webnovel

Pasangan Gila!

Ling Chu : "!!!!"  Apa ini masuk akal?!

Ling Chu tahu dari awal pria ini hanya bermain-main dengan kakaknya juga dirinya. Tapi Ling Chu tidak berpikir Guo Chen akan mempunyai ide gila bertunangan dengan kedua putri keluarga Ling.

Jika dunia novel ini adalah era kekaisaran kuno, Ling Chu akan memaklumi istri dan selir yang banyak.

"Kamu ingin menjadikan kakakku istrimu dan aku selingkuhanmu? Apa ini masuk akal?! Guo Chen, jangan bertindak terlalu jauh!"

Ling Chu yang marah dengan kuat mendorong Guo Chen menjauh darinya. Ling Chu berlari ke kamar dan membanting pintu dengan keras.

Guo Chen membiarkan sentuhan lembut itu pergi, dia memandang hampa tangannya yang kosong. Seluruh ruangan menjadi dingin Guo Chen melirik Ling Yao yang berpura-pura tidur di sofa.

Teriakan keras Ling Chu jelas membangunkan Ling Yao. Hanya saja sedari tadi Ling Yao berpura-pura tidur.

Guo Yan berjongkok menatap bulu mata Ling Yao yang basah dan gemetar, Guo Chen mendekatkan bibirnya ke telinga Ling Yao.

Hembusan nafas yang hangat dan sentuhan dingin jemari Guo Chen membuat bulu kuduk Ling Yao merinding.

"Ling Yao, ini hanya mimpi, oke?" bisikan Guo Chen membuat wanita itu gugup takut ketahuan.

Guo Chen menutupi tubuh Ling Yao dengan selimut, mencium kening wanita itu kemudian pergi dari apartemen.

Ling Chu tidak menyadari kepergian Guo Chen, dia fokus menggosok gigi untuk ketiga kalinya. Wajah Ling Chu memanas pipinya memerah ketika mengingat ciuman bersilat lidah milik Guo Chen.

Ling Chu : "#@*&€!!" Bajingan itu! Aku harusnya menampar pipi satunya lagi!

Ling Chu keluar dari kamar mandi, melihat Ling Yao duduk dikasur tanpa ekspresi. Ling Chu memalingkan wajahnya, dia yakin Ling Yao datang kesini karena dia mendengar percakapannya dengan Guo Chen.

Meskipun Ling Yao menyebalkan, Ling Chu sedikit bersimpati padanya. Ling Yao cukup menyedihkan dipermainkan Guo Chen.

Ling Chu merapikan meja rias berpura-pura tidak melihat keberadaan Ling Yao.

Ling Yao melihat Ling Chu dengan kikuk merapikan meja rias, dia berkata dengan sinis "Tidak bisakah kamu menjauh darinya?"

"Apa?" Kata Ling Chu kaget.

"Aku melihatmu berciuman dengan Guo Chen. Apa kau segatal itu sampai menggoda tunangan kakakmu sendiri?!" Ucap Ling Yao dengan agresif, dia benar-benar kesal hingga melempar bantal ke meja rias Ling Chu.

Kaca meja rias itu bergetar hampir jatuh beruntung Ling Chu menyangganya tepat waktu. Sayangnya perlengkapan make up dan parfum Ling Chu ada yang jatuh dan pecah.

Melihat barang miliknya rusak, Ling Chu melempar balik bantal itu dengan keras, "Bahkan jika kamu jatuh cinta, jangan buta! Tunanganmu itu yang kegatelan suka menggodaku. Kenapa kamu tidak marah padanya?! Berhenti melampiaskan amarahmu padaku!"

Wajah Ling Yao memerah terutama bagian mata perih karena lemparan bantal yang mendadak.

Ling Yao marah bergegas ke Ling Chu menjambak rambut Ling Chu yang tergerai bebas, "Kamu gadis sialan! Kamu berani memarahiku?!"

Ling Chu reflek melawan balik Ling Yao, dia juga marah karena ulah kedua pasangan gila yang kelakuannya tidak masuk akal. Juga Ling Chu benci adu fisik seperti ini tapi dia beruntung diberi  fisik yang tahan banting.

Dia pernah mengalami jatuh dari tangga 2 kali, jatuh ke kolam ikan 3 kali dan berkelahi tarik menarik rambut 3x. Jambakan seperti ini bukan apa-apa bagi Ling Chu terutama satu lawan satu melawan Ling Yao yang lebih lemah darinya.

"Ah! Bajingan Lepaskan rambutku!" Teriak Ling Yao kesakitan berusaha melepas tangan Ling Chu.

"Kamu menjambakku duluan! Kamu pikir aku tidak berani menjambakmu! Akan kubuat kamu botak!" Balas Ling Chu marah pada kelakuan tak tahu malu Ling Yao.

Ling Yao yang tidak kuat menahan sakit segera melepas jambakannya, dia berusaha melepas tangan Ling Chu.

