webnovel

The Power of Harry’s Mind

Dua orang mahasiswa yang menangani beragam kasus di Inggris. Menggunakan kemampuan dan keahilan masing - masing untuk memecahkan masalah. Harry McMohan Junior, mempunyai kemampuan memecahkan kata dengan cepat serta partnernya Wilson Smith seorang yang ceroboh namun sangat bisa diandalkan. Kehidupan keduanya sebagai mahasiswa yang harus ke kelas dan kelucuan setiap adegan menjadi bumbu konflik yang menarik.

Abdul_Aziz_8406 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
2 Chs

Good Partner

Dr. John Watson adalah teman sekaligus partner kerja Sherlock Holmes. Keahilan dalam bidang kedokteran dan pengalaman militer membuatnya menjadi partner yang baik untuk Holmes. Setelah dipikir - pikir ada baiknya memiliki partner, seperti idola ku Sherlock Holmes. Partner yang bisa melengkapi. Partner yang bisa diandalkan. Partner yang baik. Namun bagaimana cara mencarinya dan kriteria yang aku butuhkan itulah yang masih menjadi misteri. Tidak mungkin aku akan mengadakan sayembara partner terbaik di kampus ini untuk detektif muda tidak resmi sepertiku. Lagipula aku ingin identitas ku ini tidak banyak diketahui orang di kampus. Akan sangat merepotkan nantinya. Ditambah ada kasus yang belum terpecahkan seperti kematian mahasiswi jurusan kedokteran di ruang kelas tertutup. Kasus ini tidak bisa terpecahkan bila si pelaku tidak beraksi lagi, karena aku melihat pelaku ini adalah seorang yang profesional. Maka urusan partner mungkin bisa ditunda dulu sambil aku mengenal lebih tentang kampus ini. Saking asyiknya berpikir tentang partner dan kasus tersebut tidak terasa aku sudah sampai di kampus, sampai - sampai supir bis pun menegurku, "Hei nak kau tidak turun disini? Bukankah ini kampus mu". Hari ini aku ada 4 mata kuliah, 2 mata kuliah di pagi hari, 1 di sore hari, dan 1 di malam hari. Jam menunjukkan pukul 07.20, kelas pertama dimulai pukul 07.30. Masih ada waktu jadi apa salahnya tidak mampir ke kantin kampus bertemu ibu kantin yang baik hati, siapa tahu aku bisa dapat bekal makan siang gratis lagi kali ini.

"Selamat pagi Nyonya Ema, apa kabar pagi ini? Sepertinya akan ada hidangan laut lagi hari ini, itu terlihat dari aroma bumbu untuk menghilangkan bau amis, ya meskipun masih ada sedikit bau amis di udara namun itu malah menambah keyakinan ku akan hidangan hari ini", sapa ku kepada Nyonya Ema koki atau penjaga kantin kampus,

"Ah selamat pagi Tuan Harry, tentu kabar ku baik hari ini, seperti biasa pengamatan anda sangat jeli, hari ini aku memasak ikan tuna hasil tangkapan suami ku beberapa hari yang lalu, karena kebanyakan di rumah jadi aku jual saja di kampus hari ini, apa kau mau mencobanya Tuan Harry untuk nanti makan siang?", sahut Nyonya Ema,

"Wah sebuah kesempatan yang luar biasa bagi saya Nyonya Ema, seperti biasa anda selalu baik hati hehe", kata ku,

"Baik lah akan segera aku bungkuskan untuk anda Tuan Harry", kata Nyonya Ema sambil menuju dapur untuk membungkuskan makanan.

