webnovel

Bagian 0~prolog

Kenapa?, kenapa ini bisa terjadi padanya?, memangnya apa yang dia lakukan?, apa salahnya hingga harus berakhir seperti ini?.

Saat ini, dia Eden Harison, terkapar tidak berdaya di sebuah jurang dengan keadaan tubuh yang penuh luka dan banyak tulangnya yang patah.

Jangankan untuk duduk dan berdiri, untuk menggerakan jarinyapun terasa sangat sakit, dia tidak tau harus berbuat apa, dia kebingungan, dengan tubuh penuh luka yang tidak bisa di gerakan, dan tergeletak di tengah hutan seperti ini, sudah pasti akan menjadi sasaran empuk bagi hewan buas yang ada di hutan ini.

Tapi..., dia masih bersyukur, di banding dirinya, orang yang tergeletak di sampingnya keadaanya lebih parah dari dirinya.

Wajahnya sudah penuh dengan darah merah yang keluar dari kepalanya yang terluka, kakinya... Benar-benar mengerikan, kakinya berbelok ke arah yang tidak seharusnya, dan terlihat sangat menyakitkan.

Tubuhnya yang gendut sekarang sudah penuh luka yang tidak terhitung jumlahnya.

Dia adalah gerry, gerry goldbell, anak yang bernasib sama denganya, baik sekarang saat ini disini, maupun di sekolah.

Ya, mereka adalah anak yang punya nasib yang sama, anak yang selalu menjadi korban bully dari berandal di sekolah mereka.

Baginya, dia adalah satu-satunya orang yang bisa di sebut teman, satu-satunya orang yang bisa di jadikan tempat berkeluh dalam kesengsaraanya itu.

Lalu, apa maksudnya tadi?, bersyukur?, apanya yang bersyukur?, dia itu temanku?!. Tiba-tiba kemarahan muncul di hati Eden, dia merasa bodoh pada dirinya sendiri, dia merasa benci pada dirinya sendiri.

Kenapa dia harus bersyukur pada keadaan temanya ini?, apa yang dia pikirkan sebebarnya tadi?, dia menggertakan giginya karena kesal pada dirinya sendiri.

Pada akhirnya, dia berusaha meredam kemarahan dirinya, karena saat ini yang terpenting adalah memastikan kondisi kawanya itu.

Eden berusaha mati-matian untuk menggerakan tubuhnya agar bisa bergerak ke dekat tubuh temanya yang sudah berhenti bergerak.

"Hey.. Gerry.. Bangun.."

Dia dengan menggerakan tanganya yang terasa sangat nyeri menepuk-nepuk pipi gerry untuk membangunkanya, tapi.. Tidak ada reaksi, bahkan tubuhnya berkedut pun tidak, yang ada malahan tubuh dingin yang bisa di rasakan eden dari menyentuh pipi gerry.

Perasaan takut muncul di benak eden, apa yang terjadi pada gerry, kenapa dia tidak menjawab?, kenapa tubuhnya sangat dingin.

Berbagai pertanyaan muncul di benak eden, tentu saja alasan kenapa tubuh gerry sangat dingin adalah itu.. Tapi eden tidak ingin mempercayainya, dia terus menyangkal pemikiran buruk yang menimpa satu-satunya temanya itu.

"Hoy..gerry, kumohon bangun, ayolah!, ini bukan tenpat yang tepat untuk tidur bodoh! "

Eden dengan putus asa terus memanggil nama gerry, tapi tentu saja, tidak ada jawaban, dia mulai putus asa, dan mulai menepuk pipi gerry dengan kuat, setiap dia menggerakan tanganya, terasa seperti akan patah kapan saja, tapi eden tidak berhenti, dia terus berpegang pada harapan tipis yang dia percayai.

Tapi.. Takdir memang tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan..

Eden..mulai dengan putus asa menepuk pipi gerry sambil terus memanggil namanya, perlahan pukulanya semakin melemah, dan benar-benar tidak mengeluarkan tenaga.

Dia menundukan wajahnya di dada gerry yang sudah dingin itu, dan.. Dia mulai menangis, air mata yang selama ini selalu dia sembunyikan, akhirnya keluar juga disini, dia menangis sesenggukan dengan berteriak sekuat mungkin menyuarakan kesedihanya.

dia sudah tidak tahan, memangnya apa salah dirinya dan gerry? , kenapa mereka melakukan ini pada mereka?, memangnya salah mereka jika wajah dan tubuh mereka di lahirnya begini?, memangnya salah mereka jika di lahirkan di keluarga yang miskin.

Dan... Memangnya itu salah bagi dunia ini?, apa salahnya itu?, jika memang terlihat salah, maka tunjukanlah di mana letak kesalahanya padaku?.

Dia berteriak dalam hatinya, tidak bisa berteriak lagi karena tenggorokanya yang sakit setelah berteriak saat menangis tadi.

Kemarahan muncul di dalam dasar hatinya yang paling dalam, emosi yang selama ini dia pendam sudah siap untuk meledak..

Wajah-wajah orang jahat yang selama ini membully mereka terlintas di pikiran eden, sekarang dia sudah berhenti menangis, tapi.. Dia malah tertawa, tawanya terdengar mengerikan, dengan senyumnya juga yang terlihat sama mengerikanya.

Eden tertawa cekikikan dengan tatapan dan raut wajah yang selama ini belum pernah dia tunjukan sebelumnya.

Di dalah hatinya, sudah tidak ada perasaan lain, selain perasaan marah, dan dendam. Dia mengangkat tanganya keatas dan mengancungkan jari tenganya keatas, dan berkata dengan keras.

"AKU.. AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN!, AKAN AKU ROBEK MULUT KALIAN YANG SELALU MELUDAH PADA KAMI!, AKAN KUPATAHKAN KAKI KALIAN YANG SUDAH MENGINJAK KEPALA DENGAN SENYUM DI WAJAH KALIAN!, AKU AKAN PECAHKAN KEPALA KALIAN, LEBIH PARAH DARI APA YANG SUDAH TERJADI PADA KEPALA GERRY!, LEBIH!, JAUH LEBIH SAKIT DARI INI!, TUNGGU SAJA KALIAN KEPARAT!"

Dengan begitu, dia telah bersumpah bahwa dia akan benar benar membalaskan dendamnya, dan dendam temanya pada semua keparat itu.