webnovel

The Scent of Life (1)

Oh Man Se, seorang gadis yatim piatu yang diangkat anak oleh keluarga Kang. Dia jatuh cinta pada Kang Min Hyuk, kakak angkatnya sendiri. Ada banyak halangan cinta menghadang mereka. Apakah Oh Man Se sanggup untuk bertahan?

Maria_Ispri · Urbain
Pas assez d’évaluations
27 Chs

BAB 2 RASA YANG TERPENDAM

Ketiga bersaudara sampai di klub panahan. Terlihat seorang gadis bernama Kim Min Sook beserta kawannya datang menuju mereka. Min Sook adalah anak gadis Tuan Kim, seorang chaebol pemilik media Sunday News grup.

"Tuan CEO," sapa Min Sook manja kepada Min Hyuk.

Man Se tahu Min Sook menyukai Min Hyuk sejak dulu, tapi Min Hyuk tak pernah menganggapnya.

"Aah, kayaknya akan ada mendung yang menyapa hari ini," ujar Min Hyuk, sambil melirik Man Se yang mukanya langsung cemberut begitu bertemu Min Sook.

Man Se bukan tanpa sebab membenci Min Sook dan gengnya, karena saat SMA dulu mereka sering membully Man Se, dan mengatai kalau Man Se hanya anak pungut. Seo Woo yang melihat hal itu, langsung menarik Man Se pergi menjauh menuju arena panahan. Min Sook memandang Man Se dengan tatapan sinis.

Seo Woo menggandeng tangan Man Se sambil berbisik, "Biarkan dia berbasa-basi dengan gadis itu, demi perusahaan, karena ayahnya sudah menanamkan modal banyak untuk perusahaan kita sejak krisis bulan lalu," terang Kang Seo Woo.

Man Se hanya diam menahan rasa cemburu di dada. Aah, bagi para chaebol memang uang adalah yang maha kuasa, pikir Man Se.

Man Se mulai berlatih memanah, tetapi semua tembakannya banyak yang meleset. Dia melirik ke arah Min Hyuk dan Min Sook yang masih mengobrol. Man Se merasa benar-benar sebal kali ini sampai tak bisa konsentrasi. Ketika Man Se hendak melesatkan anak panahnya, tiba-tiba terdengar suara di dekat telinganya,

"Ya ampun, ckckck, bagaimana kau bisa mengalahkanku kali ini bila tembakanmu buruk sekali," ucap Min Hyuk.

Karena terkejut, anak panah Man Se hanya terjatuh satu meter tak jauh dari kakinya. Semua orang tertawa.

"Kakak!" teriak Man Se sebal.

Seo Woo dan Min Hyuk tertawa terbahak-bahak.

Mereka mulai bertanding. Seo Woo kalah melawan Man Se dan Min Hyuk. Mukanya sebal berlipat-lipat, karena mereka tak ada yang mau mengalah sedikitpun padahal hari ini adalah hari ulang tahunnya. Man Se hanya menjulurkan lidah mengejek Seo Woo yang merajuk kekanakkan, sedangkan Min Hyuk tertawa melihat tingkah adiknya.

Pertandingan terakhir antara Man Se dan Min Hyuk. Dua putaran dimenangkan Man Se dan Min Hyuk bergantian, sisa putaran terakhir Min Hyuk duluan memanah. Poin hampir sempurna untuk Min Hyuk. Dia tertawa gembira. Man Se dengan percaya diri maju siap-siap memanah. Dia harus dapat nilai sempurna untuk memenangkan pertandingan kali ini. Man Se menggemeretakkan jemarinya lalu memegang busur panahnya dengan mantap.

Ketika Man Se sudah siap-siap melesatkan anak panahnya, tiba-tiba Min Hyuk meniup telinga Man Se sambil berkata, "Saranghae."

Man Se terkejut lalu menoleh ke arah Min Hyuk, bubar sudah konsentrasinya. Anak panah Man Se melesat jauh dari sasaran. Man Se kalah karena Min Hyuk curang. Dengan wajah sebal Man Se pergi dari tempat itu lalu berlari keluar gedung.

