webnovel

They Are My Destination

Bercerita tentang seorang gadis yang tidak dipedulikan oleh orang tuanya. Dia berfikir untuk apa sebenarnya dilahirkan?apakah nantinya dia akan sama seperti orang tua yang menjalani hidup masing-masing tanpa menghiraukan ikatan? Seperti ketika mempunyai masalah pribadi,dia merasa orang tuanya menjadi asing yang mempunyai kehidupan berbeda,hanya tinggal satu atap saja. Gadis itu terluntang-lantung mencari tujuan hidupnya.Sampai dia tiba-tiba masuk kesemacam dunia survivor bertahan hidup yang diciptakan oleh seorang "pemilik dungeon". Akankah dia menemukan tujuan hidupnya disana?

Asnow · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
24 Chs

Tanah berdarah

Setelah mendapatkan rumah Yeena diobati oleh Kesha

"Sini coba liat lukanya Yeen"Kesha menepuk tempat tidur meminta Yeena untuk berbaring

"Oh my Yeena!! Ini lukanya panjang banget,dalam lagi!"

"Yaelah Key,gak sakit juga seminggu dua minggu juga sembuh"

"Seminggu apa! Sebulan juga gak sembuh ini Yeen!!"Nanad menimpali

"Nih obatin"Nacia memberikan kotak obat

"Eh dapet darimana?" Yeena

"Dilaci tuh"tunjuk Nacia

"Mungkin ini yang ditaro sama orang-orang tadi,nih ada galon,sabun,baju bahkan senjata juga,ini orang mau kita tawuran ya,gila!"ujar Haru

"Astaga aku lupa ada laki-laki disini anjer,Yeen tutup bajunya!"Kesha panik karena sedari tadi Haru diam sehingga membuat mereka melupakannya.

"Cih! gak menarik juga,kasur lebih enak diliat daripada dia"Haru berbaring diranjang dan menghadapkan punggungnya pada mereka. Melihat itu mereka menganga tak percaya.

"Brengsek! Nad,bisa gak kau larang pacarmu"Kesha

"Udahlah,obatin Yeena aja,perih tuh pasti"Nacia mengalihkan perhatian Kesha

"Ahaha ...kayaknya gak usah deh"Yeena  segera duduk melihat Kesha memegang botol rivanol

"Ntar infeksi Yeen! udah baring lagi"Nacia merebah paksa Yeena

"Aduh gila ya Cia! kuat banget dorongnya luka Yeena kesentak gitu"Kesha

"Ya maap"cicit Nacia

"Sini,makin lama gak bagus"Kesha menuangkan cairan rivanol pada kapas

"Stop!"Yeena menahan tangan Kesha

"Ah... aku alergi alkohol" alibi Yeena

"Alergi?"Kesha

"Pakek betadin aja"Yeena melepas genggamannya

"Oh.. oke" Kesha mengobati Yeena dan membalut lukanya

"Ngapa mesti pake ginian sih?"ujarnya risih dengan perban yang membalutinya

"Ya terus pake apalagi,hansaplast?"Nacia menatap malas Yeena

"Iya" disertai anggukan Yeena

"Yakali Yeen,hansaplast luka satu punggung gini"Nacia

"Udah lama gak ketemu makin tolol aja Yeen"ledek Kesha

"Berisik tau gak! tidur sana, udah malam jugak!" Bentak Haru

"Sewot aja!"balas Kesha

Haru menutup telinganya dengan bantal

"Oh iya Yeen, reaksi mu luka kayak gini kok biasa aja? Waktu berantem jugak..kok kau bisa sih?"tanya Nacia teringat

"Aku kan pernah ikut silat,taekwondo"

"Iya sih,tapi tetap aja-"Nacia

"Udah ah tidur,kalian capek kan"Kesha memotong ucapan Nacia

Mereka pergi ke ranjang masing-masing,dan terlelap lantaran lelah menghadapi situasi tadi,satu-satunya yang normal hanyalah malam sunyi dan tenang seperti pada umumnya. Yeena masih terjaga karena mengingat beberapa kenangan buruk setelah mendengar pertanyaan Nacia.

