webnovel

Tirai Penghalang

Ini hanya cerita sederhana seorang pemuda dalam mencari hal untuk penopang hidupnya. Seperti kebanyakan orang muda lainnya. Mencari pekerjaan, menjalin persahabatan, pencarian jati diri, dan… cinta. Drama keseharian anak manusia yang sudah biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Cerita tentang kehidupan berkeluarga, meski bukan dengan orang tua kandung. Cerita tentang hubungan baik antar kakak dan adik sepupu. Tentang keakraban antar satu dan lain sahabat, meski berbeda warna, rasa, dan asal. Tentang keagungan cinta yang datang tiba-tiba, tidak pernah diharapkan, menghampiri begitu saja dalam kondisi yang tak biasa. Lantas… Bagaimana bila cinta itu ternyata indah? Bagaimana bila ternyata ia begitu tinggi? Dan bagaimana bila ternyata ia begitu berbeda dari diri? Lets find out.

Ando_Ajo · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
223 Chs

Gengsi Seorang Laki-Laki

"Naah," kata Iwan seraya menunjuk-nunjuk Pak Saman. "Itu yang saya maksud."

"Baah…!" Bang Tohap terkekeh geleng-geleng kepala. "Yang ada-ada sajalah kelen-kelen itu!" (Kelen-kelen: kalian-kalian)

"Tapi," kata Bi Ayu pula. "Memang begitu sih yang dibilang sama Rezqi waktu didesak sama pamannya. Dia juga bilang kek gitu."

"Naah, kan," kata Iwan lagi sembari tertawa pelan.

"Tapi ngomong-ngomong," kata Pak Saman kemudian. "Si Rezqi lama amat mandinya?"

"Emangnya ada perlu ya, Bang Man?" tanya Bi Ayu pula.

"Ya nggak juga sih," sahut Pak Saman. "Cuman mau ngajakin si Rezqi buat besok."

"Ouh," Bi Ayu mengangguk-angguk. "Bang Man sama Bang Tohap kerjaannya lancar terus, yak?"

"Puji Tuhan lah, Yu," kekeh Bang Tohap.

"Iya, Alhamdulillah," timpal Pak Saman pula. "Yang namanya rezeki, yaa selagi ada tawaran, kenapa tidak? Ya nggak, Hap?"

"Betul itu," kata Bang Tohap. "Kalau kata Pak Haji, berdosa kita kalau menolak rezeki."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com