SMA Akatsuki, tahun 2021....
Musim yang di mana banyak kematian dan kejadian misterius yang menyebabkan banyak korban, yaitu musim gugur. Seorang pemuda bersurai biru muda dan bermanik coklat serta memakai seragam SMA Akatsuki yang berupa kemeja putih dan dasi biru tua yang dibalut jas berwarna jingga. Manik coklat miliknya menatap gedung SMA Akatsuki yang sudah mengalami perubahan selama 10 tahun sambil menatap ponsel pintar yang berisi foto SMA Akatsuki 10 tahun yang lalu.
"Jadi ini ya SMA Akatsuki 10 tahun yang lalu? Menarik juga. "
Dengan tenang, pemuda tersebut melangkahkan kakinya ke arah gedung SMA Akatsuki. Angin musim gugur menghembuskan surai biru muda milik pemuda tersebut hingga berkibar-kibar.
Tap tap tap.....
Setelah pemuda tersebut memasuki gedung SMA Akatsuki, suasana sekolah yang terkenal di Tachikawa tersebut masih meninggalkan kesana horor baginya, namun pemuda bersurai biru muda tersebut tidak takut sama sekali. Dia melanjutkan perjalanannya dengan tenang. Dari kejauhan, terlihat sosok bayangan hitam yang menatap pemuda tersebut dengan tatapan penuh minat dan bayangan tersebut menghilang.
****
"Namaku Yakisaka Yuuto dari Yokohama, salam kenal."
Yuuto memperkenalkan diri di depan kelas barunya, yaitu 2-4. Manik coklat miliknya menangkap seorang gadis berparas pucat, bersurai hitam sebahu, memakai penutup mata di mata kanannya. Gadis tersebut terlihat pendiam dan berbeda dengan para gadis pada umumnya.
"Nah, Yakisaka Yuuto-kun, duduklah di sebelah Hoshikawa Ruka." Sensei tersebut menunjuk bangku kosong di sebelah gadis yang bernama Ruka tersebut.
Yuuto mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju bangku yang ditunjuk tersebut. Terlihat para siswa di kelas 2-4 saling berbisik tentang Yuuto sendiri.
"Yuuto-kun pasti diincar Iblis yang merenggut nyawa para murid di sekolah ini 10 tahun yang lalu. "
"Astaga, kegelapan di sekolah ini akan terulang kembali..... "
Kedua telinga milik Yuuto mendengar bisikan setiap siswa tentang dirinya. Langkah kakinya terhenti di bangku kosong tersebut dan duduk di bangku tersebut. Manik coklat miliknya melirik ke arah gadis bersurai hitam tersebut. Gadis yang bernama Hoshikawa Ruka tersebut terlihat tenang dari yang lain.
"Hai, kau yang bernama Hoshikawa Ruka ya?" Yuuto terlihat canggung jika berhadapan dengan gadis tersebut "Salam kenal."
"Hn, ya." Ruka terlihat meskipun tenang tanpa melihat Yuuto.
"Oh, ya."
Yuuto hanya diam saja, namun di dalam batinnya terkuak sebuah keinginan untuk mengetahui seluk-beluk SMA Akatsuki dan juga Hoshikawa Ruka "Akan ku ungkapkan semua masa lalu ini."
****
"Bagaimana hari pertamamu di sini, Yuuto?"
"Cukup baik, Kazuo. Aku masih penasaran dengan kegelapan SMA Akatsuki 10 tahun yang lalu."
Pemuda bersurai kuning yang bernama Kazuo tersebut menatap Yuuto dengan tatapan heran "Kegelapan SMA Akatsuki 10 tahun yang lalu katamu, Yuuto?"
"Ya, kejadian yang merenggut nyawa sebagian penghuni sekolah ini 10 tahun yang lalu, Kazuo."
"Err.... Sebenarnya 10 tahun yang lalu memang ada kejadian seperti itu, Yuuto." Lalu, Kazuo mengeluarkan ponsel miliknya dan menu juy sebuah situs yang memberitakan kejadian SMA Akatsuki 10 tahun yang lalu "Sebuah ritual Iblis yang meminta tumbal murid pindahan telah memakan 1940 orang tiap tahun, termasuk murid SMA Akatsuki 24 tahun yang lalu, Hoshikawa Riki."