Sisa embun yang menempel di kaca jendela  terlihat memutih dengan sinar kuning mentari.

Yeena bangun lebih dulu karena haus dan mengedarkan pandangannya merasa asing

"Ternyata bukan mimpi ya" Yeena mendengus,dia mencoba duduk tapi merasa nyeri pada punggungnya

"Aaw"secepatnya membekap mulut agar tidak membangunkan teman-temannya

"Udah diam aja lukanya ntar kebuka terus ngotorin tempat tidur" ujar Haru yang terbangun,dia berjalan kearah Yeena

"Sumpah demi apa pagi-pagi udah ketiban sial! hiss...pas masih basah gak sakit udah kering baru kerasa anyeeng"Yeena mendesis

"Makannya sok kuat sih,udah dibilangin. Ntar cuci sprei sendiri!"ketus Haru

Yeena menatap tajam Haru,mereka sibuk berargumen dan tidak menyadari ada orang ketiga

"Anjirr Yeena ngapain sih,basah sakit gak sakit? Ohow  tontonan seru gak boleh ketinggalan,cus!"Nacia yang menguping dari kamar mandi langsung membuka pintu dengan keras

"Hayooo!! Kalian ngap-"Nacia disambut bingung oleh Yeena dan Haru

"Hah sialan"lirih Nacia kecewa melihat Yeena hanya duduk dan Haru disampingnya memegang segelas air

"1 2 3, kumpul dalam 5 menit,telat 1 menit badan kalian dijamin gak utuh"terdengar suara pemilik dungeon yang membuat fokus mereka teralih, dengan panik Kesha membangunkan teman-temannya.Haru memberikan cangkir pada Yeena dan berlari.

"Astaga serius itu cowok! Nyesel galau-galauin yang begituan anyeng"

"Kalian semua ganti baju, pake baju yang ada di rumah kalian,tapi nanti sekarang waktunya mendengarkan. Gimnya gini, masing-masing dalam tim dikasih cambuk dan pistol air, hanya satu orang dalam tim yang megang cambuk. Semua tim saling nyerang. Yang menang adalah tim yang bertahan dan masih utuh dalam waktu 1 jam, kalau ada yang mati dalam tim itu yaa...sisanya juga ma-ti. "pemilik dungeon menekan kan kata yang membuat ricuh suasana

"Gak adil!"

"Sama aja ngebunuh orang,gila!"

"Psikopat!"

"Duh duh kalian lupa ya sama yang protes kemaren?"nada ancaman pemilik dungeon membuat mereka diam

"Nah gitu nurut, udah cepat 5 menit lagi kalian diantar ke arena

Didalam rumah Yeena terhanyut dalam fikirannya memikirkan kata-kata pemilik dungeon,dia merasakan bahaya untuk teman-temannya.

"Yeen,udah selesai ganti baju?" Kesha mengetuk pintu kamar mandi tetapi Yeena masih terhanyut dalam fikirannya

"Yeen!Yeena!kau baik-baik ajakan?!"

"Ah... ya udah siap kok"

"Kalian duluan aja,aku nyusul"mereka menuruti Yeena, setelah mereka pergi Yeena membuka satu-persatu laci dan lemari

"Dia gak ngelarang bawa senjata kan"Yeena tersenyum licik dan mengantongi tang di bajunya

Semua mengantri naik kedalam jeep. Dikawal orang-orang berbadan besar,dalam antrian itu seseorang memotong barisan "Kau!" pengawal menunjuk orang tadi. Dia kebingungan "Iya kau!" orang itu berjalan mendekat dan...