Kukunya menggores tangan Ling Chu hingga berdarah tapi Ling Chu tetap bersikuku menarik rambut Ling Yao hingga mengumpat lagi.

Ling Yao :"Ling Chu, kamu bajingan! Kutendang kamu keluar dari tempatku!"

Ling Chu : "Hehe.. Kamu pikir ini apartemenmu? Tempat ini masih milik ayah bukan milikmu!"

Ling Yao : "Dia ayahku bukan ayahmu! Jangan panggil dia ayahmu! Bajingan lepas!!"

Ling Chu melepaskan Ling Yao setelah dia puas mengacak rambut Ling Yao hingga kusut dan beberapa helai rambutnya terjabut disela-sela jari Ling Chu.

Ling Yao histeris sendiri saat melihat rambutnya di tangan Ling Chu, dia menahan diri untuk tidak menerkam Ling Chu atau dia yang semakin tersiksa.

"Awas kamu!" Ling Yao marah memelototi Ling Chu yang sombong dihadapannya. Ling Yao membanting pintu kamar Ling Chu dengan keras, dia meninggalkan ruangan Ling Chu yang sudah berantakan olehnya.

Ling Chu ingin mengumpat lagi karena ulah Ling Yao, dia harus membereskan kekacauan di kamarnya.

Ling Chu merapikan rambut cokekatnya yang agak kusut sebelum mengambil sapu dan cikrak. Dengan cemberut membersihkan make up dan botol parfum kesayangannya yang pecah di lantai.

Ling Chu : "#@*&€!!" Kedua orang itu benar-benar gila dan tidak masuk akal!

.

.

.

"Sekian pelajaran hari ini. Jangan lupa kerjakan PR hari ini. Selamat siang "

"Ya Bu, selamat siang"

Beberapa anak memperhatikan ekspresi Ling Chu yang melamun seharian. Tidak ada yang berani mendekati Ling Chu karena dia merupakan target perundungan Shen Fei.

Ding!

'Xiao Chu, ayo makan es krim Bippo! Kutunggu di depan'

Mata Ling Chu berbinar saat Jiang Shu mengirim pesan. Dia langsung menjawab 'OK, tunggu aku Kakak Shu!' lalu membereskan tas sekolah dengan tergesa-gesa  menemui Jiang Shu yang biasanya menunggu Ling Chu di depan gerbang sekolah.

Ling Chu menghentikan gerakannya saat Shen Fei dan dua pengikut kecil menghalangi pintu kelas.

Tidak ingin membuang waktu, dia berkata sambil mendorong bahu Shen Fei, "Jangan halangi jalan, menyingkirlah"

Shen Fei lengah, menabrak dua orang di belakang hingga terjungkal. Jika tidak ada dua pengikut kecil, pantatnya yang indah akan kesakitan.

"Ah! Ling Chu sialan!" Teriak Shen Fei.

Ling Chu tersenyum mengejek, berlari meninggalkan mereka yang memaki dirinya. Dua hari ke depan adalah hari libur,  Ling Chu tidak khawatir Shen Fei akan menganggunya.

"Xiao Fei, ayo kita kejar pelacur itu!" Kata pengikut A yang mengusap pantatnya yang kesakitan.

"Ya! Dia semakin kurang ajar! Tidak bisa dimaafkan!" Kata pengikut B bersiap untuk mengejar.

"Diam!" Shen Fei hanya menggertakkan gigi ketika Ling Chu lari dengan wajah menjengkelkan. Shen Fei yang tidak berhasil menganggu Ling Chu langsung membubarkan diri.

"Hei, bukankah Shen Fei sangat aneh? Dia sepertinya tidak benar-benar ingin merundung Ling Chu" kata pengikut A mulai bergosip ketika Shen Fei menghilang dari pandangan mereka.

"Ya, kau ingat terakhir kali Ling Chu jatuh dari tangga. Dia gemetar ketakutan sebelum memutuskan memanggil ambulan" jawab pengikut B.

"Well.. jika aku yang mendorong putri keluarga Ling, aku juga akan mati ketakutan. Kita hanya beruntung Ling Chu tidak melapor ke kepsek" kata pengikut A berdiri menepuk pantatnya yang kotor.

"Haa.. sampai kapan kita harus menganggunya? Aku sudah lelah mengikuti perintah Shen Fei" keluh pengikut B.

"Jangan katakan itu, sekolah kita masih bergantung pada keluarga Shen. Mau tidak mau kita harus mengikuti ucapan Shen Fei" Kata pengikut A seperti mendidik sahabatnya.

Keluarga mereka memang sedang tidak baik, biaya sekolah sangat mahal cepat atau lambat mereka akan berhenti sekolah jika putri keluarga Shen tidak memberi dukungan gratis.

Jadi mereka hanya bisa mengikuti dan menuruti ucapan Shen Fei baik itu benar atau salah, mereka harus melakukannya untuk menyenangkan Shen Fei.

Ini adalah resiko mereka mendapatkan pendukung untuk bertahan di sekolah ini.