Surat pemeriksaan sudah keluar kali ini dan yang ada benar-benar cukup mengambilkan ketegangan bagi Bening karena tidak ingin segala urusannya diketahui oleh papa Leo yang sangat keraas mendidiknya setelah mama kandungnya meninggal, ia pun membuka amplop rumah sakit yang masih tertutup rapat dan mulai perlahan membuka lalu membacanya.
Sebuah hasil telah menyatakan bahwa dirinya benar hamil delapan minggu dan seketika sangat tidak percaya bahwa kecerobohan dengan kekasihnya membuahkan benih di dalam rahimnya, Bening pun langsung meraih ponselnya di atas meja dekat ranjang lalu menghubungi laki-laki yang diduga adalah ayah biologis janin di dalam rahimnya.
"Ayo Bara. angkat telepon aku ini penting! Duh, aku beneran bingung sekarang ini."
'Tok, tok, tok....'
Sebuah ketukan suara muncul dari kamarnya yang langsung menyembunyikan sebuah surat dari rumah sakit mengenai hasil kehamilannya delapan minggu, kedatangan seorang laki-laki gagah itu adalah papa Leo kembali membahaskan mengenai amanah istrinya sebelum meninggal untuk menjodohkan anaknya dengan teman masa kecil.
Papanya terus saja mendesak kepada anaknya untuk segera memberikan keputusan yang berbeda tetapi Bening tetap saja keras kepala bahwa dorongan hatinya sama sekali tidak menyukai temannya yang cukup begitu kurus maupun juga bau keringat, Bening juga tidak mau bahwa mengenai kejadian perjodohan ini akan membuatkan dirinya akan diketahui bahwa ia sudah mengandung dua bulan.
"Gimana keputusan kamu? Papa harap keputusan ini sudah berbeda, ya kamu mau dengan Banyu teman masa kecil kamu itu dan sebelum mama kamu meninggal sudah berpesan jika kamu dijodohkan dengan dia dan jelas pihak sana juga sudah menyetujuinya juga adanya."
"Pa... kan Bening sudah bilang sama papa berulang kali kalau aku sama sekali tidak suka dengan dia, dia itu bau tahu pa jarang mandi. Pokoknya kalau urusan jodoh menjodohkan begini aku tidak suka, lagian juga Bening sudah dewasa dan punya pilihan sendiri yaitu Bara."
"Bara, Bara dan Bara lagi. Laki-laki itu hanya memanfaatkan kamu saja dengan iming-iming mau menikahi tapi apa nyatanya sampai sekarang dia tidak berani datang ke rumah ini dan hanya mempermainkan kamu saja. Semenjak kamu kenal malah justru pribadi kamu semakin rusak, belum juga selalu saja membangkang."
Perempuan itu sama sekali tidak peduli lalu telah mengambilkan ponsel maupun juga tasnya pergi meninggalkan rumah tanpa tahu harus melakukan bagaimana lagi menghadapi orang tua yang penuh memaksa akan sebuah perjodohan sama sekali tidak diinginkan olehnya, taxi online pun datang lalu memintakan dirinya pergi meninggalkan rumah.
Suasana hatinya benar-benar kosong tidak ada yang bisa dilakukan selain juga memaksakan Bara untuk bertanggung jawab mengenai apa yang sudah dipebuat bersama di tempat itu, sebelum menuju ke sebuah tempat dirinya telah berniat membelikan jam tangan karena hari ini juga adalah ulang tahun hubungan mereka selama satu tahun adanya.
Ketika sedang berada di tempat pembeliaan jam tangan dirinya sembari kembali menghubungi Bara yang jelas keberadaannya sama sekali belum terangkat jawaban setiap panggilan, Bening semakin bingung karena telepon justru satu pun tidak diangkat dan sekalinya diangkat malah posisi justru marah-marah tidak jelas lalu mematikan telepon secara sepihak tanpa melanjutkan menelpon lagi.
"Jadi ini berapa mbak harganya?"
