webnovel

Topeng Pernikahan

Syaira Maheswari, gadis cantik yang memutuskan menemukan keberadaan sang kakak kandung terpaksa menjalani kehidupan kotor setelah lulus SMA. Primadona Dunia Malam yang dikenal sebagai Pemuas Hasrat tersebut berhasil menarik perhatian Leon Bimantara, suami sang kakak yang ditemukan tewas tanpa diketahui siapa pun. Bahkan, berita kematiannya viral dengan informasi-informasi yang salah. Lubna Anastasya yang membuat iri gadis satu Negeri karena dinikahi pangeran tampan yang mewarisi perusahaan hiburan justru tewas mengenaskan, sendirian di rumah sederhana di pinggiran kota. Bahkan, sang keponakan yang masih berusia dua tahun ditemukan dalam keadaan kritis di sisi jenazah ibunya. Berita viral yang pada akhirnya membuat Syaira nekat menjual diri agar bisa menaiki tangga para miliarder. Takdir pun merestui, dia benar-benar bertemu dengan pria yang sudah membuat sang kakak kehilangan nyawa secara tragis. Leon, pelanggan VVIP yang memanggilnya justru membuat sebuah kejutan. Menawarkan kontrak pernikahan bernilai miliaran rupiah. Jalan menuju balas dendam terbuka lebar, tetapi kebenaran mengenai kematian sang kakak justru membuat Syaira ragu melanjutkan niat awal. Bahkan, ia jatuh cinta pada Leon yang seharusnya dihukum atas dosa-dosanya. Bagaimana wanita itu menjalani dendam dan cinta di waktu bersamaan? Mampukah cinta mengubur kebencian di hati atau justru dendam yang mampu memadamkan kasih sayang dalam dirinya?

Zee_Jofany · Urbain
Pas assez d’évaluations
5 Chs

Mengubah Strategi

'Jadi, dia adalah pembunuh itu?' Syaira membatin dalam diam, menunggu pria di depannya mengatakan apa pun karena sekarang mereka benar-benar sudah memasuki ruangan VVIP.

Syaira Maheswari dengan kode nama Anggrek yang dikirim sebagai hadiah oleh pemilik hotel untuk Leon merupakan barang langka, dia perawan terakhir yang dimiliki oleh agensi. Sebab, sulit menemukan perempuan yang masih menjaga kehormatannya di Zaman Milenial ini. Bahkan, butuh beberapa bulan menyiapkan sosok yang bersedia dijual pada komisaris Hotel Starla yang bermaksud memberikan hadiah ulang tahun untuk lelaki nomor satu di kalangan pebisnis andal.

Sebab, nama Leon Bimantara menjadi buah bibir yang selalu diandalkan di berbagai keadaan. Duda tampan yang masih melajang meski dua tahun berita kematian istrinya sering disinggung oleh media, nama Lubna Anastasya yang ditemukan tewas karena skandal besar dengan pria misterius membuat pria tersebut terjebak dalam berbagai rumor aneh. Bahkan, ada yang menulis jika ayah kandung Dindy mendapatkan kutukan sehingga istrinya menjadi tumbal.

"Kamu Anggrek?" Setelah hampir setengah jam berada dalam kesunyian, lelaki tampan itu akhirnya membuka mulut, dan mengeluarkan suara sedikit serak yang membuat Syaira bisa sedikit lega karena tidak lagi terjebak di situasi mencekik.

"Benar, Tuan. Saya Anggrek," ujarnya dengan nada sopan, dia mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh Alby sebagai wanita yang memiliki karakter berkelas meski posisinya rendahan.

"Lepaskan," tukasnya masih dengan posisi sama, memandang jendela yang di sana terpantul wajah perempuan yang dijadikan sebagai hadiah oleh sahabat terbaiknya.

Akalanka Ganapatih, pemilik Hotel Starla lebih awal memberikan hadiah ulang tahun yang ke-30. Sosok muda multitalenta tersebut dianggap layak mendapatkannya karena masih terjebak pada masa lalu, sejak kematian istrinya dia masih saja memilih menjauh dari perempuan. Leon terganggu secara psikis, menolak siapa pun yang mencoba mendekat.

Namun, sekarang justru berada di sebuah kamar mewah bersama seorang Wanita Panggilan. Sosok yang sekilas memang mirip Lubna, tetapi detailnya jauh berbeda. Kenapa Dindy sampai bisa menunjukkan kekerasan kepalanya di depan orang asing?

"Apa yang kamu lakukan?" tanyanya kembali dengan nada dingin yang langsung menghentikan gerakan tangan Syaira melepas jaket bulu yang ia kenakan, dia mengangkat wajah, dan masih mendapati Leon hanya mengamati pemandangan di luar melalui jendela kamar.

"Anda meminta saya melepaskan …."

"Topeng yang kau kenakan, lepaskanlah." Dia langsung memotong ucapan sang wanita yang hanya mampu mengeriputkan kening, "siapa yang mengirimmu ke sisiku?"

Leon tak mau sampai terlena oleh kemiripan wajah, dia sudah tertipu satu kali. Enggan menjadi bodoh untuk kedua kalinya. Sebab, kemanisan serta kasih sayang Lubna hanya sebuah kepalsuan demi menghancurkan dirinya.

Publik hanya mengetahui mengenai apa yang tengah viral, mereka sama sekali tak mau peduli terkait kenyataan yang ada. Alasan Dindy masih di sisi jenezah ibunya, semua karena Lubna memang membawa putra mereka menghilang setelah meminta bercerai. Namun, media memberitakan jika sang istri tewas karena kelalaian dirinya sebagai suami yang sibuk dengan pekerjaan.

