webnovel

Thoughts (You & Me)

[UPDATE SETIAP SENIN DAN KAMIS] Dua orang sahabat yang sudah terpisah oleh jarak, kini dipertemukan kembali dalam sebuah ikatan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka. Namun, salah satu dari mereka lupa akan kenangan masa lalu mereka. Sedangkan yang lainnya lagi masih mengingat dengan jelas, bahkan di setiap detiknya saat dulu. Bisakah seorang Reno Alviandro Jonathan membuat Titania Rania Chavali jatuh cinta padanya dan kembali mengingat masa kecil mereka? Atau justru Reno malah kehilangan Rania? Akankah usahanya untuk Rania dapat berjalan dengan baik? Akankah Rania mencintai Reno seperti Reno juga mencintainya? "It's always been you, Ra." - Reno.

ecstusea · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
30 Chs

Permintaan Maaf

Kondisi Rania semakin hari semakin membaik. Reno juga setiap hari selalu berada di rumah sakit untuk menjaga Rania. Akhir-akhir ini mereka menjadi semakin dekat. Sikap Rania yang tidak jutek lagi pada Reno juga membuat Reno semakin senang dengan kedekatan mereka saat ini.

Setiap hari juga Reno selalu mengganti mawar merah yang ada dipot yang ada disebelah kasur Rania.

"Ini setiap hari lo ganti ya Ren?" tanya Rania yang sedang melihat Reno membuang mawar yang sudah layu dengan mawar merah yang baru.

Reno menoleh kemudian tersenyum sambil mengangguk.

"Kenapa?"

Reno menyerngit bingung, "Apanya yang kenapa?"

"Kenapa lo selalu ganti mawar itu?" tanya Rania.

"Karna gue gak suka aja kalo mawarnya gak seger, jadi gak cantik.. kayak lo.." Reno menggombal.

"Gombal lo receh Ren.."

Reno menoyor kepalanya Rania pelan, "Enak aja! Harusnya lo bersyukur digombalin orang ganteng kayak gue," katanya.

"Najong."

Tuk tuk!

Suara pintu kamar rawat Rania diketuk oleh seseorang.

"Ya masuk!" kata Rania.

Orang yang mengetuk pintu itu pun masuk kedalam ruang rawat Rania. Wajahnya sendu, seperti merasa bersalah. Merasa sangat bersalah lebih tepatnya.

"Ra.." Letta tersenyum, "Gimana keadaan lo?"

"Lo ngapain disini?!" tanya Reno geram.

"Ren lo bisa tinggalin gue sama Letta?" tanya Rania. Reno pun mengiyakan perkataan Rania untuk meninggalkan mereka berdua.

Letta tidak mempedulikan pertanyaan Reno barusan, ia lebih memilih untuk langsung menghampiri Rania, "Ra.. Gue minta maaf Ra," lirihnya. "Gue tau, gue salah. Salah banget malah. Gue tau gue udah ngekhianatin lo.. Ngekhianatin persahabatan kita.. Gu--gue minta maaf Ra, sumpah gue nyesel ngelakuin ini semua.." Ucap Letta air matanya tumpah membasahi pipinya.

Rania sama sekali tidak bergeming.

"Maafin gue Ra.." lirih Letta.

Rania paling tidak kuat saat melihat orang lain menangis, air matanya pun tumpah.

"Lo tau gak apa yang udah lo lakuin itu udah buat gue ancur Let?" tanya Rania.

Letta menganggukan kepalanya, "Gue tau Ra, tau banget malah. Maafin gue Ra gue emang bego lebih milih cowok dibanding persahabatan gue sendiri," katanya.

Rania tersenyum, "Gue udah putus."

"Ra gue minta maaf gara-gara gue hubungan lo.. hubungan lo sama Givran jadi ancur," kata Letta memegang tangan Rania. "Dan gue juga udah buat persahabatan kita ancur.."

"Enggak Let," Rania menggeleng. "Lo suka sama Givran? Jujur sama gue Let, jangan lo tutupin itu semua dari gue." katanya.

Letta menganggukan kepalanya, "I-iya Ra."

"Lo sayang sama dia?"

"Iya Ra,"

"Lo-- Lo cinta sama dia?" tanya Rania.

Letta menghela nafasnya pelan, "Iya Ra. Gue sayang sama dia. Maaf.. Maaf gue udah sayang sama Givran, maaf." Lirihnya.

Rania kembali tersenyum, "Gue sayang sama Givran Let..." katanya.

Tes..

Air matanya kembali turun membasahi pipinya.

"Tapi gue yakin dia lebih bahagia sama lo. Dia.. Dia lebih sayang sama lo dibanding gue," Rania tersenyum kecut, "Lo jaga dia baik-baik ya." katanya. "Dan satu lagi, gue udah maafin lo kok. Lo gak perlu merasa bersalah sama gue," katanya lagi.

"Ra? Lo udah maafin gue?" tanya Letta.

Rania mengangguk, "Udah. Udah ah gue gamau nangis-nangis kayak gini," katanya.

Letta langsung memeluk Rania, "Ra sumpah Ra gue gak nyangka punya sahabat sebaik lo. Gue-- gue jadi makin ngerasa bersalah sama lo," katanya.

"Duh duh.. Jangan kenceng-kenceng kali mbak meluknya, masih sakit nih badan," Rania meringis.

"Hehe maaf ya Ra," Letta terkekeh pelan.

〰〰〰

Setelah hampir dua minggu dirinya berada dirumah sakit, hari ini Rania sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya.

Tentu saja Rania merasa sangat senang sekali karena ia sangat merindukan rumahnya itu.

Tiba-tiba Rania teringat akan janji yang diucapkan oleh Reno waktu itu. Ia menoleh kearah Reno yang sedang serius menyetir disebelahnya, "Ren, lo lupa sama janji lo?"

Reno menyerngit bingung, "Janji? Janji yang mana?"

"Yang mau bawa gue ke rumah pohon itu.." kata Rania.

"Ooh yang itu. Lo kan baru keluar dari rumah sakit. Gue pasti bakal bawa lo kesana, tapi ngga sekarang. Ada saatnya nanti. Lo tunggu aja," kata Reno.

Rania berdecih kecil, "Huh semua cowo sama aja, janji dimulut doang. Ujung-ujung nya juga gak akan ditepatin tuh pasti," katanya.

"Jangan ngambek dong Ra," Reno terkekeh pelan.

"Tau ah bete." kata Rania.

"Mau coklat?"

Tidak ada jawaban dari Rania.

"Tambah ice cream?"

Hening.

"Kalo gitu tambah cotton candy?"

Rania masih diam.

"Gimana kalo tambah marshmallow?"

Tetap saja diam. Rania masih saja tidak menjawab perkataan Reno.

Biarin aja gue minta makanan manis yang banyak, kan Reno yang beliin ini hihihi ucap Rania dalam hatinya.

Reno menghela nafasnya pelan, "Oke. Kalo gitu tambah 50 kali lo pesen minuman di starbucks deh."

Mata Rania membulat seketika, "Deal."

"Dasar rakus!" Reno mencubit pipi Rania gemas.

Tbc

***

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

ecstuseacreators' thoughts