webnovel

20. Lembah Anai

Macet!

"Panjang banget!" Dean merutuk, "Gue paling malas kalau udah melewati jalan ini. Gue cemas, kalau hujan, terus terjadi longsor, sementara kita berada di tepi tebing kayak gini, habis dah!"

Daerah Lembah Anai memang ngeri-ngeri sedap. Selain hawa dingin yang sangat sejuk, pemandangan di siang hari, juga sangat indah. Hijau bebukitan dengan pohon-pohon yang tumbuh subur, membuat napas segar dan lega. Belum lagi ada sungai di bawah jurang sana yang airnya selalu mengalir. Namun, kalau hujan, setiap kali orang melewati kawasan itu, selalu disertai dengan was-was dan takut. Longsor, itu yang paling dicemaskan.

Syean dari tadi sudah berdoa dalam hati. Di luar sana, gerimis mulai menyapa, sementara antrian bagaikan ular raksasa yang tidak terlihat kepalanya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com