Happy Reading
***
Sepi. Seperti biasanya, tidak ada siapapun. Dia mencari seseorang. Yang kini tinggal di mansion ini.
"Apakah kamu berubah pikiran?"
Reza-papanya itu tiba-tiba bersuara, karena melihat anak semata wayangnya yang tiba-tiba datang.
"Arsen nyari Aryo."
Alasan macam apa itu?
"Aryo belum ke apartemen kamu?"
"Emang Aryo kemana?"
"Papa tadi suruh Aryo nganterin Natasha."
"Nganterin kemana?"
"Natasha pulang. Dia ada urusan, dan tidak bisa tinggal disini."
"Oh."
Reza menampar pelan wajah Arsen. Anaknya ini benar-benar besar gengsinya. Setelah itu ia berlalu dari hadapan Arsen.
"Mama mana Pah?"
Reza berbalik menghadap Arsen kembali. "Masih di Singapore."
Arsen menghela napasnya, sulit sekali bertemu sang Ibu. Bisa dihitung dalam setahun ia hanya bertemu beberapa kali dengan ibunya itu.
"Jika Kamu dan Natasha menikah, Mama akan segera pulang ke sini."
"Apaan si Pah."
Kini Arsen yang berlalu, entahlah dia akan kemana. Dengan mengemudi mobilnya, dia akan menimbang-nimbang akan kemana.
***
Pagi tadi Natasha menemui Reza, dia memberikan penjelasan kenapa dia harus pulang.
Natasha bilang kalau dia harus mengambil alih rumah milik Papanya itu, yang diambil Om juga Tantenya.
"Mereka tak berlaku baik padamu?" tanya Reza pada saat Natasha bilang harus tinggal dirumah itu.
"Salah satu alasan kenapa saya harus ada di Club itu Om. Saya sedang mencari cara merebut rumah itu. Setidaknya dengan saya begitu, Tante saya akan mendapatkan kerugian. Meskipun resikonya besar."
"Saat itu ada Arsen, kamu tidak kabur?"
"Saya tahu Arsen baik Om. Saya pernah jadi asistennya, dia tidak berani macem-macem sama saya."
Reza mengangguk-angguk.
"Saya menyuruh kamu menikah dengan Arsen dan tinggal disini, demi kebaikan kamu."
"Kenapa Om?"
"Suatu saat nanti Om beritahu kamu."
Reza mengusap kepala Natasha. Mata Natasha begitu mirip dengan Sahabatnya itu.
Natasha tak banyak tanya, dia menurut saja dengan apa yang diucapkan Reza. Setelah itu dia berlalu meninggalkan mansion diantar Aryo.
***
"Dari mana aja Lo?"
Aryo terdiam, memasuki apartemen tuannya itu ia langsung di todong seperti itu.
"Mengantarkan Natasha."
Arsen menatap tajam Aryo, setelahnya dia berlalu. Entahlah moodnya tiba-tiba buruk begitu saja.
Kesempatan bertemu Natasha adalah hari esok. Yaitu hari Senin, karena tak mungkin tiba-tiba Arsen menghubungi Natasha ingin bertemu. Tak ada yang harus di bahas.
"Oh ya, Natasha menitipkan ini," Aryo menyodorkan kotak makanan.
"Kenapa gak orangnya aja langsung ngasih," gerutu Arsen.
Aryo tersenyum kecil. Sulit sekali sepertinya mengunkapkan perasaan. Padahal tidak ada salahnya.
"Bilangin gue gak mau makan, makanan dari Dia."
"Biar gue aja yang makan, kalo Lo gak mau!"
Arsen menatap Aryo. Apa harus secara gamblang Arsen bilang kalo dia tidak mau makan kalo tidak disuapi Natasha.
Arsen berlalu sambil membawa kotak makanan itu.
***