webnovel

The Scent of Life (1)

Oh Man Se, seorang gadis yatim piatu yang diangkat anak oleh keluarga Kang. Dia jatuh cinta pada Kang Min Hyuk, kakak angkatnya sendiri. Ada banyak halangan cinta menghadang mereka. Apakah Oh Man Se sanggup untuk bertahan?

Maria_Ispri · Urbain
Pas assez d’évaluations
27 Chs

BAB 8 DILAMAR

Keesokan harinya Min Hyuk pamit kepada Tuan Hong. Siang harinya dia sudah sampai di Seoul. Setibanya di apartemen, dia langsung menelepon Man Se.

"Man Se," sapa Min Hyuk.

"Di mana? Sudah pulang?" tanya Man Se gembira.

Min Hyuk tersenyum mendengar suara Man Se.

"Aku sedang istirahat. Kosongkan waktu malam nanti ya. Kita akan jalan-jalan ke mana pun kamu mau," ajak Min Hyuk.

"Ya ... selamat istirahat," ujar Man Se lalu menutup teleponnya.

Min Hyuk menutup telepon. Man Se tersenyum bahagia karena bisa bertemu Min Hyuk lagi nanti malam. Saat itu Man Se sedang di klub berkuda bersama Woo Jin.

Woo Jin datang sambil tersenyum begitu melihat Man Se yang sudah siap dengan kudanya. Mereka bergantian berlatih berkuda di arena. Keduanya sama-sama hebat dalam mengendalikan kuda, dan mengatasi rintangan-rintangan di arena. Awalnya Man Se memang tak bisa berkuda, tapi atas bimbingan Woo Jin, Man Se bisa sehebat itu. Min Hyuk dan Seo Woo sebenarnya juga anggota klub berkuda, tapi mereka jarang melakukan latihan bersama karena kesibukan masing-masing.

"Kita berlomba ke bukit sana," ajak Woo Jin sambil menunjuk sebuah bukit tak jauh dari Ranch.

"Ayo!" jawab Man Se lalu memacu kudanya keluar arena menuju ke bukit dekat Ranch.

Pemandangan di sana sungguh indah. Woo Jin dan Man Se berlomba sampai bukit, dan Woo Jin lah yang menang. Sesampainya di sana mereka turun dari kuda dan duduk di hamparan rumput di bawah pohon.

"Aaaah ... sungguh menyenangkan di sini," ucap Woo Jin melepas lelah lalu merebahkan diri di tanah. Man Se tersenyum sambil melihat ke kejauhan. Bukit-bukit hijau terhampar di depan matanya.

"Ya, di sini memang indah," sahut Man Se.

"Bagaimana hubunganmu dengan Kang Min Hyuk?" tanya Woo Jin.

Man Se langsung menoleh ke arah Woo Jin.

"Kami sudah mulai pacaran. Sampai saat ini baik-baik saja. Aku tak yakin ke depannya, apakah kami akan baik-baik saja," ujar Man Se

Woo Jin duduk, lalu memandang Man Se.

"Datanglah kepadaku kapan saja kamu mau. Aku siap menemanimu. Oh Man Se, aku mencintaimu," ungkap Woo Jin jujur walau sebenarnya hatinya berdegup kencang mengumpulkan segala keberaniannya untuk mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya selama ini pada Man Se.

Man Se tertawa.

"Kau pasti bercanda. Kalau Min Ji tahu, aku pasti sudah dibunuhnya."

Woo Jin tersenyum.

"Kau tak percaya apa yang kukatakan?" tanya laki-laki itu.

"Kau tahu bagaimana Min Ji begitu mencintaimu. Aku tak ingin menjadi backstabber teman baikku," jelas Man Se, "Maaf," ujar Man Se lagi, lalu pandangannya kembali ke arah bukit-bukit hijau di depannya.

Woo Jin hanya tertunduk. Penolakan Man Se benar-benar membuatnya patah hati saat itu juga. Tapi Woo Jin bukan tipe pendendam. Dia kembali tersenyum kepada Man Se dan mengusap-usap kepala Man Se seperti pada adiknya sendiri.

"Ayo kita kembali," ajak Woo Jin.

