webnovel

Chapter 6

Tes yang akan dilakukan selanjutnya adalah tes kekuatan untuk menentukan tingkat petualang mereka. Dengan kata lain, dua puluh orang yang lulus di tes pertarungan adalah dua puluh orang yang berhasil masuk guild Thavma. Sehingga tes kekuatan kali ini hanya menetukan tingkat petualang mereka untuk menerima misi guild.

"Anxia Evlogi."

Mendengar panggilan itu Anxia langsung berdiri dan berjalan memasuki ruangan tes setelah mendapatkan semangat dari Alina. Saat Anxia memasuki ruangan yang seharusnya menjadi tempat tes kedua itu terlihat begitu kosong. Hanya ada batu sihir berukuran sangat besar di tengah-tengah ruangan.

"Silakan letakan tangan Anda di batu sihir yang ada di tengah ruangan," ucap suara Bianca yang menggema di dalam ruangan kosong itu.

Anxia menganggukkan kepala lalu menyentuh batu sihir di hadapannya dan menutup mata. Ia dapat merasakan rasa dingin dari arah batu sihir di hadapannya sebelum berganti menjadi rasa hangat dan terasa begitu nyaman.

"Selamat nona Anxia Evlogi, Anda mendapatkan petualang tingkat Silver. Silakan menuju meja administrasi untuk mendapatkan lencana Anda," ucap Bianca membuat Anxia membuka matanya dan menjauhkan diri dari batu sihir itu.

Anxia tersenyum lembut sambil menganggukkan kepala. "Baik, terima kasih nona Bianca."

.

.

.

Saat Anxia keluar dari ruang tes kekuatan, Anxia tidak menemukan keberadaan Alina dan Nora. "Apa Nora dan Alina sudah masuk untuk melakukan tes kekuatan di ruangan lain?" tanya Anxia bingung.

Anxia memutuskan untuk segera pergi ke meja administrasi untuk mengambil lencananya, sekalilgus menunggu Alina dan Nora di dekat meja administrasi. Saat Anxia berada di depan meja administrasi, ia tidak bertemu dengan Bianca, melainkan orang yang begitu familiar baginya. "Aku tidak pernah tahu akan bertemu lagi denganmu, tuan Logan," ucap Anxia sambil tersenyum lembut.

"Hah … aku hanya membantu guild atas permintaan wakil guild. Sebutkan nama lengkap dan hasil tesmu, setelah itu aku akan memberikan lencana guildmu," ucap Logan yang merasa lelah dan ingin segera menyelesaikan semua pekerjaan ini lalu tidur.

"Anxia Evlogi, petualang tingkat Silver."

Logan yang mendengar itu terhenti untuk sesaat sambil menatap Anxia dengan ekspresi terkejut sebelum menatap Anxia sambil menyeringai. "Aku tidak pernah menyangkah jika kita akan mendapatkan anggota baru dengan petualang tingkat silver di awal masuk."

"Huh? Memang itu bukan hal yang normal?" tanya Anxia bingung.

Logan menggelengkan kepalanya sambil melanjutkan tugasnya mencatat nama dan tingkat petualang Anxia sebelum menjawab pertanyaan wanita di hadapannya sambil memberikan lencana silver milik Anxia. "Biasanya petualang baru akan mendapatkan lencana perunggu di awal mereka masuk, bahkan tidak banyak orang yang mendapatkan lencana silver meskipun mereka sudah lama berada di guild."

"Ah, begitu. Terima kasih," ucap Anxia lalu menerima lencana petualang miliknya. Terlihat lencana yang terbuat dari perak dengan nama lengkapnya dengan ukiran lambang guild Thavma yang berbentuk perisai dengan sepasang sayap dan tulisan 'T' di bagian tengah perisai.

Anxia menatap lencana petualangan di tangannya dan tersenyum ceria. "Selamat datang di guild Thavma," ucap Logan sambil tersenyum kecil.

Anxia yang fokus menatap lencana di tangannya seperti tidak percaya jika ia berhasil masuk ke guild Thavma mengangkat kepalanya dan bertatapan dengan Logan dengan senyuman ceria yang tidak pernah menghilang dari wajahnya. "Terima kasih, tuan Logan!"

Melihat senyuman itu, Logan dapat merasakan sesuatu yang aneh pada jantungnya dan memutuskan untuk menghiraukan perasaan itu, dan hanya menganggukkan kepala kepada Anxia. 

Setelah Anxia mendapatkan lencananya, ia menunggu Nora dan Alina di dekat meja administrasi untuk mengetahui hasil mereka. "Anxia!"

