webnovel

Tirai Penghalang

Ini hanya cerita sederhana seorang pemuda dalam mencari hal untuk penopang hidupnya. Seperti kebanyakan orang muda lainnya. Mencari pekerjaan, menjalin persahabatan, pencarian jati diri, dan… cinta. Drama keseharian anak manusia yang sudah biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Cerita tentang kehidupan berkeluarga, meski bukan dengan orang tua kandung. Cerita tentang hubungan baik antar kakak dan adik sepupu. Tentang keakraban antar satu dan lain sahabat, meski berbeda warna, rasa, dan asal. Tentang keagungan cinta yang datang tiba-tiba, tidak pernah diharapkan, menghampiri begitu saja dalam kondisi yang tak biasa. Lantas… Bagaimana bila cinta itu ternyata indah? Bagaimana bila ternyata ia begitu tinggi? Dan bagaimana bila ternyata ia begitu berbeda dari diri? Lets find out.

Ando_Ajo · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
223 Chs

Kesempatan Emas Jangan Dilepas

"Tul," sahut Dinda. "Lebih baik nyatakan sekarang daripada menyesal nanti."

"Ho-oh," timpal Jong. "Mulut elu bilang iye, tapi hati elu mangkel kek yang mau nerkam gue aje."

"Bisa gak, sih?" ujar Rezqi seraya menghela napas dalam-dalam. "Gak udah bahas hal beginian muluk?"

"Terserah elu deh," kata Ambar. "Terus gimana, si Steave bilang pagi tadi elu diantar ke Graha Abadi buat interview."

Rezqi mengangguk. "Alhamdulillah, semua lancar."

"Yakin?" tanya Ambar lagi. "Jangan-jangan cuman basa-basi kayak yang sudah-sudah?"

"Gua rasa enggak," tukas Steaven. "Kan tadi gua udah bilangin kalo tuh direktur utama ngajakin nih anak atu buat ketemuan lagi Rabu di minggu depan."

"Di—direktur utama?" ulang Ambar, Jong dan Dinda pun sama membelalakkan mata memandang pada Steaven, lalu beralih ke arah Rezqi yang tersenyam-senyum.

"Eeeh," Steaven cengengesan. "Tadi gua belum bilang, ya?"

"Sompret lu!" dengus Jong. "Kalo ngasi tahu tuh jan setengah-setengah, dodol!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com