Elise hanya menganggapi dengan senyuman tipis. Dia ingin menyeruput kembali es jeruknipis nutrisari nya ketika ponselnya berdering.
Arsen. Senyumnya pun mengembang setelah mengetahui siapa penelepon itu. "Halo, Arsen? Ada apa?" sapanya lembut setelah ponsel di tempelkan ke telinga "Iya, kau mau makan apa? Baiklah.. aku akan membelikannya untukmu. Sampai jumpa. Bye sayang.."
Nala mencibir setelah Elise menutup teleponnya. Sikap Elise kembali berbalik seratus delapan puluh derajat ke keadaan semula. seperti dia tidak marah lagi.
"Nala, ada apa dengan bibirmu? Jelek sekali.." ujarnya tersenyum.
Tepat sekali dugaannya. Nala menyeringai seperti tidak peduli dengan kata-kata Elise barusan "Elise sahabatku, jadi kapan kau akan memperkenalkan dia padaku?" Nala mengulangi pertanyaannya.
Elise masih tersenyum lesung pipinya semakin dalam. Dia menghela napas sejenak sebelum akhirnya menjawab "Tahun depan.." jawabnya mantap.
****
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com