Mendengar namanya di panggil, Anxia yang sedang sibuk memperhatikan orang-orang melakukan aktivitasnya di dalam guild menatap kearah Alina yang berjalan bersama Nora mendekatinya. "Sekarang kita resmi menjadi anggota guild Thavma," ucap Alina sambil menunjukkan lencana perunggu miliknya.

Anxia menganggukkan kepala sambil tersenyum senang. "Ehem … bukan bermaksud membuat suasana menjadi canggung. Tapi, kita masih ada tes terakhir," ucap Nora yang seketika membuat kesenangan kedua wanita di hadapannya itu menghilang.

"Ah benar juga, kita masih harus mencari anggota tim untuk tes berikutnya," ucap Alina dan diikuti dengan anggukan kepala dari Anxia.

"Kita?" tanya Nora.

"Tentu saja aku, dan Anxia menjadi satu tim. Benar bukan?" tanya Alina lalu menatap Anxia.

Anxia langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Tentu saja aku tidak masalah!"

"Jadi, kita perlu tiga orang lagi untuk memenuhi persyaratan," ucap Alina.

"Ehem."

Nora yang berpura-pura terbatuk sekali membuat perhatian kedua wanita di hadapannya itu tertuju kepadanya.

"Apa tenggorokanmu sakit? Aku punya obat untuk tenggorokan sakit jika kau mau," ucap Alina dengan menatap Nora bingung bersaamaan dengan Anxia yang menatapnya dengan khawatir.

Hah … aku tidak pernah bertemu dengan orang seperti mereka dalam hidupku, batin Nora sambil mengembuskan napas pelan. "Apa aku bisa bergabung dengan timmu?" tanya Nora yang pada akhirnya menyerah dan berbicara secara langsung untuk membuat kedua wanita itu memahami isyaratnya.

"Huh? Aku tidak masalah," ucap Alina.

"Aku juga tidak masalah," ucap Anxia.

"Tapi tahu jika tim ini bersifat permanen dalam guild bukan?" tanya Alina untuk memberikan Nora waktu berpikir sebelum setuju untuk masuk ke tim mereka.

Nora menganggukkan kepala. "Ya, aku tidak masalah. Lagipula, kalian adalah orang-orang yang kuat untuk berdiri di sampingku."

"Hah … dia mulai lagi dengan sifat sombongnya," ucap Alina pelan.

Anxia yang mendengar perkataan Alina hanya bisa tertawa kecil. Sedangkan Nora masih sibuk membanggakan dirinya sendiri sebelum pertanyaan Anxia menarik perhatian kedua teman barunya. "Jadi, apa ada saran untuk kedua anggota tim lainnya?"

Alina dan Nora yang mendengar itu terlihat terdiam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. "Bukankah anggota tim kita tidak harus berisikan petualang baru seperti kita? Jadi, kita bisa coba untuk merekrut petualang senior yang sudah tidak memiliki anggota tim, bagaimana?" tanya Nora.

"Aku tidak masalah dengan hal itu. Tapi, apa ada petualang senior yang tidak termasuk dalam anggota tim di guild Thavma?" tanya Alina bingung.

"Memang tidak banyak, tapi ada satu orang yang menarik perhatianku. Dia adalah petualang Logan. Aku dengar semenjak dia naik menjadi petualang tingkat Platinum, dia sudah bukan bagian dari anggota tim petualang di guild Thavma. Karena ia lebih suka bekerja sendiri," ucap Nora.

"Jika seperti itu, bagaimana mungkin dia mau menerima tawaran kita? Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Sebaiknya kita coba cari yang lain saja, dan pengumpulan nama tim dua hari lagi," ucap Alina.

"Hm … kau benar juga," ucap Nora.

"Bagaimana jika kita cari dulu anggota lain. Aku juga merasa jika sepertinya tuan Logan tidak akan menerima tawaran kita. Bagaimanapun, dia adalah petualang senior tingkat Platinum," ucap Anxia. Alina menganggukkan kepala setuju dengan perkatan Anxia dan Nora hanya bisa mengembuskan napas pelan. Meskipun ia ingin sekali merekrut Logan untuk menjadi bagian dari anggota tim mereka.

 Namun, sepertinya itu adalah hal yang sangat mustahil, terutama saat mengetahui bagaimana sifat Logan yang terkenal dingin. Alina, Anxia dan Nora akhirnya memutuskan untuk mencari anggota tim lain selama dua hari. Tanpa mereka sadari, selama dua hari seseorang telah mengikuti dan mengawas setiap kegiatan ketiga orang itu dalam balik bayang.

Bersambung…

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

DementiviaKcreators' thoughts