webnovel

The Way Of Love Season 1

What happens if we, who have designed dreams perfectly, are changed by fate? I will not just let him go, he is my new destiny, I will fight for my love for him. Even though there are many obstacles that I have to face to stay with you.

Minatozaki_Avrile · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
8 Chs

Rencana Liburan

Baru saja aku ingin melepaskan genggaman tangan kak Jess, bel istirahat berbunyi sehingga para siswa berhamburan keluar kelas.

Sedikit dari mereka menatapku dengan sinis, karena disekolah ini memang tidak ada yang tau, aku adalah adik kandung kak Jess, selain Anastasya.

Kak Jess mengajakku untuk duduk diatap sekolah, siang hari ini terasa sangat panas sehingga atap terasa sangat sejuk untuk tempat berteduh.

"Kakak mau ngomongin apa?" tanyaku mengawali pembicaraan.

"Barusan kamu bilang apa?" kak Jess balas bertanya, sepertinya tadi kak Jess tengah melamunkan sesuatu.

"Tadi kan kakak bilang ke aku ada yang mau diomongin, gimana sih?"

"Bercanda kali, kakak cuma mau aja ngabisin waktu istirahat sama kamu"

"Kirain mau ngomong apa, lagian harus ya aku terus yang nemenin kak Jess, kak Jess cari temen sendiri dong, aku kalau dirumah kan mainnya juga sama kakak"

"Emang nggak boleh ya? Kakak main disekolah sama kamu?"

"Boleh sih kak, tapi bukannya kakak pengen punya temen sendiri, lagian aku juga punya Anastasya, kasian kalau aku ninggalin Anastasya terus"

"Kamu udah makan?? makan yuk" aku menghembuskan nafas panjang, karena kak Jess selalu saja mengalihkan topik pembicaraan.

"Laper sih, tapi kakak tau sendiri kan kalau kantin itu biasanya penuh banget waktu istirahat gini, jadi nggak mood makan kalau udah sampai disana"

"Jreng.... jreng.... Udah kakak bawain makanan kesukaan kamu, mie goreng" kak Jess memperlihatkan kotak makannya yang berisi mie goreng favoritku.

"Wahh kakak baik banget sini aku makan" ucapku semangat sembari merebut kotak makan yang masih dibawa kak Jess.

"Eits... harus kakak yang suapin"

Aku menatap kak Jess curiga sembari berlahan membuka mulut karena tidak dapat menahan lapar lagi.

"Nah gitu dong"

"Kakak tadi kemana? Waktu upacara kok nggak ada?"

"Kakak beliin mie kamu dong, lagian kalau kakak ikut upacara pasti kakak disuruh maju kedepan, males banget"

Karena bel berbunyi, aku segera berdiri untuk kembali kekelas "Aku balik ke kelas ya kak" pamitku kepada kak Jess.

Didalam kelas ternyata teman-temanku sudah duduk dengan rapi dibangku mereka, kulihat Anastasya yang tengah melambaikan tangannya kepadaku "Yah, ditinggalin lagi nih gue" sindir Anastasya sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

"Maaf Sya, nggak tau kenapa kak Jess selalu aja minta gue buat nemenin dia" jelasku agar Anastasya mengerti.

"Yaelah, santai aja kali. Buat kak Jess apasih yang engga" aku yang mendengar balasan Anastasya tersebut tertawa geli.

Bu Fika guru bahasa Inggris kami memasuki kelas dengan senyuman cerianya, tak beberapa lama dibelakang bu Fika tampak seorang siswa mengikutinya dari belakang. Mataku membulat sempurna saat mendapati siswa tersebut adalah sosok yang membuatku emosi istirahat tadi.

"Good afternoon student" sapa bu Fika ,

"Good afternoon ma'am" balas kami serempak

"Student, this is your new friend, Aidil introduce yourself please"

"Oke ma'am, halo teman-teman na-"

"With english please" potong bu Fika.

"Sure, hello friends my full name is Muhamad Aidil. I'am from Sulawesi, you can call me Aidil. Nice to meet you all"

"That's good aidil, you are very smart for a new student, please have a sit"

"Thank you ma'am"

"Vrile" bisik Anastasya dengan suara pelan.

"Apaan?" balasku tak kalah pelan agar bu Fika tidak mendengar percakapan kami.

"Itu kan cowok yang nabrak lo tadi, pinter juga ya bahasa Inggrisnya. Cocok nih kayaknya sama lo"

Aku segera menjitak kepala Anastasya pelan "Sembarangan aja, ogah ya gue sama orang kaya dia"

Bu Fika menjelaskan materi secara singkat, para siswa yang lain mengeluh karena banyak yang belum paham. Sedangkan aku yang menyukai pembelajaran ini sudah mempelajari materi yang diterangkan bu Fika minggu lalu.

