webnovel

They Are My Destination

Bercerita tentang seorang gadis yang tidak dipedulikan oleh orang tuanya. Dia berfikir untuk apa sebenarnya dilahirkan?apakah nantinya dia akan sama seperti orang tua yang menjalani hidup masing-masing tanpa menghiraukan ikatan? Seperti ketika mempunyai masalah pribadi,dia merasa orang tuanya menjadi asing yang mempunyai kehidupan berbeda,hanya tinggal satu atap saja. Gadis itu terluntang-lantung mencari tujuan hidupnya.Sampai dia tiba-tiba masuk kesemacam dunia survivor bertahan hidup yang diciptakan oleh seorang "pemilik dungeon". Akankah dia menemukan tujuan hidupnya disana?

Asnow · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
24 Chs

Pembantaian

Belum sempat Yeena membuka pintu muncul seorang laki-laki yang mendobrak,mereka panik berteriak. Laki-laki itu menyerang Yeena dengan pisau,beruntung Yeena berhasil menghindar. Serangannya semakin cepat,Yeena bisa merasakan niat membunuhnya alhasil membuat Yeena berjalan mundur untuk menghindari serangan demi serangan sampai langkahnya tertahan sebuah meja dibelakangnya. Dengan sigap Yeena mengangkat meja dan meleparnya kearah laki-laki itu dan...

Bruk!

Kayu-kayu meja berhamburan,sedangkan laki-laki tadi roboh berlumuran darah.

"Sial! aku kelepasan"batin Yeena

Yeena bersikap seolah-olah ketakutan agar teman-temannya melihat itu sebagai kesalahan dari keterpojokannya.

Suasana hening, perlahan mereka mendekati pria itu dengan rasa takut

"A...apa masih hidup...?"

"Dia mati... kita ngebunuh orang!! gimana... ma,mati mati..." histeris Kesha

Yeena memeriksa denyut,detak jantung serta nafas laki-laki itu

"Dia... masih hidup"lega Yeena

Mereka terduduk lemas dilantai.Selagi fikiran teman-temannya kacau,Yeena mulai bertindak

"Ini waktu yang tepat,jaringan otak mereka lagi kacau aku yakin mereka gak bakal curiga sama semua gelagat ku"gumamnya

"Ini, kalian tahan pintunya pakek kayu ini dan jangan berisik. Tunggu aku balik!"Yeena memberikan potongan kayu dari meja tadi pada Nacia, dan pergi dengan menyeret laki-laki tadi tanpa menghiraukan panggilan teman-temannya.

Dia meletakkan laki-laki itu disalah satu rumah. Yeena membaringkan laki-laki itu dan mengamati luka dikepalanya . Dia menelusuri rumah itu tapi tidak mendapati kotak obat,sehingga dia membalut luka laki-laki itu dengan robekan bajunya. Dengan mengendap-endap Yeena keluar dari rumah itu dan mengunci dari luar.

"Semua tergantung kau, hidup atau mati"

Dengan sebuah pisau ditangannya Yeena berniat kembali pada teman-temannya sambil menebas semua orang yang menyerangnya,seperti rumput. Ketika Yeena fokus pada orang yang menyerangnya,tiba-tiba seseorang diam-diam menyerangnya dari belakang,tebasan pedangnya mengenai punggung Yeena,menanggapi itu Yeena membabi buta yang berakhir dengan robohnya dua orang itu.

"Sial! darimana orang-orang dapat kek ginian sih. Duh punggung ku koreng deh ni, nih aku tinggalin karya seni dipipi mu mwehehe"umpat Yeena sambil menggambar sesuatu yang disebutnya karya seni itu dengan pisau.

"Oh my! Yeena tolol mereka nunguin disana, kau malah bikin ginian disini" Yeena menepuk keningnya dan berlari sekencang-kencangnya ketempat teman-temannya.

Dipersembunyian Kesha dan yang lain

Dobrakan demi dobrakan mereka lalui, ada yang sekedar mengancam, meminta pertolongan karena terluka parah atau hanya tipu muslihat.

Suasana hening,sesekali mereka menghapus air mata dan detik kemudian kembali menangis, dikeheningan itu terdengar samar-samar suara seretan tubuh,dekat,semakin dekat,semakin jelas,ketakutan mejalar disekujur tubuh,detak jantung mereka menggebu sampai bertambah sesak dibawah ranjang dan...

Brakk...

"To...tolong..."dengan suara serak

Mereka masih terdiam meredam suara tangis dengan membekap mulut mereka

"Ku...k...ku mohon..." suaranya melemah

Nanad yang merasa iba keluar dari bawah tempat tidur dan mengintip dari jendela, betapa terkejutnya Nanad melihat seseorang yang bermandikan darah berusaha menyeret  tubuhnya agar lebih dekat untuk menggedor pintu . Nanad berjalan untuk membukakan pintu

"Jangan Nanad! Kalau dia pura-pura gimana?kita gak boleh ceroboh,yang bisa kau percaya cuma aku!" Haru menarik Nanad kembali bersembunyi

"Tapi kasihan Ru! Itu gak mungkin bohongan,liat aja kondisinya parah kita harus tolongin!"Nanad melepas tarikan Haru

"Udah Nad! benar kata Haru, gimana kalau dia cuma pura-pura? nyawa kita aja udah susah ngejaganya,mau nyelamatin nyawa orang lain segala"Nacia menyela

Mendengar itu Nanad berfikir ulang dan mengikuti kata-kata temannya

"Tolong..tol...long plis..."suara memohon tanpa henti seperti teror bagi mereka . Anak-anak yang  tadinya tidak tega bahkan melihat kucing terluka,sekarang mengabaikan raungan orang yang sekarat demi nyawa mereka.

