webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
406 Chs

TIGA RATUS ENAM PULUH TIGA

Denis melihat sekeliling kamar tidak ada tanda-tanda keekrasan dari perlawanan jika memang di culik, lagi pula mereka sudah mengatur pengamanan terbaik di rumah ini, bagaimana bisa orang asing masuk jika tidak ada pengkhianat di dalam rumah. Denis tidak pendek akal seperti Dion.

Denis melihat pintu terbuka menutu teras samping, ia melangkah dengan tergesa-gesa ketika melihat sosok yang di kenal tertidur di kursi rotan dengan balutan selimut seperti kepompong ia lahirnya menghela napas. Ia mendekat memeriksa Wahyu napasnya teratur benar laki-laki itu sedang tidur. Tapi kenapa tidur di luar kamar?

Dion yang baru menyusul segera berkata "Apakah dia di culik!"

Denis melotot "Doa mu tidak terkabul!" katanya ketus.

Dion meringis malu dan melihat sosok di kursi rotan yang tergulung selimut "Ini.. kenapa dia ada di luar? Bagaimana cara dia sampai di sini?" tanya Dion dengan tampang heran.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com