webnovel

Episode 1

Angin sejuk berhembus menerpa wajah seorang pemuda yang tengah beristirahat di atas gerbong kereta kuda, pemuda itu terlihat sangat muda umurnya sekitar 15 tahun tubuhnya yang kurus dan tidak terlalu tinggi wajahnya yang agak tampan seperti seorang bangsawan dari pelosok desa kecil, rambutnya yang berwarna hitam legam mengkilap dibawah sinar matahari.

"hoammm...."

Dia menguap dan meregangkan tubuhnya setelah seharian tertidur lelap.

pemuda itu bernama Edward sudah 15 tahun sejak dia bereinkarnasi, entah bagaimana hal ini menimpanya, bereinkarnasi kedalam dunia asing yang di penuhi sejarah berdarah.

Dunia yang jauh terbelakang dari peradaban modern, walaupun begitu dunia ini memiliki keunikannya sendiri hal itu adalah sihir.

namun dari pada menggunakan sihir untuk memajukan peradaban, masyarakat dunia ini justru menjadikan sihir sebagai pemusnah yang justru menghancurkan banyak peradaban.

Di kehidupan sebelumnya Edward adalah seorang pensiunan militer dari sebuah negara di bagian timur bumi, 70 tahun kehidupan telah ia lalui dengan darah akan tetapi walaupun dia mati darah itu tetap menggenangi dirinya bahkan sampai kepada kehidupan nya saat ini.

Edward menatap langit dengan pandangan kosong, prilakunya kadang sedikit aneh karena terus menatap langit tanpa niat untuk berkedip.

Itu bukanlah tanpa alasan sebab saat ini Edward tengah membaca sebuah panel sistem yang telah lama terinstall didalam tubuhnya.

dia juga tidak mengerti bagaimana sebuah sistem game hadir dalam kehidupannya, sejak dia terlahir ke dunia ini sistem itu sudah ada di dalam otaknya , pada awalnya Edward menganggap bahwa sistem adalah sebuah parasit yang menggerogoti otaknya seperti kanker, tetapi sistem itu berbanding terbalik dan justru memberikan banyak manfaat.

Di dunia yang saat ini dia tinggali kekuatan merupakan hal yang sangat penting status dan kehormatan di hitung berdasarkan kekuatan nya, orang lemah akan selalu lemah dan dipandang rendah, dunia ini menerapkan hukum rimba dimana yang lemah akan selalu dimangsa oleh yang kuat.

Penyihir dibagi kedalam 7 tingkatan

Pembentukan, pemula , master , ahli , kekuasaan , semi dewa dan yang tertinggi adalah keabadian.

sejak Edward mengetahui hal ini ia tak sedikitpun dia melewatkan dirinya untuk terus berlatih beladiri dan beberapa sihir namun apa daya dirinya tidak bisa mempelajari sihir sedikitpun karena sistem yang selalu menghalangi dirinya untuk mempelajari sihir.

Edward tidak menganggap sistem adalah sebuah karunia melainkan sebuah kutukan.

Ia menganggap bahwa kekuatan yang diberikan oleh sistem bukan miliknya.

jika suatu hari sistem di cabut dari dirinya seluruh kekuatan yang ada di dalam dirinya akan hilang itu adalah hal yang sangat mengerikan.

Hal yang didapatkan secara instan akan dapat hilang secara instan juga.

Itulah hal yang dia pegang selama 70 tahun kehidupan yang telah ia lalui.

berbagai macam cara telah dia lalui tetapi semua usahanya sia sia, tanpa pilihan lain Edward mengikuti alur yang telah di berikan sistem kepadanya.

Panel digital tampil di hadapannya.

Edward Chen ( warior )

level: 10 (max)

Str: 15 (+)

Int: 10 (+)

Dex : 10 (+)

Agi : 10 (+)

peringatan : saat ini level pengguna terkunci untuk membuka level berikutnya perlu menyelesaikan quest ascension.

setelah 3 tahun mulai Edward berhenti naik level walaupun dia sudah menyerap banyak sekali exp , sistem tetap tidak menaikkan kapasitas levelnya, setelah bertahun tahun ia lewati barulah quest ascension muncul.