"Anak-anak, karena waktu kita singkat. Langsung saja ibu akan memberikan tugas untuk liburan kalian" ucap bu Fika.

Aidil mengacungkan tangannya "Maaf bu, saya belum terlalu paham materi tersebut"

"Tenang saja Aidil karena kamu murid baru, kamu akan satu kelompok dengan Avrile karena dia murid yang memiliki nilai tertinggi dikelas ini" jelas Bu Fika.

"Tapi bu..." baru saja akan memprotes, bu Fika sudah menunjukkan mimic wajah tegasnya kepadaku.

"Tidak ada bantahan Avrile, ini perintah dari saya"

"Baik bu, tapi jika boleh saya tetap ingin satu kelompok dengan Anastasya" balasku sedikit bernegoisasi.

"Tenang saja masing-masing kelompok berjumlah 3 anggota, jadi kamu bisa satu kelompok dengan sahabat kamu, semuanya jelas?" tanya bu Fika memastikan,

"All clear ma'am"

"Baik, silahkan diskusi dengan kelompok kalian masing-masing"

Karena kebetulan tempat dudukku hanya depan belakang dengan Aidil, dengan cepat aku dan Anastasya segera membalikkan kursi dan Menyusun rencana untuk tugas kami.

"Halo nama gue Aidil, mohon bantuannya ya" sapa Aidil dengan senyuman lebar.

"Hai Aidil, nama gue Anastasya, ini sahabat gue Avrile" balas Anastasya sembari menunjuk kearahku, aku membalasnya dengan senyuman simpul.

"Gue tau kok, lo itu cewek bawel yang tadi nabrak gue kan?" aku segera menatapnya tajam bukannya dia yang nabrak gue? Tanyaku dalam hati.

"Nggak usah manggil gue bawel ya, gue itu bukan cewek bawel dan bukan gue yang nabrak lo" balasku tidak suka.

"Emang kenapa salah ya kalau gue manggil lo bawel?? gue suka kok sama cewek bawel" aku menghembuskan nafas berat, entah orang aneh apa yang tengah berada didepanku ini dan mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal.

"Mau lo suka kek, engga kek. Gue nggak suka ya dipanggil bawel, awas aja kalau lo manggil gue gitu lagi" aku menunjuk wajah Aidil dengan bolpenku.

"Utututu... benci lama-lama jadi cinta. Ciee yang bentar lagi lepas dari lepas dari status jomblo"

"Nggak lucu" balasku tidak suka.

"Oke, mendingan sekarang kita bahas tugas dulu, nanti kalau udah selesai baru cerita-cerita lagi" usul Anastasya.

Aku segera membuka buku catatanku "Tugas kita itu kan disuruh meneliti suatu objek wisata. Emmm.... Menurut kalian enaknya kita berkunjung kemana nih?"

"Gimana kalau ke danau toba, sekalian liburan gitu. Bokap sama nyokap lo punya vila kan disana?" aku mempertimbangkan usul Anastasya sesaat.

"Emang di Jakarta nggak ada tempat wisata ya? Kan masih ada taman mini, atau monas, dan masih banyak lagi kan?" protes Aidil.

"Gue setuju sama usulan Anastasya, udah lama juga sih gue nggak kesana. Cuman ada satu masalah nih"

"Apa masalahnya? Vila bokap lo udah dijual?" tanya Anastasya asal yang langsung kubalas dengan jitakan kepala.

"Bukan gitu, gue nggak mungkin diizinin liburan sejauh itu. Asalkan didampingi sama kak Jess" balasku menjelaskan.

"Kak Jess? Kakak lo yang tadi belain lo itu?" tebak Aidil tepat sasaran.

"Iya Dil, dia kakak kandungnya Avrile. Gue setuju banget malah kalau kak Jess ikut, suasananya bakalan lebih seru kan?"

"Yaudah nanti gue izinin bokap dulu, mau berangkat kapan? Lo bisa kagak nih? Keliatannya keberatan banget"

Aidil menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Gue setuju aja sih, gue juga belum pernah liat danau toba" balasnya.

"Oke, kita berangkat hari selasa ya biar bisa sekalian main-main disana"

Sekolah kami akan libur selama satu minggu, karena akan ada perubahan sistem pembelajaran yang baru bagi para murid. Sehingga para guru tengah melakukan rapat dan fokus untuk menyusun materi baru.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Minatozaki_Avrilecreators' thoughts