***

Malam harinya Man Se berdandan cantik. Min Hyuk yang datang menjemput di luar pagar memanggil Man Se yang sedang duduk menunggu di teras rumah. Mereka saling melempar senyum. Berjalan bergandengan tangan menuju mobil.

Min Hyuk membukakan pintu mobil, dan mereka meluncur pergi ke Dream World untuk melihat festival, jalan-jalan serta makan malam.

Di Dream World mereka mencoba menaiki beberapa wahana yang menantang adrenalin. Mereka berteriak sekencang-kencangnya ketika Roller Coster turun melaju kencang meliuk. Sampai akhirnya mereka kelelahan dan duduk-duduk di taman. Mereka terlihat bahagia bersama.

Sambil minum mereka duduk mengobrol.

"Bagaimana perjalanan ke Jeju? Menyenangkan?" tanya Man Se.

Min Hyuk mengangguk lalu tersenyum.

"Ada sesuatu untukmu. Tunggu," ujar Min Hyuk sambil mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Min Hyuk mengeluarkan sebuah kalung berornamen batu safir dan kerang yang dibelinya dari gadis kecil di Jeju. Man Se tersenyum lebar. Min Hyuk memasangkan kalung itu di leher Man Se.

"Terima kasih, cantik kalungnya," puji Man Se sambil melihat kalung pemberian Min Hyuk.

"Menikahlah denganku," ujar Min Hyuk melamar Man Se.

Mata mereka saling menatap. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang mengambil foto mereka dari tempat yang tersembunyi.

***

Setelah dari Dream World, Man Se dan Min Hyuk mengendarai mobil menuju gedung berlantai dua di pinggiran kota. Gedung itu terlihat seperti sebuah restoran yang lama tak digunakan. Seorang laki-laki berdiri menunggu di depan pintu.

"Dokter Hyun," sapa Min Hyuk.

Dokter Hyun tersenyum, lalu mereka bersalaman.

"Halo," sapa Man Se sambil membungkukkan badan.

"Nona Oh," jawab Hyun Soo sambil sedikit membungkukkan badan, "Mari," ujar Hyun Soo membuka pintu kaca lalu mempersilakan mereka masuk.

Begitu lampu dinyalakan terlihat sebuah ruang kafe yang tertata rapi. Sebuah kejutan disiapkan oleh Min Hyuk untuk Man Se. Di tengah ruang sudah disiapkan meja dengan menu makan malam. Man Se bahagia atas kejutan yang disiapkan Min Hyuk.

Sebelum mereka makan, Dokter Hyun memberikan sebuah buku kenangan, lalu memotret mereka berdua memakai kamera kuno Polaroid. Tak berapa lama foto itu sudah jadi lalu disisipkan dalam buku kenangan bertuliskan Kafe Promise And Memories di halaman pertama.

"Ini luar biasa," ujar Man Se.

"Ada hal yang ingin kutunjukkan padamu," ujar Min Hyuk sambil memberikan sebuah kode.

Man Se tersenyum. Mereka saling pandang. Sekretaris Park masuk ke dalam ruangan sambil membawa sebuah map. Dokumen itu diangsurkan kepada Man Se. Gadis itu membukanya. Sebuah dokumen resmi untuk mendaftarkan pernikahan. Man Se menutup wajahnya, karena terkejut.

"Oh Man Se, menikahlah denganku," pinta Min Hyuk sambil berlutut di depan Man Se.

Man Se terharu, dia meneteskan air mata, lalu mengangguk. Min Hyuk tersenyum bahagia. Mereka sepakat menikah secara administrasi, tanpa restu orangtua. Mereka menyembunyikan ikatan itu sampai suatu saat nanti akan mengungkapkannya pada kedua orangtua.

"Gedung ini milik Dokter Hyun, tapi aku sudah membelinya untuk membuka usaha kuliner seperti yang aku rencanakan. Aku ingin berhenti dari Grup Kang dan berdiri dengan kakiku sendiri," terang Min Hyuk.

Man Se bersedia menemani Min Hyuk seumur hidupnya, tapi ada hal yang masih mengganjal di hatinya. Apakah Min Hyuk akan semudah itu melepas posisinya di Grup Kang.

Setelah makan malam, Man Se dan Min Hyuk menikmati malam berdua. Tenggelam dalam lautan serotonin. Mengukir kisah mereka di balik dinding yang diam membisu.