"Kalau yang warna cream ini cuma lima juta, yang warna coklat kemerahan sepuluh, dan satunya warna coklat hanya lima belas juta saja."
"Ya sudah aku ambil yang coklat saja dan ini kartunya."
"Baik ditunggu ya kak."
"Iya."
Ketika sedang berada dalam menunggu lagi kali ini dirinya mencoba jalur pesan chat untuk menghubungi kekasihnya mengenai sebuah kehamilan dirinya meskipun hanya lima puluh persen akan dijawab, tetapi satu pesan yang menjelaskan mengenai itu malah justru kembali dihapusnya dan adanya bingung antara memberitahukan disaat ulang tahun hubungan atau lain hari yang justru bisa lebih baik.
"Ini kak pesanan kakak, jam tangan warna coklat dan ini kartunya dan bukti pembeliannya. Terima kasih."
"Iya."
Bening pun kali ini langsung masuk ke dalam taxi lagi untuk segera menuju ke sebuah lokasi syuting Bara yang jelas keberadaannya tidak dekat dengan rumah adanya, ia memang merasa sangat pusing karena memikirkan perjodohan maupun dirinya sendiri mengenai efek kehamilan yang masih cukup muda telah mengganggunya.
Setiba di lokasi syuting ternyata begitu banyak para perempuan tiba saja datang meminta sebuah jebretan foto bersama dengan kekasihnya tetapi ia sama sekali tidak cemburu namun ada salah satu datang justru tiba saja memberikan sebuah polesan ke pipi Bara membuatnya justru datang lalu Bening marah tidak jelas dengan Bara.
"Bara, aku mau ngomong sama kamu sekarang!"
"Apa sih? Aku itu lagi syuting tahu enggak? Kalau keberadaan kamu hanya mau mengganggu aku, aku sama sekali tidak ada waktu buat kamu."
Terus saja mengambilkan beberapa upaya malah mengantarkan dengan sebagian adalah rasa sakit yang benar-benar mengambilkan tidak begitu enak meskipun begitu Bening mengharapkan bahwa Bara akan mau bertanggung jawab lalu memberikan sebuah surat, surat itu pun hendak ingin dibaca tetapi kedatangan seorang perempuan tiba saja datang dan memintanya untuk kembali menuju ke tempat syuting.
"Aku mohon dengan kamu Bara, Bara! Ah kenapa sih dia sama sekali tidak peduli dengan aku begini malahan, baik aku akan menunggu dia di sini terlebih dahulu."
Menunggu waktu yang cukup begitu lama akhirnya Bara pun terlihat santai dan bersiap untuk pergi kali ini dan sebuah harapan kali ini adalah Bening bisa lebih leluasa bersama dengan pacarnya, tetapi sebelumnya perempuan itu sebelumnya sudah memesan roti sederhana bertuliskan "Anniversery satu tahu Bening Love
Bara" dipikirnya kejutan itu akan mendapatkan sebuah hasil yang sangat memuaskan tetapi sayangnya adalah biasa saja tanpa sebuah mimik wajah bahagia.
"Selamat ulang tahun hubungan kita beb, selamat yang ke satu ya. Semoga saja hubungan kita semakin langgeng dan tidak ada yang tergantikan siapapun juga adanya."
"Oke, sekarang mau apa lagi?"
"Kamu apa sih beb? Kan kita belum tiup lilin dan juga saling menyuapi satu demi satunya. Iya kan beb?"
"Kamu itu seperti anak kecil tahu enggak dan perempuan ribet yang pernah aku tahu selama ini."
"Kok gitu sih, apa kamu enggak suka dengan ini? Tahu enggak kalau aku punya sesuatu buat kamu? Jeng, jeng ini jam tangan keluaran terbaru dan harganya lima belas juta buat kamu, aku belikan khusus buat kamu beb."
"Ya ampun so sweer banget sih makasih ya sayang, maaf tadi aku cuman bercanda aja kok adanya."
Tak terasa tiba saja kepalanya sangat pusing lagi Bening hingga mengakibatkan semuanya sempoyongan dan tak sadarkan diri