webnovel

54

Tidak cukup banyak hal menarik yang terjadi setelah 2010, karena semua fenomena di dunia bisnis yang terjadi setelah tahun itu telah kuambil alih. Telah kukuasai dunia, dan kusebar semuanya di berbagai perusahaan. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa kekayaanku hanya bisa didekati oleh Bill Gates.

Dekade setelah tahun 2010 adalah waktu untuk bermunculannya perusahaan-perusahaan startup.

Semua telah kuantisipasi.

Kudirikan inkubator bisnis di setiap kampus papan atas dunia. Ide-ide dan inovasi bermunculan dari sana.

Para pegiat startup pun berbondong-bondong mengajukan proposal.

Kuseleksi semua dokumen yang mereka berikan, dan kukucurkan dana berdasarkan kualitas bisnis yang menurutku paling baik.

Bagi proposal yang kurang menarik, kuminta mereka untuk mengembangkan diri dan menerima pelatihan. Bagaimanapun aku yakin bahwa tidak ada ide inovasi mereka yang akan sia-sia.

Aku belajar dari penyesalan para konglomerat yang menolak membiayai Whatsapp, Instagram, dan lain sebagainya. Tidak akan kuulangi kesalahan mereka.

Orang hanya mengenalku sebagai pembuat pesawat dan pebisnis yang kaya raya.

Tidak lebih.

Jack Ma menjadi pemegang saham bersamaku di Alibaba. Tapi ia tampak lebih bahagia daripada yang kutahu di kehidupan pertama. Meskipun begitu, ia jauh lebih terkenal daripada diriku. Bagiku tidak masalah, bahkan aku telah menghilangkan namaku di Google.

Sedikitpun aku tidak menemukan alasan kenapa aku harus terkenal. Apa yang terjadi pada Michael Jackson sudah menjawab semuanya. Ia membangun sekolah untuk anak-anaknya di Neverland karena tidak ingin orang-orang mengetahui bahwa mereka anak Michael Jackson.

Bahkan ia memimpikan berjalan-jalan di mall tanpa seorangpun mengenalinya.

Langkahku sudah benar. Lebih baik aku jadi orang terkaya di dunia, tanpa seorangpun tahu, jika memungkinkan.

Aku tidak butuh ketenaran, aku hanya butuh kebahagiaan.

Kebahagiaanku saat ini adalah... Starla.

Aku menikahinya di pertengahan 2012. Itu adalah hari yang sangat jelas begitu membahagiakan Mama dan Papa. Mereka nampak sangat menyukai Starla.

Ia yang mengerti keindahan hujan di sore hari, juga menemaniku mengarungi semua perjalanan. Kami menyaksikan kota yang disiram hujan dari griya tawang kami di pusat kota.

Kugenggam tangannya, dan ia pun balik menggenggam tanganku.

Starla menyandarkan tubuhnya ke tubuhku. Ia menyukai aroma kayu manis, sehingga seperti itulah aroma tubuhnya.

"Ah ya, aku lupa. Ada surat-surat yang belum aku buka." Starla beranjak.

Ia mengambil surat-surat yang ada di meja. Aku membantunya membuka beberapa surat yang isinya adalah brosur maupun formulir-formulir penawaran berlangganan.

"Apa ini? Tanpa pengirim." Katanya membolak-balik suatu amplop.

Aku meliriknya ketika Starla membuka surat tersebut.

"Ckck, orang iseng, lihat coba." Starla menyorongkan suratnya kepadaku.

Aku mengambil surat yang disorongkan Starla. Seketika ekspresiku berubah.

Lelakimu tidak bisa mencegah Tsunami