"Hoshikawa Riki?" Yuuto mencoba mengaitkan nama tersebut dengan gadis yang bernama Hoshikawa Ruka tersebut.
"Ya, vampire buatan yang akhirnya menampakkan diri dan kau tahu, pelakunya adalah Kurohaku Amano."
Yuuto hanya mengangguk paham mendengar penjelasan Kazuo, namun dia merasa ada yang ganjal dari kejadian yang terjadi selama bertahun-tahun tersebut. Kegelapan SMA Akatsuki yang masih menyisakan duka selama bertahun-tahun tersebut meninggalkan kesana misteri yang akan terjadi di masa depan 'Mungkin aku bisa memecahkannya sebelum jatuh korban lagi."
Wush....
Manis coklat miliknya menangkap seorang gadis bersurai hitam sebahu yang melewatinya dengan tatapan datar. Manik biru safir milik gadis tersebut sangat memikat Yuuto, namun gadis tersebut sangat misterius.
"Nee, Kazuo. Apa yang kau ketahui tentang Hoshikawa Ruka?"
"Hoshikawa Ruka? Dia siswa berprestasi di sekolah dan rumornya, dia bisa melihat hantu."
"Lalu?"
"Katanya, dia ada hubungannya dengan Sakumora Lenka dan Hoshikawa Riki. Untuk itulah, dia memilih menutupi diri dari kami semua."
Yuuto hanya mengangguk mendengar penjelasan Kazuo tentang Hoshikawa Ruka. Sosok gadis yang misterius telah menarik minatnya untuk mengetahui lebih banyak tentang Hoshikawa Ruka 'Hoshikawa Ruka ya... Kau tidak bisa menutupinya dariku. Akan kebongkar rahasia di balik topengmu.'
****
Saat pelajaran olahraga, manik coklat milik Yuuto menatap Ruka yang dari tadi hanya diam saja. Dia merasa ada yang tidak beres dengan gadis yang bernama Hoshikawa Ruka tersebut dan dia harus menyelidikinya.
"Hoshikawa Ruka, silahkan maju."
Ruka berdiri di sebuah garis dan berlari ke arah tiang yang tergantung tersebut. Dengan luwes, gadis tersebut melompati tiang tersebut dan mendarat dengan sempurna.
"Keren.... Ruka-chan memang hebat..... "
"Iya, tidak heran jika di berbakat dalam olahraga."
'Aku tidak percaya kalau gadis seperti dia bisa melakukannya.' Begitulah batin Yuuto yang berbicara 'Dia benar-benar hebat.'
Ruka melirik ke arah Yuuto yang penasaran tentang dirinya 'Aku tahu kau ingin tahu tentang diriku, Yakisaka Yuuto-san.'
Jeda sejenak....
'Kau akan mengetahuinya nanti, Yakisaka-san.'
****
Saat pulang sekolah, Yuuto melewati lorong yang sempat tidak terpakai 10 tahun yang lalu. Suasana horor masih ada di lorong tersebut dan pemuda bersurai biru muda tersebut sengaja memerankan suara langkah kakinya agar para roh yang tinggal di lorong tersebut tidak terusik dengan suara Yuuto.
'Suasananya masih menyeramkan meskipun sudah 10 tahun berlalu.'
"Sedang apa kau di sini, Yakisaka-san? Di sini bukan jalan yang baik untukmu."
Manik coklat miliknya menangkap seorang gadis berdiri di hadapannya dengan tatapan hening khas gadis tersebut "Hoshikawa-san?"
"Sedang apa kau di sini?" Gadis yang tak lain adalah Hoshikawa Ruka mengulang pertanyaan yang sama pada Yuuto "Jika para roh mengetahuinya, kau bisa mati ketakutan."
"Aku tidak takut, Hoshikawa-san. Lagipula, aku sudah terbiasa dengan kehadiran para roh saat bersekolah di Yokohama dulu."
"Benarkah, Yakisaka-san?" Ruka mulai merasa curiga pada Yuuto.
"Ya, benar."
