Hadyan berdiri di muka, kapal bersandingan dengan nahkoda yang berwujud kera besar dengan wajah merah menyala. Hadyan merasakan sesuatu yang tidak biasa bersama datangnya badai laut tersebut. Meski begitu, dengan kekuatannya ia bisa menstabilkan goyangan kapal, sehingga mereka tidak perlu masuk ke dalam lautan yang malah akan memperparah resiko bersinggungan dengan musuh.
"Besok kita sudah bisa tiba dan masuk ke dalam perairan raja Marda." Ucap sang nahkoda.
Hadyan mengangguk. Ia sudah tidak sabar bisa sampai ke perairan yang aman, karena ia sangat menghawatirkan sang permaisuri. Gadis itu sudah bosan setengah mati dan Hadyan sangat yakin kedua kaki gadis itu sudah gatal ingin keluar.
"Percepat laju kapal." Ucap Hadyan.
"Baik yang mulia." Jawab nahkoda.
Pria itu melangkah masuk ke dalam kapal untuk melihat apa yang sedang Tasia lakukan. Ia membuka pintu kamar dan mendapati Tasia sedang membaca buku sambil mengunyah sepotong roti.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com