"Kenapa sih kita jadi egois gini?!" Nanad berkaca-kaca

"Ini bukan egois Nad, kalau demi nyawa kita! Pikirin juga keluarga yang nunggu kita dirumah,papa mama abang adek, semua pasti khawatir!"Kesha berusaha menjernihkan fikiran Nanad

Dor dor

Seseorang kembali menggedor pintu, itu membuat jantung mereka yang tadinya mulai normal kembali berdebar hebat,banyak fikiran yang terlintas, orang yang sekarat?atau orang yang membuat tipu muslihat?. Semakin mereka mengabaikan gedoran pintu bertambah kuat yang sontak saja membuat ketakutn mereka kembali memuncak. Mereka saling memandang siapa yang akan memeriksa. Haru yang takut kejadian tadi terulang memberanikan diri berjalan selangkah demi selangkah mendekati jendela,saat wajahnya kian mendekat,tiba-tiba...

"Ru-" Yeena menempelkan wajahnya dijendela dengan darah dikeningnya yang membuat Haru terkejut  takut

"Kyaaaaaaaaa!!!" Haru lupa akan imagenya, teriakannya yang melengking itu mengejutkan Yeena dan yang lainnya

"Apasih idiot satu ini"gumam Yeena melihat Haru yang takut setengah mati

"Buka pintunya itu Yeena!"Kesha berlari memeluk Yeena

'Na! Ini apa?!" Nacia menyodorkan tangannya yang terkena darah Yeena saat tidak sengaja menyentuh lukanya

"Astaga Yeena! Ini luka kenapa?!!" Kesha memutar tubuh Yeena untuk melihat lukanya

"Em..a.. itu kepeleset  terus kegores batu"elak Yeena yang tidak bisa memikirkan alasan lain

"Alasanmu gak bisa lebih bodoh lagi?Aku kan udah bilang gak usah sok keluar-keluar, luka kan!"bentak Haru

"Cih! tadi aja kayak berbi ngeliat kecoa"gumam Yeena kesal

"Apa?! Kau itu ydah sok,ngeselin,ngeyel! Makannya aku gak betah-"omongan Haru terpotong

"Udah Yeen sini duduk jangan banyak gerak, kau juga stop nyalahin Yeena masih mending dia gak Cuma diam dipojokan" sindir Nacia

Mereka mendudukkan Yeena diatas tempat tidur

"Jadi kalian tadi baik-baik aja kan? Keliatannya kalian bisa saling ngejaga"Yeena menunjuk mayat didepan pintu

"Kita baik kok tapi mayat didepan bukan kita yang bunuh. Dia tadi minta tolong tapi...tapi kami takut buat nolong jadi..jadi kami biarin sampe dia...meninggal"Nanad menangis

"Udah Nad tenang, ini bukan salah siapa-siapa bukan salah kita, kondisi yang maksa kita kayak gini jadi udah benar kita gak boleh percaya siapapun" Yeena memeluk teman-temannya

"Katanya kau mau mantau situasi,jadi apa yang kau dapat?jangan bilang cuma bawa pulang luka"Haru bertanya dengan dingin

"Situasinya masih kacau,lebih parah dari awalan tadi. Kita harus sembunyi disini dulu sampe keadaan diluar aman"ujar Yeena

"Gak sakit Yeen? Ini lukanya dalam loh Yeen" Kesha mengalihkan topik

"Enggak" jawab Yeena cepat

"Dia kan kulit badak" lelucon  Nanad membuat mereka tertawa,selain Haru. Bukan karena lucu hanya saja mereka butuh sesuatu yang membuat mereka merasa baik-baik saja ditengah keadaan abnormal ini.

"Dibaikin malah ngelunjak ya" cicit Yeena

"Oke!  semuanya game over" suara pemilik dungeon

Semua orang berkumpul kembali,bermacam-macam kondisi mereka lihat,ada yang hanya luka ringan,ada yang terluka parah dan ada yang kehilangan anggota tubuhnya.

"Tersisa 250 orang yang menuhin syarat,kalian boleh nempatin rumah manapun. Ini sebagai hadiah untuk kalian"muncul beberapa orang yang turun dari mobil,mereka mebawa kotak-kotak besar kedalam tiap rumah. Beberapa saat kemudian mereka pergi tanpa kotak tadi

"Silahkan masuk kerumah kalian, untuk game selanjutnya besok akan ku beri tau. Babay"layar didepan mereka hilang bersamaan dengan pemilik dungeon