DOR

Semua orang melihat ke asal suara,pengawal itu menembaknya, sambil memegang pistol dia berjalan "siapa tim orang ini?!"tidak ada yang menjawab, mereka menunduk "Aku tanya sekali lagi, siapa timnya!" maju kesini kalau gak ada yang ngaku..." mendengar ancaman 4 orang keluar dari antrian ,mereka melangkah penuh ketakutan bahkan gemetaran,sudah beberapa langkah tiba-tiba

DOR DOR DOR DOR

4 orang tadi tumbang seketika, darah dari kepala mereka mengalir diatas tanah "Kalian ingat kata pemilik dungeon? Terlambat 1 menit hilang satu bagian,dia"pengawal menunjuk mayat ditanah itu "terlambat 5 menit berarti mati! Kalian ingat peraturan gim tadi mati satu orang sisanya juga ikut. Ini sebagai sambutan dalam gim" pengawal kembali menyuruh mereka naik kedalam jeep

Diperjalanan Yeena berfikir keras cara melindungi teman-temannya, dia merasa ada keganjilan dalam permainan ini "cambuk,air... baju yang kami pake tipis itupun lengan pendek. Dia beneran psikopat asli! Sengaja ngasih baju tipis biar mudah robek pas dicambuk,bayangin aja 249 orang megang cambuk, satu orang pasti nyambuk lebih dari 1 kali,total berapa cambukan kalau dikali 249 orang?! Terus sisanya megang pistol air,luka disiram air? Pedihnya berasa mampus!" Yeena melirik teman-temannya

"Hah... mereka mana bisa yang kayak gini. Gimana caranya? Gimana biar mereka aman,kalau difikir-fikir orang itu gak bilang harus ngebunuh,berarti aku bisa sembunyiin mereka, lewat sejam baru keluar!" menggenggam erat tang yang disembunyikannya didalam baju

Di arena

"Arkhh sial!  Ekspetasi gasesuai sama realita, gimana bisa sembunyi kalo gini!" Yeena merasa frustasi ditengah desakan arena yang hanya seukuran lapangan sepak bola. Bayangkan saja 250 orang berdesakan disini, tidak ada tempat bersembunyi, arena itu dipagari kawat berduri, diluar arena dijaga pengawal disetiap garisnya. Salah satu orang berhasil memanjat pagar  dengan darah bercucuran,begitu dia menginjakkan kakinya diluar pagar...

DOR

Dia mati tertembak "siapa yang menginjakkan kakinya diuar pagar sebelum gim berakhir akan bernasib sama" pengawal melepas tembakan kelangit sebagai tanda permainan dimulai.

Begitu dimulai suara jeritan memekik ditelinga, ada yang karena dicambuk,dipukul,ditendang,diinjak,lukanya disemprot air atau didorong kepagar yang membuat duri menembus tubuhnya, tapi karena itu juga arena sedikit lapang. Didalam situasi inni Yeena berfikir bagaimana cara tetap hidup dan melindungi teman-temannya. Sedangkan teman-temannya menangis ketakutan bukan membantu malah menambah panik. Memang benar kepanikan mengacu kepintaran seseorang " Stop nangis! Haru kau cowok jangan lembek! Kalian ikut aku kesudut!" mereka berlari mengekori Yeena seperti nak ayam.

"Haru sini cambuknya! Kesha potong kawatnya,cepat! Nanad sama Nacia pegang kawat yang udah dipotong,bentuk ruang buat kita berlima! Haru bantu aku lindungin mereka"

Melihat cambuk,Haru gemetar setengah mati dia hanya mau menyelamatkan diri sendiri "Biar aku aja yang motong biar cepat"dia menarik tang dari tangan Kesha. Melihat tingkah Haru yang tidak melihat situasi, Yeena membiarkannya agar tidak menambah runyam.

"Oke! Aku aja yang lindungin kalian,tapi cepat!" ujar Yeena menatap geram Haru. Yang lain tidak sempat memikirkan keadaan Yeena yang punggungnya terluka.

Yeena menghadang semua serangan,tetapi itu membuat celah disisi satunya "Hah sial! Kalau gini mereka bisa kenak" Yeena membuang cambuknya

"Yeena kau gila ya! Kau bisa-"Kesha

"Tanganku capek"ujar Yeena merentangkan tangannya