***

Man Se masuk ke dalam mobil, lalu mengatupkan kedua telapak tangan ke wajahnya. Perasaan Man Se hari ini benar-benar campur aduk. Mulai dari kejadian bersama Woo Jin, pertemuannya dengan Min Sook, dan sekarang Min Hyuk pun sudah mencuranginya. Kemudian Man Se tersenyum sendiri mengingat perkataan Min Hyuk padanya .

"Saranghae katanya, uuuh apa aku sudah gila? Ayolah Man Se kendalikan dirimu. Memangnya kamu siapa, jatuh hati pada Kak Min Hyuk? Ingatlah budi baik orang tuanya padamu. Kamu tak boleh jatuh hati pada siapapun," ucap gadis itu dalam hati.

Tak lama kemudian datang Min Hyuk dan Seo Woo. Man Se duduk di kursi belakang berpura-pura masih sebal. Min Hyuk dan Seo Woo masuk ke dalam mobil sambil tersenyum lebar.

"Ayolah Tuan Putri, jangan merengut seperti itu, nanti keriput kulitmu," goda Min Hyuk.

Man Se menjulurkan lidah kepada Min Hyuk, dan laki-laki itu hanya tertawa. Gawai milik Seo Woo berbunyi. Ternyata Nyonya Kang yang menelepon. Nyonya Kang meminta mereka belanja buat acara makan malam. Seo Woo mengiyakan. Setelah makan siang, mereka bertiga berbelanja sesuai yang diminta ibu mereka. Bersama-sama mereka berjalan di bawah guguran bunga cherry blossom. Mereka layak mendapat predikat tiga bersaudara yang bahagia.

***

Rumah keluarga Kang bertembok tinggi dan memiliki halaman luas. Ada sekuriti yang menjaga gerbang. CCTV ada di setiap sudut. Pohon-pohon cherry blossom masih menyisakan kuntum-kuntum terakhirnya sebelum musim dingin datang menyapa. Pohon-pohon willow di pinggir kolam dan jembatan batu tertata rapi melintang di atasnya. Mobil Min Hyuk masuk gerbang. Sesampainya di kediaman keluarga Kang, Man Se membawa barang-barang belanjaan langsung ke dapur.

Di dapur sudah ada pelayan yang menyiapkan segala sesuatunya untuk pesta makan malam. Man Se melihat Madam Ma, Kepala Pelayan keluarga Kang. Sosok Madam Ma selalu mengingatkan Man Se kepada tokoh wanita Inggris zaman kerajaan yang selalu tampil sempurna dan berjalan dengan anggunnya

Itulah sebab Man Se suka memanggil Nyonya Ma dengan panggilan Madam. Dia sedang kerepotan membawa tumpukan baju yang sudah diseterika.

"Halo, Madam," sapa Man Se sambil memeluk Madam Ma.

"Aah, anak gadisku sudah datang. Naah, bantu aku membawa baju-baju ini ke kamar Tuan Muda Min Hyuk, agar aku bisa segera mengeksekusi bahan-bahan yang di dapur menjadi makanan bergizi buat kalian," ujar Madam Ma tersenyum gembira melihat Man Se.

"Ya," ucap Man Se sambil tersenyum menerima baju-baju yang diangsurkan kepadanya.

Man Se membawa baju-baju itu ke kamar Min Hyuk. Sesampainya di kamar diketuk-ketuknya pintu kamar, tapi tak ada jawaban. Lalu Man Se memberanikan diri masuk ke dalam kamar Min Hyuk.

"Hmm, kamar Kakak selalu saja rapi dan wangi," ucap Man Se dalam hati.

Man Se melihat-lihat kamar yang luas didominasi warna putih itu. Dilihatnya di atas lemari masih terpajang foto masa kanak-kanak mereka bertiga. Lalu tiba-tiba keluar Min Hyuk dari kamar mandi menggunakan kimono mandi.

"Ya, Tuhan," ucap Man Se terkejut demi melihat Min Hyuk.

