webnovel

They Are My Destination

Bercerita tentang seorang gadis yang tidak dipedulikan oleh orang tuanya. Dia berfikir untuk apa sebenarnya dilahirkan?apakah nantinya dia akan sama seperti orang tua yang menjalani hidup masing-masing tanpa menghiraukan ikatan? Seperti ketika mempunyai masalah pribadi,dia merasa orang tuanya menjadi asing yang mempunyai kehidupan berbeda,hanya tinggal satu atap saja. Gadis itu terluntang-lantung mencari tujuan hidupnya.Sampai dia tiba-tiba masuk kesemacam dunia survivor bertahan hidup yang diciptakan oleh seorang "pemilik dungeon". Akankah dia menemukan tujuan hidupnya disana?

Asnow · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
24 Chs

Roman?

"Kacung"Yeena memberi isyarat agar Maze mendekat

"Cepat sana"Zhai mendorong Maze

"Tapi dia bilang kacung!"Maze menahan dorongan Zhai

"Haiss ingat, itu karna dia malu ngakuin kalau dia butuh kau,mau didekat mu!"Zhai berbisik

"Hmm,oke"Maze tersenyum puas dan mendekati Yeena

"Kau sama tim mu cari peralatan untuk buat arena manah"kata Yeena teringat bahwa Maze handal dalam memanah dan berfiki teman-temannya harus mempelajarinya juga

"Kami? Kau nyuruh seenak jidat?!"ujar Maze tak terima diperintah

"Kalian kan juga numpang latihan,kau juga kalah dari aku!"ketus Yeena

"Sst stt! Ingat Ze dia mau didekat mu"bisik Zhai dari jauh untuk menenagkan Maze

"Oke"jawab Maze senang hati

"Oke?"Yeena curiga karena Maze begitu mudah menyetujuinya

"Iya,oke!"Maze terssenyum pada Yeena

"Senyum apa sih,kayak orang idiot"Yeena pergi mengambil senjata yang akan mereka pakai untuk latihan

"Apa? Ahh cewe sinting!"Maze meneriaki Yeena

"Calm down ma bro,tenang. Maksudnya senyum mu bagus tapi dia mau ngomongnya, cewek kan emang gitu malu-malu kucing"hasut Zhai

"Gitu?"Maze memiringkan kepalanya

"Iya gitu"Zhai terkekeh karena membodohi Maze

"Yaudah kalian cari alat-alatnya"perintah Maze

"Terus kau?"

"Aku? Latihan senyum biar tambah bagus"Maze berlalu sambil tersenyum-senyum

"Maze kenapa,Zhai?"tanya Austin heran

"Dia? Udah gak usah mikir otak mu gak bakal kuat"lanjut Zhai terkekeh

"Bangsattt"gerutu Austin

Mereka membagi tugas,Zhai,Eindelyn dan Tristan bertugas mencari perlengkapan sedangkan Maze dan Austin sedang melakukan tugas yang menurut mereka lebih penting.

"Yeena! Yeena!"teriak Austin memanggil

"Aduh apasih"kesal Yeena

"Maze! Maze nginjak ranjau!"kata Austin panik dan terengap-engap

"Nyusahin memang manusia satu itu"Yeena berjalan masuk kerumah

"Yeena! Nyawa Maze dalam bahaya lohh!"tegas Austin

"Aku tau"kata Yeena santai

"Terus kenapa kau..bu-buat apa barbel?"tanya Austin melihat Yeena keluar dengan sebuah barbel ditangannya

"Terus kau mau gantiin dia?"Yeena menatap malas

"Eng,enggak"kekeh Austin canggung

"Kau disini aja,nanti kalau kau ikut malah kenak aku malas repot"

Austin mengangguk

Yeena pergi kebelakang rumahnya

"Hey kecoak!"himbau Yeena

"Kau yang kecoak"ketus Maze

"Kau tu ada dimana-mana ya! Gak capek apa buat masalah?"ujar Yeena mendengus kesal

"Kau itu yang gak mati-mati kayak kecoak!"balas Maze

"Eyy, yang sekarang mau mati itu kau"Yeena terkekeh

"Bisa-bisanya kau masang ranjau disini sinting!"Maze memaki Yeena

"Ya ya ya gerak sekali lagi bum! Meledak"Yeena memperingatkan Maze

Maze pun mematung

"Aku nanam ranjau disini buat orang-orang cabul,ternyata benar kata Tristan. Kau ku suruh nyari alat buat manah bukan ngintip kamar mandi orang! Ngapain coba kau kebelakang kamar mandi ku? Berfikirlah rasional, dasar mesum!"Yeena menatap rendah Maze

"Jangan liat aku kayak gitu! Ini gara-gara Zhai tau"Maze berdalih

"Zhai?"

"Gak mungkin gara-gara mau lempar tikus kedalam kamar mandinya"gumam Maze

"Apa?"

"Gak ada, cep-cepat tolongin aku!"Maze mengelak terbata

"Tolongin gak ya. Kalau aku tolongin aku gak tahan ngeliat dia dimana-mana,tapi berguna juga buat latihan, kalau gak aku tolongin kacung ku hilang,tapi ngurangin satu rival sih jadi.."kata Yeena menimbang

"Permisi, apa bahan dilema kau itu nyawa ku? Ini  nyawa manusia loh bukan kecoak, sinting!"Maze kesal setengah mati karena perlakuan Yeena

"Kau kok takut sih"ujar Yeena

"Ya takut lah gila! Manusia normal mana yang gak takut disituasi kayak gini! Jangan samain aku sama makhluk abnormal kayak kau"ketus Maze

"Yaah aku masih butuh kacung sih"ujar Yeena lagi

"Nunduk ya jangan sampe kena ledakan,aku gak suka kacung yang cacat"lanjut Yeena melempar batu ketempat ranjau yang dtanamnya,satu-persatu ranjau meledak disekitar Maze yang seperti perahu ditengah danau.

