webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
406 Chs

DELAPAN PULUH SEMBILAN

Arsen yang baru saja melewati pintu kamar apartemen Elise terkejut mendengar teriakan dari dalam. Seketika langkahnya berputar dan mengetuk pintu dengan keras.

"Elise! Elise! Kau baik-baik saja! Elise buka pintunya!"

Pintu apartemen terbuka tapi bukan Elise yang berdiri di sana melainkan Alea dengan wajah cemas. Jantung Arsen memompa lebih cepat perasaan takut sebelumnya yang telah dia tenangkan menggelora seketika. Tidak. Elise.

"Apa yang terjadi.."

Alea menatap Arsen "Dia menolak untuk makan, dan menolak untuk terapi. Obatnya di buang, dan aku mendengar barang pecah dari dalam."

Arsen terkejut apakah itu karena pertengkaran mereka sebelumnya membuat gadis itu menyerah. "Di mana dia?"

"Kamar."

Arsen berjalan ke arah pintu memutar gagang pintu yang dingin tapi pintu terkunci dari dalam. Arsen tidak menyerah mengetuk dengan sangat keras.

"Elise! Buka pintunya! Ayo buka pintunya!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com