"Apa mereka menyuruhmu menggoda putraku agar bisa menjadi ibu pengganti karena memiliki wajah pasaran itu?" Kembali Leon berkata dengan sangat kasar pada Syaira yang langsung berdebar kencang, apa dirinya sudah ketahuan sebelum memulai sebuah aksi balas dendam?

Tidak seharusnya dia dikenali oleh sang kakak ipar, bahkan ketika hubunga darah dengan Lubna diketahui segelintir orang. Apa pria tersebut tahu jika dirinya merupakan adik kandung istri yang sudah dibunuh? Mustahil seseorang datang pada kakaknya karena wanita itu menghubungi Syaira satu jam sebelum waktu kematian.

"Apa maksud Anda, Tuan?" tanyanya masih dengan nada gemetar sembari menunduk kembali ketika Leon melempar tatap padanya, "apa Anda tidak menyukai dandanan saya? Ini sudah prosedur yang dikatakan oleh Madam Putri, tamu VVIP akan menyukai make up yang …."

"Bersihkan," tukasnya masih dengan nada tidak bersahabat, mau tidak mau Syaira langsung berdiri, dan bergegas menuju kamar mandi.

Di sana dia mengatur debar di balik dada, ternyata rumor yang didengar mengenai Leon memang sesuai dengan apa yang dikatakan semua orang. Lelaki tersebut sangat kasar, bahkan sama sekali enggan memandang dirinya. Apa usaha selama dua tahun dalam membentuk tubuh akan sia-sia karena tidak sesuai selera laki-laki itu?

Syaira mematut diri di cermin, tanpa make up, dia memang tak memiliki pesona apa pun. Hanya kecantikan natural khas gadis yang tinggal di perkampungan, apa Leon akan tetap memakai dirinya setelah ini? Namun, kalau dirinya enggan patuh, tentu peluang berada di sisi sang pria akan menghilang begitu saja.

"Aku hanya perlu mengikuti semua keinginannya, dengan begitu Leon akan percaya." Dia bergumam pelan sebelum keluar dari kamar mandi, menarik kembali gaun tipis nan transparan yang dikenakan.

Sama sekali bukan pakaian nyaman, bahkan beberapa bagian penting terbuka sangat lebar. Hanya saja, Leon tampak tidak tertarik. Pria itu sudah berdiri di tengah ruangan, menunggu dirinya.

'Apa yang harus kulakukan sekarang, mendekat padanya atau menunggu dia menyerang?' Mendadak Syaira bingung sendiri, dia tak tahu melakukan apa pun sekarang.

Padahal sebelumnya sudah dilatih dengan matang, bahkan disentuh oleh para pria berbagai karakter tanpa dihilangkan keperawanannya. Hanya saja, itu Leon. Dia tidak bisa melakukan aksi gegabah karena bisa membuat semua usaha yang dilakukan gagal dan penantian panjang sia-sia.

"Kenakan," tukas Leon kembali sembari melepas jas yang ia kenakan, menjatuhkan di lantai agar bisa Syaira pungut.

"Apa Anda mengusir saya, Tuan?" tanya Syaira hati-hati karena masih saja dipunggungi oleh sang pria, bahkan diharuskan mengenakan jas milik lelaki tersebut guna menutupi tubuhnya.

"Putraku menunggu, kau harus menepati janji padanya. Temui dia malam ini, kuanggap pekerjaanmu selesai." Kalimat yang sangat mengejutkan, apa artinya Syaira hanya akan menjadi pengasuh dan disingkirkan begitu saja tanpa bisa melakukan apa yang dia mau?

Wanita itu menggigit ujung bibir, enggan patuh karena memang menginginkan hal lain. Sebab, dengan tubuhnya, ia bisa membuat Leon kehilangan kesadaran sehingga mampu mengambil beberapa gambar untuk dipublikasikan. Namun, kenapa sekarang hanya diajak pulang untuk menemui keponakannya?

"Apa Anda tak menyukai saya, Tuan?" balasnya setelah cukup lama menimbang mengenai apa yang harus dilakukan, "pekerjaan saya menjadi tamu ranjang Anda, kenapa justru harus melakukan hal lain?"

"Aku akan mengatakan pada Madam Putri, pekerjaanmu bagus, dan kuberikan bonus jika kau berhasil menenangkan putraku." Dia mengatakan hal lebih mengejutkan sekali lagi, apa ini sosok kejam yang dikatakan tidak berperasaan?

Kenapa Leon hanya memikirkan mengenai Dindy? Bahkan, sama sekali enggan melirik dirinya. Pria tersebut butuh sosok yang bisa menjinakkan sang buah hati yang selalu membuat semua orang kesulitan.

"Akan kubayar 10 kali lipat dari tarif normal, bukankah kamu masih berada di bawah kuasa agensi?" ujar Leon yang hanya diiyakan dengan anggukan, "akan kubebaskan jika kau mampu menjadi pengasuh putraku."

Leon hanya menginginkan kehidupan normal untuk Dindy, bocah itu jauh dari kata wajar. Bahkan, sejak kematian ibunya semakin meresahkan. Sebab, kejeniusan yang dimiliki justru membuat siapa pun di sekitar harus kewalahan.

Syaira hanya membeku di tempat, ada perasaan lega karena tak harus menyerahkan kehormatan pada pria asing malam ini. Namun, bagaimana dengan misi balas dendam yang ia emban? Haruskah mengubah strategi saat Leon di depan mata?

***