webnovel

1.2: Misi Gila!

Jeritan di kamar Kiel mendatangkan beberapa kesatria yang sedang berpatroli di sekitar sana. Mereka langsung tergopoh-gopoh datang seraya berseru, "Apa yang terjadi?!" sembari mendobrak pintu dan mengacungkan tombak ke berbagai arah; dua diantaranya terhunus ke arah Kiel.

Well, Kiel tak menduga sebuah pertanyaannya akan berujung seperti ini. Ia memandang tiga orang berbalut seragam hitam dengan jubah panjang dan armor pada sendi-sendinya di sana dengan kalem. Namun dia merasa terganggu. Sinar mata sang Tuan Muda itu tajam, kilatannya nampak berbahaya dan entah bagaimana aura menekan, mencekam seolah mengoar darinya.

Hal ini membuat tiga kesatria itu memcuat. Serempak mereka berjingkat mundur, tombak yang teracung diturunkan ke atas lantai seiring kaki tertekuk dan lantunan suara, "kami mohon maaf atas kelancangan kami, Tuan muda!" menggaung.

Namun Kiel bungkam. Ia hanya memandang satu per satu orang-orang di dalam kamarnya itu dengan intens. Tapi tak ada kata ia ucap.

Serta merta, keheningan membalut ruangan itu.

Mereka yang masih bersimpuh tak berani berdiri dan mereka yang masih berdiri ... tak berani memandang pemuda pirang itu.

Ketegangan menyelimuti kamar sang Tuan muda.

Kendati demikian, Bima, jiwa yang ada pada tubuh Kiel, berkali ia menghela napas dalam hati melihat apa yang terjadi. Dia bingung, serius. Harus berlaku bagaimana dirinya agar situasi tidak makin runyam, huh? Tadi dia bertanya kenapa dia ditakuti, kemudian maid itu menjerit. Sekarang? Tiba-tiba kesatria masuk menodongkan tombak, lalu pasang muka horor sebelum bersimpuh. Apa-apaan ini?

Bima cuma ingin makan! Kenapa keributan menghampiri?!

Namun berbeda dari persepsi Kiel dei Vaseo, bagi maid dan kesatria yang tengah berada di ruangan itu ... wajah putra tertua Gilbert kei Vaseo yang tenang ini diyakini sedang berkalkulasi tentang hukuman yang akan dia hadiahkan pada mereka yang telah kurang ajar. Di sini, di dalam kediaman bangsawan Duke Vaseo, mereka semua meyakini Kiel adalah orang yang memegang teguh prinsip keluarga di antara tiga bersaudara. Dia tak memiliki belas kasih, hatinya beku, dan paling bengis.

Hal ini membuat mereka ketakutan setengah mati. Karena masing-masing dari mereka meyakini, kesalahan setitik kan membuatnya mati.

Apalagi ketika mereka melihat Kiel menghenyakkan punggung ke sandaran sofa empuk dengan santai lalu menekuk kaki. Entah bagaimana, gerakan ringan nan elegan itu terkesan begitu penuh makna dan penekanan. Mereka menahan napas melihat perangai ini. Keringat dingin serta merta mengalir di masing-masing punggung ketika mendapati sang Tuan Muda tampak berpikir dalam sembari mengetuk-ketukkan jemarinya di atas lutut. Dan rasanya jiwa hilang dari raga tatkala mereka mendapati senyuman miring melengkung di bibir itu.

Seketika suhu di ruangan itu rasanya minus. Mereka takut. Takut! Bahkan tanpa sadar, badan mereka bergetar, mata memanas dan berkaca-kaca.

Namun di luar dugaan mereka, sang Tuan Muda hanya mengibaskan tangan dan berkata, "Kalian berisik. Tinggalkan aku sendiri," tanpa hukuman atau semacamnya mengikuti. Mendengar hal ini, wajah mereka berseri. Dan karena takut Kiel berubah pikiran, mereka pun langsung membungkuk, undur diri, lalu meninggalkan lelaki muda itu seorang diri.

Tik tok tik tok, detak pendulum terdengar. Kiel sayup-sayup masih menangkap derap langkah kaki. Mereka menjauh.

Dan ketika keheningan kembali membalut ... helaan napas lega meluncur dari bibir sang Tuan Muda.

"Anjir, apa-apaan itu tadi?" Kiel berceletuk. Ia menjadi dirinya sendiri kini dan langsung merebahkan punggungnya ke sofa tanpa berusaha menjaga tindak-tanduk. Lelaki dengan jiwa asli Indonesia itu merasakan nyawanya berkurang sepuluh tahun hanya dengan acara sarapan saja.

