webnovel

Tiga Cinta Sama Sisi

Beni adalah mantan seorang forografer, studionya mengalami musibah kebakaran hebat, yang mengakibatkan usahanya bangkrut. Musibah itu memaksanya pulang dari perantauan, lalu kembali ke kota asalnya, meninggalkan cinta dan segala perjuangannya selama dikota kecil itu. Sekembalinya Beni di kota asalnya, ia bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat hari-harinya kembali berwarna cerah. Perempuan itu adalah Bella, seorang vocalis band yang mempunyai karakter kuat. Dengan segudang harapan, ia berusaha untuk melanjutkan hidup dan melupakan kisah di masa lalunya. Tanpa diduga, wanita yang ia cintai di masa lalu itu kembali hadir disaat Beni baru saja menikahi Bella. Bayangan masa lalu kembali hadir. Mengembalikan trauma dan rasa sakitnya diwaktu itu. Bella Istrinya Beni itu baru menyadari, ternyata ia satu kampus dengan Icha, mantan kekasihnya di masa lalu. Mereka dipertemukan melalui sebuah projek pemotretan. Bella dan Icha semakin bertambah akrab, mereka saling menyukai satu sama lain. Melihat keakraban mereka, Beni merasa kikuk dan serba salah. Di suatu event musik, terjadi kejadian yang mengerikan. Bella terluka, hingga membuatnya terkapar di IGD. Ada satu permintaan Bella yang sangat mengejutkan, Beni sama sekali tidak menyangka istrinya itu meminta satu hal yang tidak masuk akal. Bagaimana ya kisah mereka selanjutnya?

elaangpraatamaa · Urbain
Pas assez d’évaluations
314 Chs

240

"Fi, aku memang tidak berada di posisi kamu, tapi aku yakin, segera setelah luka ini mengering, dan ketika badai sudah pergi berlalu, disaat itu akan hadir berbagai macam pelangi yang indah mengelilingi dan menghiasi hidupmu. Maka sekarang kamu harus kuat! Aku pastikan, aku akan selalu ada untukmu." Ucap Amelia pelan, nadanya terdengar lembut, sedikit menurunkan emosi yang sempat meledak-ledak di dadaku.

"Terima kasih ya mel, entah apa jadinya hidupku tanpa kamu. Aku sudah sangat putus asa, hidupku hancur, aku merasa kotor sekali mel!" Ucapku dengan suara yang tersendat-sendat, menyertai tangisan yang menyesakan.

Amelia kembali mengusap punggung tanganku pelan, sorot matanya sarat dengan kekhawatiran yang mendalam.

"Jadi, kamu tidak akan menuntut apa-apa sama si brengsek Arga itu?" Amelia bertanya geram. Amelia nampaknya ingin meyakinkan lagi, langkah apa yang akan diambil untuk menyelesaikan kasus ini.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com