[sesuai dugaan ku sebelum nya, sistem sialan ini benar benar membawaku untuk masuk ke akademi sihir, layaknya plot novel sampah yg pernah ku baca sebelumnya,. sebuah story' klise yang terus di daur ulang oleh para author dengan kemasan yang berbeda namun pada dasarnya novel yg mereka buat adalah sebuah sampah yang sama.]

gumamnya.

sejak awal reinkarnasi Edward terus bertanya tanya bagaimana bisa dia terlempar kedalam dunia novel yang penuh dengan plot hole besar seperti ini.

sebagai contoh bila hukum di dunia ini adalah hukum rimba bagaimana mungkin bisa terbentuk sebuah pemerintahan ? bagaimana mungkin manusia yang penuh dengan nafsu kekuasaan bisa tunduk dalam sebuah aturan? terlebih lagi semua manusia bisa menjadi kuat dan mempelajari sihir, lalu bagaimana dengan para petani dan pekerja kelas bawah bila harapan mereka sebenarnya adalah menjadi kuat bukan menjadi menanam sayur di kebun bagai mana bisa mereka tetap terus berkebun dan di pandang rendah sementara mereka adalah pemegang suply makanan seluruh peradaban.

jika semua orang bisa menjadi penyihir dan menjadi yg terkuat adalah aturan ya maka logika di dunia ini adalah sebuah nol besar,

tak perlu ada petani tak perlu ada pekerja kasar semua orang adalah yg terkuat dan peradaban tidak akan pernah terbentuk,.

Novel sampah yg benar benar tidak tertolong bahkan author tidak pernah memiliki dasar tentang penciptaan dunia ini lebih dahulu.

Edward hanya bisa menggelengkan kepalanya menilai situasi di dunia sihir .

Saat ini Edward bukan tanpa alasan pergi jauh meninggalkan desa.

kehidupan di desa bukanlah hal yang buruk namun sistem memaksanya untuk segera mendaftar ke akademi sihir.

Edward tidak dapat menolak quest utama dari sistem.

pada awal sistem memberikan quest ia mengabaikan quest itu namun dampakyang terjadi berikutnya otaknya terus berdengung selama sebulan penuh, itu siksaan yang sangat menyakitkan , sejak kejadian itu Edward tidak pernah ragu untuk mengerjakan quest yang telah di berikan oleh sistem.

" Edward sebentar lagi kita akan sampai ke kota Abrahax."

ucap pria paruh baya dengan janggut putih panjang yang mengendarai kereta muatan.

pria paruh baya ini merupakan seorang yang telah dia selamatkan dari gerombolan Monster dan sangat kebetulan pedagang ini menuju kota yang sama dengannya sebagai ucapan terimakasih pedagang itu tanpa ragu memberikan tumpangan kepada Edward.

Benteng besar mengelilingi kota yang ada di dalamnya, benteng itu terlihat sangat kuat dan besar dengan warna putih memberikan aura suci kepada siapapun yang melihatnya,

kota itu terlihat sangat megah dan sangat berbeda dengan kota yang pernah dia lihat di bumi terutama sebuah istana besar menjulang dibalik benteng.

" istana apa itu ? ."

tanya Edward dengan penasaran.

pedagang itu melirik Edward dan sedikit tersenyum kecil melihat reaksinya yang sedang terkejut.

" Istana putih besar itu adalah akademi sihir Isaroth, apakah kamu belum pernah melihat istana sebesar itu ? Nah itu wajar bagi anak muda seperti mu yang belum pernah menjelajahi dunia luar dan belum pernah melihat keindahan kota Abrahax, istana itu dibangun karena kerajaan Azdaha sangat menghargai ilmu sihir sehingga yang mulia pertama membangun akademi sihir terbaik di benua ini.

akademi Isaroth di bangun dengan idealisme sihir yang terus di pegang dari generasi hingga ke generasi bahkan yang mulia pertama hingga generasi saat ini belajar di akademi ini, Isaroth merupakan kebanggaan kota kami."

pedagang itu masih terus menjelaskan kepada Edward mengenai sejarah akademi Isaroth namun ia tidak begitu memperhatikan ceramahnya dan terus fokus pada apa yang terjadi di depannya, antian panjang memenuhi jalan.

"paman apa yang sebenarnya terjadi ?."

Edward bertanya sambil menunjuk arah tepat di depannya.

" mereka mengantri untuk pemeriksaan identitas sebelum memasuki kota, karena hari ini adalah hari pendaftaran akademi Isaroth yang diadakan setiap satu tahun sekali, ini sudah biasa terjadi karena akademi Isaroth adalah salah satu akademi terbaik di benua ini, bukan hal yang mudah untuk mendaftar masuk akademi loh."

pedagang itu berkata sambil mengedipkan matanya seperti akan memberikan kejutan kecil kepada Edward.

kereta kuda yang ia tumpangi bergerak maju dengan kecepatan yang tetap dan melewati semua antrian menuju pos pemeriksaan.

