webnovel

Satu

Celia menatap ruang kelasnya yang berisik, para siswa duduk bergerombol bersama gerombolan masing-masing membentuk beberapa kelompok, sibuk dengan kesibukan masing-masing. Sudah 5 bulan semenjak mereka menjadi siswa baru sekolah menengah atas dan Celia masih saja tidak mengerti apa yang harus dilakukannya saat jam pelajaran kosong seperti saat ini. Ingin rasanya dia ke perpustakaan untuk tidur tapi hal itu tidak memungkinkan karena tempat itu sedang digunakan oleh anak-anak kelas internasional, yang dianggap sebagai kelas dengan kasta tertinggi. Sebagai salah satu sekolah menengah atas swasta terbaik, sekolah Celia memang memiliki program kelas ekslusif yang disebut kelas internasional. Dimana mereka yang pintar dalam segi akademik, seni maupun olahraga dapat bergabung dengan kelas tersebut dengan bahasa utama bahasa Inggris. Terdengar sangat klise ala film-film dan cerita-cerita novel, tapi kenyataanya itulah yang dihadapi Celia.

Sebagai kelas dengan kasta tertinggi, mereka mendapatkan privileges yang lebih dari sekolah yang otomatis menjadikan anak-anak dari kelas tersebut menjadi popular, teladan dan diidolakan, salah satunya adalah rekomendasi ke beberapa universitas ternama yang bekerja sama dengan sekolah Celia, mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri, beasiswa dari berbagai bidang dan lembaga serta mendapatkan relasi yang menguntungkan.

Celia sendiri bergabung dengan kelas regular seperti kebanyakan siswa lainnya. Dari kelas reguler pun banyak siswa yang aktif di berbagai organisasi dan juga memiliki kecerdasan yang diatas rata-rata akan tetapi mereka belum seberuntung mereka yang masuk ke kelas khusus.

Sambil terlarut dalam lamunannya, seseorang menepuk pundak Celia dan membuatnya tersadar. Dia berbalik dan mendapatkan Yosi teman sebangkunya yang luar biasa baik, jahil, gila dan segudang keanehan lainnya berdiri dengan muka datar.

"Jajan yok Cil, mau pinjam sepuluh ribu," ujarnya dengan nada datar. Celia mendengus.

"Ga modal. Malas jalan. Titip Klepon ya," ujarnya sambil merogoh kantong ranselnya mencari uang kertas. Dia mengerluarkan beberapa lembar uang dua ribu dan lima ribu dan menyerahkan semuanya ke Yosi. Yosi menatapnya dengan kesal, dan berbalik ke bangku belakang mereka menatap teman sekelas mereka Lio dan Miko yang sibuk push rank. Kompak kedua anak itu geleng-geleng kepala. Yosi menatap kembali teman sebangkunya dengan tatapan memohon agar menemaninya ke kantin, tapi Celia malah menguap dan langsung berpura-pura tidur.

Yosi tiba-tiba memanggil seorang siswa yang baru saja kembali dari toilet. "Emak Riri, temani ke kantin dong Mak!" teriaknya. Siswa yang di panggil Riri tersebut mendengus. "Lo kan cowok, manja banget sih."

Yosi tidak ambil pusing. " Malas ah ke kantin sendirian, anak-anak Badminton yang inter kumpul di sana, malas ii ketemu suhu," ujarnya santai.

"Yaelah Yos, kamu kaya punya urat malu aja Yos."

" Yealah Mak! Aku cuma rakyat jelata, apalah aku diantara mereka."

Riri yang notabene adalah ketua kelas alias Emak kelas X-C, kelas Celia dan Yosi, pasrah dan akhirnya menuruti keinginana Yosi. Riri memang merupakan orang dengan jiwa solidaritas tinggi yang membuat kelas mereka yakit tidak salah pilih ketua kelas.

Setelah Riri dan Yosi tidak kelihatan lagi, Celia mengangkat kepalanya dan kembali menguap. Lio yang berada tepat di belakang Celia menatap sebentar sebelum bertanya, "Lo sakit lagi Cil?" Celia mengeleng. Selain dua temannya dari sekolah menengah pertama, Jessie dan Lena yang juga sekelasnya dengannya, Lio, Miko, dan Yosi memang bisa dikatakan yang paling dekat dengan Celia karena mereka selalu sekelompok jika ada tugas kelompok. Hal ini dikarenakan letak kursi mereka yang berdekatan dan merupakan dua kuris paling belakang. Jika ada tugas kelompok, Lio dan Miko akan langsung meng'klaim' Celia dan Yosi sebagai teman kelompok mereka. Dikarenakan sering sekelompok, ketiga anak itu mulai sedikit tahu tentang Celia dan kondisinya.

Celia masih menjalani pengobatan pasca operasi akibat kecelakaan yang membuatnya absen dua hari pertama pada masa orientasi. Bahkan saat hari pertama pun Celia datang telat karena harus check up dan membuatnya mendapatkan kursi paling belakang, yang sekarang diduduki oleh Lio. Lio yang sebelumnya duduk bersama Yosi, mengalah duduk didepan karena Yosi memiliki mata minus, sejak saat itu Lio dan Miko mengklaim bahwa Celia dan Yosi adalah teman sekelompok selama-lamanya dan menjadi penolong bagi mereka berdua yang beranggapan bahwa otak mereka berdua agak pas-pasan.

Setelah menjawab pertanyaan Lio, Celia kembali sibuk dengan pikirannya hingga teralihkan dengan kedatangan Yosi dan Riri yang dramatis. Celia mentap kedua anak itu dan tidak mendapatkan klepon pesanannya dimana-mana.

Riri mengatur napas sebelum bicara, "Kantin heboh, anak Badmin tawuran sesama anak badmin," jelasnya.

Satu kelas hanya terdiam, tidak mengerti. Yosi maju menjelaskan.

"Anak badmin inter vs anak badmin bukan inter. Mereka TA WU RAN! BER DA RAH"

"HAH?!