Jawaban Yuuto membuat Ruka memiringkan kepala karena bingung "Setahuku, tidak ada satupun yang berani lewat sini selain aku."
"Karena lorong ini ada hantunya kan?"
"Err.... Ya."
Groar!!!
Groar!!!
Kedua pasang telinga milik mereka berdua menangkap sebuah suara yang sangat asing tersebut. Ruka yang mengetahui suara tersebut langsung menarik lengan kanan Yuuto menjauh dari lorong tersebut.
"Eh, kita mau ke mana, Hoshikawa-san?" Yuuto merasa heran dengan sikap Ruka yang mendadak berubah tersebut.
"Apa kau mau dimakan oleh para zombie, Yakisaka-san? Kalau kau mau, kau bisa kutinggal di sini."
Dalam sekejap mata, raut wajah Yuuto berubah menjadi pucat dan menggenggam erat tangan Ruka "Kalau begitu, ayo kita lari, Hoshikawa-san!!!"
"Dari tadi aku sudah bilang begitu!!!"
Drap drap drap.....
Mereka berdua berlari sekencang mungkin menjauh dari lorong tersebut. Langkah kaki mereka yang terlalu kencang tersebut terhenti di sebuah pintu ruangan yang terasa asing bagi mereka.
"Sembunyi di sini saja."
"Baiklah, Yakisaka-san."
Brak!!!
Blam!!!
Mereka berdua memasuki ruangan tersebut dan menutup pintunya dengan cepat. Kedua pasang manik yang berbeda warna tersebut menatap berbagai rak buku yang berjajar rapi dengan tatapan takjub.
"Aku tidak percaya ada ruangan yang banyak buku."
"Dan ruangan ini tidak tersentuh sama sekali."
"Err.... Mungkin kita bisa di sini sampai zombie-zombie itu pergi."
"Umm.... Baiklah."
Yuuto dan Ruka sepakat untuk tinggal di ruangan tersebut. Ruka merasa di dalam dirinya haus akan darah Yuuto, namun dia harus menahannya agar Yuuto tidak curiga bahwa kejadian di masa lalu memang berkaitan dengan kedua orang tuanya. Jika ketahuan, tamatlah riwayatnya.
'Aku harus bertahan karena tidak boleh ada yang tahu bahwa aku putri Hoshikawa Riki dan Sakumora Lenka.'
"Apa kau baik-baik saja, Hoshikawa-san?"
Ruka langsung tersentak kaget mendengar pertanyaan Yuuto, lalu ke mode yang biasanya "Hmm.... Ya."
"Apa kau tidak takut pada hantu?"
"Tidak."
Hening sejenak....
Jeda lama sekali....
Ruka langsung memicingkan mata pada Yuuto "Ke mana arah pembicaraanmu, Yakisaka-san?"
"Ya, habisnya kau terlihat tenang menghadapi para hantu bergentayangan padahal kau perempuan."
'Karena aku bukan manusia seutuhnya.' "Buat apa aku takut? Hantu itu tidak akan mengganggu kita jika kita tidak mengganggu mereka."
"Oh, begitu." Akhirnya Yuuto mengalah pada gadis bersurai hitam sebahu tersebut.
Saat Yuuto menoleh ke arah Ruka, gadis tersebut langsung tertidur dengan bersandar di lengannya "Eh? Cepat sekali dia tidurnya." Lalu, dia menjeda ucapannya sejenak sambil tersenyum "Tapi, dia cantik juga. Hoshikawa Ruka ya... "
Bruk!!!
Manik coklat miliknya menangkap sebuah buku yang terjatuh dari meja. Dengan hati-hati, dia berusaha agar Ruka tidak terbangun dan mengambil buku yang terjatuh tersebut.
"Hoshikawa Riki's Diary: Kegelapan di SMA Akatsuki selama 24 tahun lamanya."
Jeda sejenak....
"Kurasa aku harus mengetahuinya nanti setelah keluar dari sini."
Yuuto menyimpan buku tersebut di dalam blazer nya dan menatap Ruka sejenak "Aku harus mencari tahu tentang SMA Akatsuki dan juga Hoshikawa Ruka secepatnya."