Yeena berjalan ditengah ledakan itu, tanah yang mengudara jatuh seperti bunga dengan latar debu bertebaran dibelakangnya, Yeena benar-benar terlihat keren dimata Maze yang tercengang tak berkedip

"Minggir"ujar Yeena membuyarkan lamunan Maze

"Apa?"Maze tersadar

"Minggir bodoh! Biar aku yang injak"ketus Yeena

"Apa? Walaupun aku mau selamat tapi aku gak bisa biarin kau mati gantiin aku. Kalau gtu mending kau tinggalin aja aku,sana pergi!"ucapnya tegas

"Mati? Apa yang ada diotak anak ini?"Yeena mengedip-ngedipkan matanya

"Anak ini?! Aku lebih tua daripada kau harusnya kau panggil kakak!"Maze berdebat

"Kakak cewek apa cowok"ketus Yeena

"Sa-sama aja, cowok maksudnya!"Maze gelagapan

"Udah jangan banyak bacot,cepat minggir!"Yeena berusaha menggeser Maze

"Woy ming,minggir!"

Maze menghalang-halanginya

"Gak pokoknya aku gak bisa biarin kau mati supaya aku selamat"Maze bersikeras

"Astagaaaa! Hah aku kesal setengah mati. Kau mau ditolongin gak sih!?"Yeena meraih wajah Maze membuat bertatapan dengannya

"Mau tapi..."Maze gugup karena wajah mereka hanya berjarak satu hembusan nafas

"Tapi apa? Ini liat! Aku bawa barbel 50 kg buat gantiin kita! Liat ni liat makanya mata dipakek! Kau pikir kau sepenting itu apa,sampe aku mau nukar nyawa!"Yeena menyodorkan barbel didepan mata Maze

"Harusnya situasi kayak tadi dia ngomong romantis..arghh bakar aja drama-drama cinta sialan!"suara hati Maze

"O,oh ehem aku tau kok Cuma.."Maze bergeser dengan cepat

"Cuma lagi tolol?"ledek Yeena kesal

Ranjau tidak akan meledak selama tidak kehilangan berat beban ditambah berat barbel yang dibawa Yeena,perlahan-lahan dia mengeluarkan satu kakinya dan menggantinya dengan barbel,saat dia mengangkat kaki yang satunya lagi

Klak

Ranjau berbunyi, lalu dia kembali menempatkan kakinya disana

"Kayaknya aku gak beruntung"ucap Yeena

"Apa? Kenapa?!" Maze panik

"Kau  gak dengar suara tadi...?"berlagak lirih

"Itu artinya"mata Maze terbelalak panik

"Yap, jadi kau pergi sana, atau kau mau mati juga?"Yeena mengibaskan tangannya mengusir Maze

"Enggak! Aku gak suka utang budi kita mati sama-sama!"Maze memeluk Yeena untuk melindunginya saat ranjau meledak seperti tindakan heroik

"Kok gak meledak?"batinnya sambil memejamkan mata

Yeena terkejut dengan tindakan Maze, dia melepaskan pelukan Maze dan menyentil dahinya

"Aww! What are you doing?!"kata Maze memegang dahinya

"What are you doing, what are you doing, what the hell!!"Yeena meninggalkan Maze

"Tapi ranjaunya?"kata Maze bingung

"Kenapa sih dia? Jelas-jelas aku mau...hah?! Aku ditipu? Dasar cewe sintingggg!"teriak Maze saat sadar akan keadaan

Yeena merasakan panas diwajahnya,dia bisa merasakan wajahnya bersemu merah dan berniat membasuh wajahnya

"Bisa-bisanya aku jadi ikutan kayak anak-anak!"gerutunya pada diri sendiri

Dia membuka pintu kamar mandi dan mendadak berhenti

"Mazeeeeeee!" amuknya saat melihat tikus dikamar mandinya

"Mampus!"ucap Maze menyadari hasil dari perbuatannya dan berlari meninggalkan rumah Yeena tetapi dia bertabrakan dengan seseorang

"Liat-liat dong kalau jal-"

"Zhai? Kenapa kau"lanjutnya

"Udah nanya nya nanti aja,sekarang lari dulu"Zhai

"Oh iya betul!"ujar Maze teringat Yeena

"Kau kenapa..hah,lari?"tanya Zhai terengah-engah

"Karna Yeena si sinting, kalau kau kenapa hah.. kenapa lari?"

"Karna mereka"jawab Zhai

"Mereka?"Maze memutar kepalanya dan melihat segerombolan orang mengejar mereka

"Kau ngapain sih?! Ngintip?"kata Maze

"Ya enggaklah orang punya kita sama apa yang mau diintip! Itu hah karna..aku ngambil barang mereka"jelas Zhai

"Barang apa?"

"Lah kan kau yang nyuruh nyari alat-alat buat manah"ujar Zhai

"Hah??! Kau mau bunuh aku ya!"kata Maze mengingat sudah banyak masalah yang diperbuatnya pada Yeena