webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
406 Chs

SERATUS TUJUH BELAS

Setelah makan bersama sore itu Elise tidak melakukan apa pun dia langsung pulang dan diam di kamarnya, Elise mendengar pintu kamarnya di ketuk dan Arsen masuk berdiri dekat pintu. Elise menatap lurus duduk seperti patung mengabaikan Arsen yang menatapnya penuh kesedihan dan kebahagiaan, entah kenapa dia harus merasakah hal itu bersamaan.

Arsen "Ternyata kau di sini.."

Elise "Mmm.."

Arsen "Kabarmu baik-baik saja?"

Elise "Mmm.."

Arsen "Makan mu teratur?"

Elise "Mmm.."

Arsen "Tidurmu nyenyak?"

Elise "… Hmm.."

Arsen "Tidak ada yang tidak nyaman, kan?"

Elise "Mmm.."

Arsen tersenyum menatap wajah Elise yang tidak pernah bosan di pandang mata "Cuma 'Mmm' saja jawabanmu? " Elise diam. Arsen menghela napas namun senyum dan tatapan hangatnya masih tertuju pada Elise. "Tidak ada yang ingin kau sampaikan padaku?" Arsen tersenyum lembut "Kalau begitu aku permisi dulu."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com