Beberapa hari ini aku memang selalu mendapat makan siang gratis dari Nyonya Ema, meskipun kadang aku merasa tidak enak dengannya. Namun Nyonya Ema yang baik hati selalu memaksa, katanya dia selalu suka dengan cara pengamatan ku yang selalu jeli dan tepat. "Cukup bayar dengan pengamatan jeli anda saja Tuan Harry", begitu kira - kira kata Nyonya Ema. Setelah mendapat kotak makan siang gratis aku langsung menuju ke kelas. Kelas hari ini mempelajari tentang kepribadian manusia, faktor yang mempengaruhi, dan bagaimana cara pandang seseorang berdasarkan kepribadian mereka. Selepas kelas pagi aku menuju ke ruang publik untuk makan siang. Disana terlihat banyak mahasiswa saling berkumpul, entah untuk makan siang juga atau mengerjakan tugas. Sebenarnya tadi aku juga diajak untuk makan siang bersama dengan teman sekelas, tapi aku bilang "Sepertinya tidak karena hari ini aku sudah dapat makan siang gratis". Bukannya aku tidak mau bergabung dengan mereka, cuman aku lebih suka menyendiri sambil melihat dan mempelajari tingkah laku orang lain. Apalagi aku tidak mau dianggap terlalu cerewet karena kebiasaan ku yang banyak bicara jika dimintai pendapat, ah padahal itu bagus karena aku mau membagikan ilmu. Sudahlah lebih baik aku menyantap makan siang ku sambil mengamati tingkah laku orang lain di sekitar. Asyik menyantap makan siang aku melihat ada hal yang menarik pada kerumunan mahasiswa tepat di meja depan tempat ku duduk. Ada satu orang yang memperlihatkan layar hpnya kepada satu rombongan mahasiswa tersebut dan membuat banyak kerumunan, yang semakin menarik ekspresi setiap orang sama, cemas, simpati, dan tidak percaya setelah melihat layar hp tersebut. Tidak mau penasaran aku langsung menuju ke kerumunan tersebut dan bertanya, "Permisi, sepertinya ada hal menarik yang tengah kalian tonton atau lihat, bolehkah aku tahu apa itu?". Pemilik hp pun langsung menunjukkan sebuah foto dimana terdapat jasad seorang pemuda tergeletak berlumuran darah di lantai dasar sebuah gedung. Setelah aku tanya lebih jauh ternyata jasad itu adalah mahasiswa fakultas hukum yang diduga didorong dari lantai 3 gedung fakultas hukum. Mendengar dan melihat hal itu pikiran ku langsung tercerahkan dan ingin segera menuju tempat lokasi kejadian. Fakultas hukum di universitas ku ini tidak terlalu jauh dari fakultas kedokteran. Hanya dipisahkan oleh jalan dan fakultas keilmuan. Sampai di gedung kejadian aku melihat sudah banyak mobil polisi terparkir di luar gedung. Benar saja polisi rupanya tengah mendalami kasus ini dengan melakukan identifikasi masalah. "Sepertinya tidak ada yang aku kenal disini", gumam ku dalam hati sambil melihat beberapa anggota polisi yang menangani kasus ini.

"Jadi bisa dijelaskan apa yang terjadi disini?", tanya seorang pria yang aku yakin dia adalah detektif yang menangani kasus ini,

"Ah baik pak, jadi kasus ini terjadi pada jam makan siang sekitar pukul 12.07. Korban tengah keluar dari kelas dan sedang menuju ke kantin untuk makan siang, tapi dia langsung keingat ada janji dengan seseorang di lantai 3. Orang itu adalah Wilson Smith, mahasiswa jurusan ilmu hukum namun beda satu tingkat angkatan dibawah korban. Pukul 12.00 dia menuju ke lantai 3 untuk bertemu dengan Tuan Wilson, namun pada akhirnya pukul 12.07 korban terjatuh dari lantai 3 dan tewas seketika. Ada dugaan pembunuhan disini karena tidak mungkin tanpa alasan tertentu ada seseorang yang menjatuhkan diri ke bawah atau karena tergelincir hampir sangat mustahil melihat sudah ada pagar setinggi 75 cm di sisi lantai. Nah disini pak hanya ada satu tersangka yaitu Tuan Wilson itu sendiri karena dialah yang memiliki janji bertemu dengan korban dan ditambah dengan tidak adanya cctv saat terjadi pembunuhan maka sangat sulit mengungkapkan siapa pelakunya", kata salah seorang petugas,

"Lalu dimana Tuan Wilson sekarang berada?", tanya detektif,

"Dia ada di ruang dosen pak untuk dimintai keterangan karena dia mengaku tidak bersalah dan tidak mau dibawa ke kantor polisi maka untuk sementara interogasi dilakukan di ruang dosen", jawab petugas.

Melihat detektif dan petugas itu menuju ke ruang dosen, aku pun mengikuti mereka untuk melihat lebih jauh tentang kasus ini. Sampai di depan kantor terlihat banyak kerumunan yang tengah menunggu kejelasan dari kasus ini. Melihat hal itu rasanya mustahil untuk bisa masuk kesana, lalu aku melihat tersangka dari kaca pintu, ah seperti itu orangnya. Mungkin sebaiknya aku langsung menuju ke lantai 3 tempat kejadian terjadi. Sampai disana aku menghitung seberapa lama waktu yang aku tempuh dan bertanya pada petugas yang berjaga di sekitar tentang kelas korban, lalu aku memeriksa pagar. Tidak ada yang mencurigakan aku langsung menuju ke lantai 1 untuk melihat korban. Sampai disana aku merasa sudah ada titik temu di kasus ini, namun tiba - tiba kegaduhan terjadi saat tersangka dipaksa diseret untuk menuju ke kantor polisi.

