Di lantai atas, di kamar tidur, ia menemukan Muyang sedang duduk di tempat tidur dan cemberut ke pakaian yang tergeletak di depannya seolah-olah pakaian itu telah menghina dia.
Ia berjalan ke arah tempat tidur dan memanggilnya tapi dia seakan-akan tenggelam dalam dunianya sendiri.
"Muyang," ia memanggil lagi dan menepuk bahunya, "Ada apa, kenapa kamu cemberut ke pakaian itu?" tanyanya.
Walaupun dia terus mendesak, dia tetap diam, dingin dan tenang, bagaikan badai mematikan di tengah malam.
"Muyang?" suaranya dilembutkan dan dia menyentuh wajahnya. "Bicara padaku, bicara dengan Ci-Cimu."
Dia mendengus dan tiba-tiba tertawa, seolah-olah tak ada yang salah dan dia hanya mengkhayalkan sikapnya yang menyebalkan tadi. Jika Chi Lian harus menebak, suasana hati gelapnya mungkin ada hubungannya dengan beberapa anggota keluarganya yang telah tiba. Dia sudah melihat ayahnya lemas di sudut rumah seperti setan yang tidak diinginkan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com