Gila, sumpah! Tensi dan wibawa yang harus dia jaga tidak main-main! Lalu entah mengapa ... gerakannya begitu terjaga, seperti ada suatu tali yang membuatnya tak bisa melakukan sesuatu di luar karakternya. Kagak boleh OOC ya ini? Atau ada sesuatu yang lain? Haaah ...

Mencari posisi enak, Kiel kini berebah di tengah keempukan sofa. Matanya memandang langit-langit tinggi kamar. Di sini dia baru sadar jika di atas sana berbalutkan emas.

Woaaaa ... sekaya apa keluarga Vaseo ini? Dia berdecak kagum. Pikirannya melayang ingin mencongkel emas di sana dan digadaikan.

Aish. Sayang ini bukan Indonesia!

Tapi satu hal menyita perhatian sosok yang kini adalah Tuan muda itu. Suatu bentukan menonjol di langit-langit seperti gypsum di zaman modern itu melekuk sedemikian rupa membuat sebuah lambang yang familiar. Terdapat pedang besar bersayap di sana. Di ujung pangkalnya terdapat kepala singa sedang di ujung berlawanan, pada bilah, melekuk ular besar yang tengah menjulurkan lidah. Kemudian di paling bawah ada huruf V besar. Kalau ditilik, dari salah satu sayap pedang tersebut dan huruf V ini bisa dihubungkan dengan garis khayal lalu kan membentuk perisai.

Ah. Itu adalah lambang Vaseo Dukedom!

Berbicara tentang Vaseo ... Kiel teringat akan sesuatu, alasan ia meminta Leon untuk datang kemari. Mengayunkan tangan, ia membuka jendela status dan langsung mengarahkan perhatiannya pada misi untuk membuka opsi tersebut. Begitu terbuka, ia gulirkan layar transparan yang melayang-layang di atasnya itu.

Ini dia! Si pirang tersenyum melihat beberapa misi di sana.

[Go to Vaseo Duchy's slum and find the Oracle orphanage . . . . . 1000]. Maksud dari tulisan itu adalah dia harus mencari Panti asuhan Oracle di area perkampungan kumuh Vaseo. Jika dia berhasil maka akan mendapatkan 1000 koin.

Tidak sebanyak yang didapat dengan meningkatkan intimasi aka ngewe memang, tapi yang ia incar sebenarnya adalah terselesaikannya satu misi. Yang mana artinya kurang lima misi lagi dan dia bisa bertemu Neo!

Seingat Kiel, selain misi itu ada misi lain yang bisa dikerjakan bersama Leon. Jemari panjang menggulir lagi layar transparan yang melayang-layang di udara itu. Sekilas ia membaca misi-misi yang ada, beberapa langsung skip. Namun jemari si pirang berhenti dan dahinya mengerut ketika ia melihat tulisan [increase intimacy rate] tetapi tidak ada nama yang mengikuti, aka blank. Hanya saja, yang menjadi perhatiannya, koin yang didapat ... 24000! Tiga kali lipat misi slebewslebewslup dengan Carl!

Buru-buru Kiel menggulirkan layar, melakukan cek ulang. Dia menemukan lebih dari satu di atas hal yang serupa. Untuk intimasi 15%, 35%, 70%, dan 100% ada semua dan nama yang mengikuti gelap, blank.

Itu artinya ...

Lelaki berbilah biru tosca di sana tersenyum lebar. Suara 'kukukuku' meluncur, ia tertawa. Dia menduga nama yang blank itu akan terisi nama 'capture target'-nya, lalu kan muncul ketika ia sudah bertemu dengan mereka. Kukukuku.

Abaikan hal tersebut pemuda 23 tahun kembali menggulirkan layar. Jarinya kembali berhenti pada tiga misi berturut-turut; [Go to buy the most delicious meal in the Duchy Vaseo's slum . . . . . 500], [Find a secret base of human traffickers and bring them down . . . . . 24000] dan [Jerking up inside a carriage . . . . . 3000].

Selepas membaca, seketika muka Kiel memucat.

O-oke ... Tak ada yang salah dari misi pertama dan kedua. Mencari makan enak, gas wae lah. Menguak keberadaan perdagangan manusia? Kelihatannya menantang. Yang jadi MASALAH itu misi terakhir ...

Kiel menepuk jidatnya membaca hal ini. Hah? Gimana? Dia disuruh coli di dalam kereta kencana? Hah? Semi exhibitionist nih?!