"Ayo cepat, jangan mencoba menghambat kerja polisi atau anda akan mendapat hukuman yang lebih berat", kata seorang petugas polisi,

"Anda juga bisa saya tuntut karena melakukan tindak kekerasan, tindakan polisi sewenang - wenang, dan menangkap tanpa bukti valid sesuai dengan UU KUHP No. 35, 82, dan 87", kata pemuda yang dijadikan tersangka itu,

"Permisi Tuan Polisi yang baik, sepertinya anda harus mulai mendengarkan apa yang dikatakan oleh tuan yang malang ini", kata ku dengan berdiri tepat di depan polisi dan tersangka,

"Apa maksudmu? Dan kau, siapa kau? Mau menghalangi kerja kami?", kata anggota polisi tersebut,

"Ah tidak Tuan Polisi yang baik, disini saya hanya ingin mengungkapkan fakta", kata ku,

"Fakta? Fakta apa maksudmu?", tanya anggota polisi tersebut,

"Coba anda lihat korban disana, lalu bandingkan dengan tersangka", kata ku sambil menunjuk korban dan tersangka,

"Terus?", tanya anggota polisi tersebut yang mulai kelihatan bingung,

"Kalau diperhatikan, berat badan korban lebih berat dari tersangka, kalau tidak salah hitung berbandingannya adalah 82:67, tentu hal itu akan sangat sulit kan bagi tersangka untuk mendorong korban jatuh ke lantai 1? Ditambah coba lihat tersangka, dia sangat sulit lepas dari tarikan anda pak polisi, padahal berat kalian cukup sama, kalau memang dia kuat pasti dia sudah bisa lepas dari cengkraman mu kan? Kedua, kalau tidak salah ada pagar pembatas setinggi 75 cm, dengan melihat postur tersangka akan sangat tidak mungkin dia bisa mengangkat lalu mendorong korban yang lebih berat dan lebih tinggi darinya, yang terakhir Tuan Polisi yang baik, kalau tidak salah Tuan Tersangka ini sebelumnya dari ruang dosen kan?", kata ku,

"Iya betul itu", kata tersangka,

"Nah jarak antara ruang dosen dan tkp berjarak sekitar 8 menit, korban keluar ruang kelas sekitar pukul 12.00 lalu sampai di tkp pukul 12.05 sesuai dengan jarak kelas ke tkp, lalu korban tidak serta - merta dijatuhkan oleh pelaku, pasti perlu berbicara terlebih dahulu dan pukul 12.07 korban dijatuhkan dari lantai 3. Pukul 12.08 tersangka sampai di tkp dengan tidak melihat kawannya itu tapi malah melihat kerumunan dibawah, jadi apakah masuk akal tersangka ini, Tuan yang malang ini menjadi seorang pelaku?", kata ku,

"Ah benar juga, jadi maksud anda pelaku masih berkeliaran?", tanya anggota polisi tersebut",

"Tentu Tuan, dia mungkin tidak jauh dari gedung ini, cari orang yang ada dalam catatan ku ini", kata ku sambil memberikan sebuah catatan,

"Ada apa ini? Kenapa kalian belum ke kantor?", tanya detektif yang baru saja keluar dari ruang dosen,

"Ini pak, sepertinya kita salah menangkap orang", kata petugas polisi sambil memaparkan fakta yang telah aku berikan,

"Jadi seperti itu, kalau begitu kita segera cari pelaku sesungguhnya, jadi siapa yang memberikan fakta ini? Dan dimana tersangka tadi?", tanya detektif yang bingung karena aku dan tersangka sudah pergi dari kerumunan itu.

Pada tempat yang lain di fakultas hukum, aku ditraktir minum oleh tersangka.

"Wah anda sangat baik, Tuan?", kata ku,

"Wilson Smith, panggil saja Wilson, mahasiswa semester 1 jurusan ilmu hukum fakultas hukum, anda sendiri?", kata Wilson,

"Ah, Tuan Wilson, namaku Harry Mcmohan Junior tuan, bisa dipanggil Harry, mahasiswa jurusan psikologi semester 1 fakultas kedokteran, aku kira anda dari kota Liverpool, benar?", kata ku,

"Ah Tuan Harry, iya benar aku dari Liverpool, bagaimana kau bisa tahu?", kata Wilson,

"Ah terlihat dari warna kulit dan aksen anda", kata ku,

"Ah begitu, sepertinya analisis mu cukup tajam dan tepat Tuan Harry, cukup menarik untuk mahasiswa baru jurusan psikologi, pasti masa sekolah anda dulu sangat suka membaca buku", kata Wilson,

"Bukan hanya membaca, tapi juga mempraktekkan, sepertinya anda juga punya keunggulan Tuan Wilson akan hafalan anda terhadap hukum Inggris", kata ku,

"Iya, aku memang suka menghafal hukum Inggris, sudah aku lakukan sejak aku kecil", kata Wilson,

"Ah sepertinya kau akan sangat berguna Tuan Wilson, kau mau ikut dengan ku?", kata ku sambil berdiri,

"Ikut kemana?", tanya Wilson,

"Pekerjaan ku yang sebenarnya", jawabku sambil terlihat mobil patroli Sersan John menuju ke arah kami.