webnovel

Bab 42-Ontran-ontran Istana Pajang

Malam berkerumun di separuh waktu

yang disediakan oleh kunang-kunang

dan potongan purnama redup

di deretan almanak yang beranjak gugup

Sekar Wangi menghindar cepat dari serangan mematikan itu. Gadis ini langsung berteriak keras memanggil penjaga yang langsung saja berserabutan datang dan saling tabrak satu sama lain karena keadaan taman memang gelap gulita.

Tidak ada serangan susulan. Sekar Wangi sudah bersiap seandainya itu terjadi. Pengaruh sihirnya yang diperkuat oleh Sihir Laut Selatan milik Putri Aruna akhirnya pudar dengan sendirinya. Taman kembali terang benderang saat semua lampu yang sebenarnya tidak mati tapi tertutupi oleh kabut sihir.

Sekar Wangi sama sekali tidak melihat sosok Arya Batara. Pangeran Pajang itu lenyap dari tempatnya semula. Gadis itu menjadi sangat panik. Permainan sihirnya tadi ternyata dimanfaatkan oleh orang untuk menculik Pangeran Arya Batara! Sekar Wangi nyaris menangis.

Istana Pajang gempar. Terdengar teriakan saling sahut menyebut bahwa Istana Pajang disatroni musuh yang berkemampuan sihir tinggi dan Pangeran Arya Batara hilang diculik. Panglima Santana langsung memerintahkan pencarian besar-besaran. Kekuatan pasukan dibagi dan dikerahkan mengejar ke delapan penjuru. Sekar Wangi yang masih panik dan sedih diam-diam pergi menyelinap keluar istana. Dia memutuskan untuk mencari sendiri pangeran pujaan hatinya itu sampai ketemu.

Kecurigaannya mengarah kepada Panglima Amranutta dan anak buahnya. Meskipun yakin Raja Lawa Agung itu tidak turun tangan sendiri melakukan penyusupan ke Istana Pajang, Sekar Wangi hampir yakin bahwa dua sosok tak terlihat tadi adalah Putri Anila dan Putri Aruna. Dia sendiri selamat karena mereka berdua sepertinya terburu-buru dan hanya melakukan tugas utama menculik Pangeran Arya Batara.

Tapi apa tujuan Lawa Agung melakukan semua ini? Bukankah kalau ketahuan oleh Pihak Pajang, mereka justru berada dalam posisi tidak bagus karena harus bermusuhan dengan Kerajaan Pajang yang tak bisa dipungkiri saat ini adalah merupakan kerajaan terbesar di daratan Jawa?

Atau bisa jadi Pangeran Arya Batara hanya dijadikan sandera yang nantinya akan dijadikan alat untuk menekan keputusan Sultan Hadiwijaya agar bersedia membantu Lawa Agung menyerbu Sumedang Larang?

Sekar Wangi melangkah keluar batas ibukota Pajang dengan pikiran masgul dan wajah murung. Dia tahu tidak mungkin baginya sendirian melawan orang-orang sakti Lawa Agung dan membebaskan Pangeran Arya Batara. Dia harus mencari bantuan. Tapi siapa? Sesosok wajah lalu melintas cepat di benak Sekar Wangi. Hmm, gadis sakti putri dari Pendekar Arya Dahana itu layak dimintai bantuan. Ilmunya luar biasa tinggi. Pasti mampu menandingi Panglima Amranutta. Selain itu, ayah ibunya yang merupakan tokoh sakti nomor satu dunia persilatan pasti tidak akan tinggal diam jika sampai putrinya dalam bahaya.

Sekar Wangi mulai merancang rencana bagaimana caranya gadis sakti itu bisa dibujuknya untuk membantu menyelamatkan Pangeran Arya Batara. Tapi pertama yang harus dilakukannya adalah mencari keterangan di mana Ratri Geni berada.

Pilihan selanjutnya adalah minta bantuan ayahnya yang sekarang menjadi seorang sesepuh di Kerajaan Sumedang Larang. Tidak banyak yang bisa diharapkan, tapi setidaknya dia harus mengerahkan kekuatan sebanyak mungkin untuk membebaskan Pangeran Arya Batara.

Sekar Wangi semakin murung saat membayangkan Arya Batara pasti sedang sangat ketakutan berada di tangan orang-orang Lawa Agung yang keji. Pangeran Pajang itu tidak punya kekuatan untuk melepaskan dirinya sendiri karena tidak mempunyai kemampuan kanuragan sama sekali. Ah! Kasihan Kanda Batara!

T A M A T

Bersambung ke Buku ke-2 Bara & Hima