Kesal dengan perintah yang nggak ngotacc ini, si pirang mengerang keras. Tangan mengibas dan tanpa babibu ia tutup jendela status di hadapannya itu. Ia pun segera bangkit dari posisi berbaring. Lalu guna melupakan temuannya, Kiel kembali makan.

Kadang mengisi perut bisa menjadi pelampiasan. Yep. Benar. Makan membuatmu lebih bersahaja.

***

Tok tok tok.

Kiel yang baru saja selesai berkutat dengan sarapannya dan sedang menenggak air putih dalam gelas, buru-buru menghabiskan minumnya saat sebuah ketukan menggaung. Mungkin karena terburu, ia nyaris tersedak. Namun cekatan, dia memukuli dadanya dan kelar.

Hanya saja, ketika matanya melihat meja super rapi kini berantakan ... muka Kiel memucat. Keringat dingin mengalir. Cepat, mantan warga Indonesia itu menyambar serbet dan langsung mengelap meja, membersihkan remah-remah makanan yang bercecer dimana-mana, mengumpulkan mereka di serbet sebelum diletakkan di atas piring kotor. Sedang piring lain yang ia letakkan sembarangan, buru-buru dipungut lalu ditata rapi menjadi satu tumpukan tinggi.

Maklum, meski badan konglomerat, dalamnya mantan orang melarat. Kiel tak lain dan tak bukan adalah okb, orang kaya baru, jadi masih sedikit kagok dengan etiket kebangsawanan. Ia tak tahu tingkat kebersihan ini sudah termasuk bersih atau belum untuk para aristokrat. Hnnngh.

Tapi karena tak mungkin membuat pendatang itu menunggu lebih lama, Kiel segera menata dirinya sendiri di atas sofa, lalu menyuarakan izin masuk untuk siapa pun di seberang. Sedetik kemudian, lirih suara pintu terbuka terdengar.

Sesosok pemuda tinggi—bahkan lebih tinggi dari Kiel—tampak di ambang pintu. Ia menggunakan dalaman linen gelap berkerah tinggi yang diikat dengan cravat abu berhiaskan kancing permata merah di bagian depan. Vest putih-abu ia kenakan di bawah juntaian jubah sepanjang lutut. Kiel bisa melihat pin berantai tersemat di salah satu dada, rantainya meliak-liuk sedemikian rupa membentuk burung.

"..." Kiel hanya bisa melihat orang itu masuk, dia tahu siapa manusia ini Leon zei Vaseo, tapi Kiel terlalu speechless sampai lupa harus berkata apa.

Aje gile ... bangsawan sejati beda lah ya dengan yang gadungan macam Bima. Lihat penampilan Kiel sekarang ... pasti degradasi banget dari yang biasanya 'Tuan muda' ini gunakan.

"Kau memanggilku, kak?" Leon menutup pintu dan mendekat. Kiel tak mendengar pertanyaan ini sepertinya, ia sibuk menatap pemilik rema hitam dan netra coklat cerah itu dari atas ke bawah.

Jujur, tatapan itu membuat Leon tak nyaman. Karenanya ia kembali memanggi, "kak? Kak Kiel?"

Hal berikutnya yang diucapkan oleh Kiel membuat Leon tersentak. Ia bahkan sampai berjingkat ke belakang dengan mata membelalak. Karena kakaknya yang biasanya terjaga baik dari segala sisi itu tiba-tiba ...

"What the fvck!"

—misuh.

Y-yah, dari perspektif Kiel sendiri ... bagaimana tidak kaget dan mengumpat ketika sedang asyik-asyiknya menyelidiki tiba-tiba ada jendela status muncul dan di sana ada tulisan:

[Harem candidate status]

[One of Male Leads]

[Name: Leon Zei Vaseo.]

[Intimacy: 0%]

[Love (%): 50%]

Bukan, Kiel tidak terkejut atas pertanyaan Leon. Alasan dia terkejut ya karena jendela status ini.

What the ... hell.

Kiel berusaha menggali ingatan original Kiel akan asal usul Leon. Dari mana pun, yang ia ingat Leon adalah ADIK dari original Kiel. Yang mana berarti ADIKnya!!

Lalu mengapa? Why the fvck dia jadi KANDIDAT HAREMnya?! MALE LEAD pula?!

Jangan bilang ada genre incest di sini. INCEST yang itu?! Yang naena meski sedarah?!

Muka Kiel memucat. Tubuhnya bergetar. Pikirannya jumpalitan tak karoan. Dia ingin menjerit, serius dia ingin menjerit. Gusti ... KEMANA MORAL PEMBUAT IDE CERITA INI, KEMANAAAAAAAA?!

Berikutnya ia terhuyung.

[]