?

"Karena Liffi punya dua orang mate dari bangsa werewolf. Mereka kuat dan yah ... Liffi bisa saja mati karena mereka." Yoris mengamati hand gunnya.

"Apa kau bilang, Paman?"

"Kau tahu pacar Liffi saat ini?"

"Sadewa West?"

"Dia seorang werewolf, penerus sang Alpha."

DEG!!

Gilang membeku. Ia tak pernah menyangka bahwa ada seorang werewolf yang berada begitu dekat dengannya. Bahkan menjadi pacar dari gadis yang begitu ia cintai.

"Ada satu lagi, namanya Nakula. Dia bahkan lebih kuat dari kakaknya Sadewa," ucap Yoris.

"Shit!!" umpat Gilang, ia memutar kembali badannya mendekat pada Yoris.

"Apa kau ingin melihat Liffi mati karena mereka berdua?" Pertanyaan Yoris menggelitik hati Gilang. Gilang yang begitu mencintai Liffi pasti rela memberikan apa pun untuk melindungi gadis itu.

"Tentu tidak, Paman."

"Maka berlatihlah, Gilang!! Jadilah seorang Silver Arrow yang kuat dan bunuhlah mereka berdua. Lindungi Liffi." Yoris menepuk pundak Gilang.

"Baik, Paman. Aku akan berlatih denganmu." Gilang menatap nanar pada mayat werewolf buatan itu.

Dalam hati Gilang bertekat untuk merebut Liffi kembali. Menyelamatkan gadis itu dari manusia-manusia serigala yang berwujud pria-pria tampan. Liffi pasti terpedaya dengan mereka berdua. Liffi adalah gadis yang lembut dan polos, dengan mudah pria-pria jahat bisa memanfaatkan kepolosannya.

Aku pasti akan melindungimu, Liffi.

ooooOoooo

Hallo, Bellecious

Jangan lupa vote ya 💋💋

Tinggalkan jejak kalian dan beri semangat untuk Belle ♥️

Follow IG untuk keep in touch @dee.meliana