 Min Hyuk juga terkejut karena Man Se berada di kamarnya.

"Maaf! Ini baju-baju Kakak kutaruh di sini yaaa!"ujar Man Se sambil menutup mata.

Man Se lari keluar kamar, dan segera menutup pintu. Mukanya memerah karena malu. Seo Woo melihat Man Se berlarian lewat lorong menuju dapur. Dia melihat Man Se tersenyum-senyum sendiri. Seo Woo curiga, ada apa dengan Man Se?

Sesampainya di dapur, Man Se melihat Nyonya Kang memasak bersama Madam Ma dan pelayan lain.

"Mama," sapa Man Se dan mencium pipi Nyonya Kang.

"Kamu sudah makan?" tanya Nyonya Kang.

"Sudah," jawab Man Se.

Man Se mencicipi adonan kue yang sedang dibuat Nyonya Kang.

"Enak, masakan Mama selalu membuat aku merindukan rumah," puji Man Se.

"Kalau begitu sering-seringlah pulang, akan kumasakkan yang banyak untukmu sampai kau kekenyangan," jawab Nyonya Kang lembut.

Man Se tersenyum. Mereka mengobrol banyak di dapur sambil mengupas bawang, dan memotong ekor kecambah. Tiba-tiba senyum Man Se  menghilang demi melihat Min Hyuk datang ke dapur, dan langsung menatapnya. Muka Man Se memanas karena malu bertemu Min Hyuk.

"Ma, aku pulang dulu," ujar Man Se.

Setelah mencium Nyonya Kang, Man Se segera beranjak pergi. Nyonya Kang terkejut Man Se tiba-tiba pamit pulang.

"Kuantar kau pulang," ujar Min Hyuk.

Man Se bergegas pergi mendahului keluar rumah. Min Hyuk berlarian mengejar lalu menarik tangan Man Se dari belakang.

"Man Se tunggu. Apa kau masih marah padaku?" selidik Min Hyuk.

Man Se hanya diam menunduk, pikirannya galau, apakah dia lebih baik jujur dengan perasannya pada Min Hyuk? Dia merasa malu dengan dirinya sendiri.

"Tidak, Kak, aku hanya ingin pulang dan istirahat."

Hanya itu jawaban Man Se sambil tersenyum memandang Min Hyuk.

Min Hyuk tersenyum, dalam hati dia bersyukur Man Se sudah tidak marah lagi. Min Hyuk mengantar Man Se pulang. Mereka sampai di rumah Man Se. Min Hyuk mengantar gadis itu sampai depan pintu.

"Nanti malam kujemput, berdandanlah yang cantik," ucap Min Hyuk saat mereka tiba di depan pintu.

Man Se mengangguk, tersenyum lalu menutup pintu. Min Hyuk termangu di depan pintu. Ada kegalauan dan rasa kecewa tersirat di wajahnya, karena Man Se langsung menutup pintu tanpa berkata apa-apa. Min Hyuk menghela napas lalu beranjak pergi.

***

Man Se berjalan menuju balkon rumahnya lalu duduk di dipan. Ada gurat kesedihan di matanya. Rasa cintanya pada Min Hyuk pasti akan membuat masalah di kemudian hari. Dia mencintai kakaknya tapi dia harus menahan rasa itu hanya di dada.

Dia tahu Min Hyuk dan Seo Woo sama-sama berusaha menarik perhatian dan cintanya, tapi dia tak mau ambil resiko. Demi menghormati Tuan dan Nyonya Kang, atas jasa baik membesarkannya. Man Se tahu siapa dirinya, dia hanya anak angkat, anak seorang "pembantu" keluarga Kang.

Jika ada rumor yang beredar, itu akan menjadi masalah buat Grup Kang. Orang akan menilai dia hanya seorang Gold Digger. Apabila Man Se memilih salah satu dari kakaknya, maka akan ada yang sakit hati. Man Se menarik napas panjang, lalu merebahkan diri di dipan. Semakin dia menekan perasaannya, semakin resah dirinya.