Para anak anak yang mengantri masuk dan orang tua yang mengantarkan anak mereka terus menatap kereta kuda yang dibawa Pedagang.

tanpa sedikitpun rasa bersalah paman pedagang menyerobot langsung ke antrian terdepan.

Edward menunduk malu karena sepanjang jalan dirinya selalu di perhatikan oleh orang orang yang tengah mengantri.

"lihatlah orang itu begitu sombong tidak mau mengantri untuk memasuki kota."

sebuah celetukan dari seorang pemuda berambut pirang terdengar hal ini membuatnya sedikit tak nyaman.

Paman Pedagang tetap mengabaikan cemoohan dari orang orang yang telah ia lalui dan dengan santai menghampiri pos pemeriksaan.

Edward hanya memperhatikan paman pedagang itu dari kejauhan pedagang itu hanya dengan sedikit memberikan perintah kepada para penjaga, mereka langsung membuka pintu gerbang mempersilakan masuk.

Edward secara samar mengerti identitas pria yang ada di hadapannya, melihat bahwa dia tidak memiliki niat untuk memberitahu siapa dirinya, Edward tidak memiliki niatan untuk mengulik privasi orang yang ada di depannya.

Pintu gerbang terbuka hiruk-pikuk kota metropolitan menyambut pandangannya,

Bangunan gaya Eropa abad pertengahan, jalan berbatu yang di susun secara berirama menjadi keindahan tersendiri,

sepanjang mata memandang Edward kagum dengan kesibukan metropolitan dari penduduk setempat,

jalan panjang persimpangan yang cukup lebar untuk di lalui 4 kereta kuda secara berjejeran.

Hal yang membuatnya terkejut adalah istana akademi Isaroth yang dibangun diatas bukit keindahan arsitektur yang belum pernah dia lihat di kehidupan sebelumnya.

Meskipun letak akademi Isaroth cukup jauh dari pusat kota namun istana megah tersebut tidak pernah bisa luput dari pandangan oleh siapapun yang telah memasuki kota.

Pedagang melirik Edward yang tengah terkejut memperhatikan reaksinya.

Sepanjang jalan Edward menemukan beberapa hal yang cukup membuatnya tertarik, dia memperhatikan segerombolan pemuda seumuran dengannya, para pemuda itu mengenakan seragam hitam seperti penyihir dengan pola unik pada bagian bahu, pola lingkaran dengan gambar naga bumi tepat di tengah lingkaran dan beberapa tulisan rumit yang berada di cengkramannya.

Lambang itu membuatnya merasa sedikit familiar, entah dimana dia pernah melihat lambang itu.

Dalam perjalanannya menuju pusat kota pedagang itu sedikit penasaran dengan sikap Edward yang tidak seperti seorang bocah seusianya.

pedagang tua sedikit tidak mengerti dengan reaksinya walau terkadang wajah Edward tertarik pada suatu hal yang ada di kota tetapi pada detik berikutnya dia langsung tidak tertarik seolah olah itu semua wajar dan mengerti dengan hal itu.

Edward adalah seorang anak yang belum pernah melihat dunia luar tetapi tidak ada sedikitpun ketertarikannya terhadap hal yang pertama kali dia lihat.

Tentu saja pria itu tak mengetahui bahwa Edward adalah seorang yang telah bereinkarnasi ke dunia ini, hal yang ada di dunia ini bukanlah hal yang baru bagi manusia modern seperti Edward.

[Bocah ini sedikit tidak biasa]

Pikirannya.

Paman itu ingin melihat sedikit pola pikir Edward dengan beberapa pertanyaan kecil.

"Edward aku penasaran dengan satu hal, kenapa kau tidak bertanya tentang identitas ku ketika para penjaga membiarkan ku masuk ? ."

Tanya pria itu dengan nada penasaran.

Edward yang tengah bersantai sedikit terkejut dengan pertanyaan pedagang itu.

"Aku tak begitu tertarik dengan privasi orang lain yang bahkan tidak pernah memberitahukan namanya."

Jawab Edward.

Memang sejak awal pertemuannya dengan pedagang tersebut tak sekalipun dia memperkenalkan dirinya