webnovel

The Oldest Land

cerita ini bercerita tentang 7 Ras yang di ciptakan Tuhan, untuk saling bersaing satu sama lain dengan bakat pengetahuan dan Kanuragan, terdapat banyak elemen budaya Indonesia di dalamnya, khususnya Budaya Jawa, karena author dari suku Jawa jadi, author mencoba memasukan budaya Jawa kedalam cerita tapi bukan berarti budaya dari suku lain ga termasuk, tunggu aja kelanjutan ceritanya... Adi Kuncoro protagonis dalam cerita remaja berusia 14 tahun yang tinggal, di sebuah desa kecil bernama Lawang Sewu yang terdapat di kerajaan Java. tinggal dan hidup dengan kedua kakek dan neneknya Adi, mencoba menjadi penjaga sebutan bagi mereka yang memilih berpartisipasi, dalam sebuah event pemilihan untuk 7 Ras yang diciptakam oleh Tuhan, untuk dapat memperebutkan kan Gelar KANJENG gelar yang diberikan untuk memimpin 7 Ras selama 100 tahun sekali.

adi_gm · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
90 Chs

Warisan

Berdasarkan ramalan yang telah dibuat oleh Empu yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, bahwa suatu saat anak keturunannya akan kembali mewarisi apa yang seharusnya menjadi milik nya tetapi dia harus mampu melewati beberapa ujian untuk mendapatkannya

Adi yang telah keluar dari ruangan dalam kalung zamrud tersebut, menjadi sangat senang dengan penemuannya dan tidak bisa kembali berpikir lebih dalam bahwa dia memiliki leluhur yang sangat sakti pada jamanya

Sebagai keturunan dari Empu tersebut membuat adi kembali sadar bahwa ia tidak bisa mengecewakan harapan dari leluhurnya dan dia juga harus bisa menjadi penguasa dari Hutan Ujung Kulon ini

Karena pasti ada rahasia besar dari semua hal yang telah ditunjukan leluhurnya, kepada dirinya dan misi yang tidak biasa pasti telah menunggunya untuk dapat diselesaikan

Hanya dengan semangat saja akan menjadi kendala untuk mencapai sesuatu, ambisi terkadang juga perlu sebagai dorongan tambahan untuk bisa meraih hal yang diinginkan

Terlebih kini ia mulai sadar bahwa dunia ini begitu luas, dan tentu banyak hal yang tidak akan selalu sesederhana dengan apa yang selam ini dia pikirkan, pasti akan ada jauh lebih rumit dan kompleks tentang sesuatu hal yang mungkin ia hadapi dimasa depan

Dan itu semua sesuai dengan seiring bertambahnya kedewasaan dan kematanganya dalam menghadapai apa yang ada di dalam rintanganya selama perjalanan ini

Mungkin hanya waktu yang akan bisa mengukir adi dan denok tentang seberapa besar dan tinggi pencapaian keduanya dimasa depan baik sebagai pasangan maupun sebagai individu

Adi saat ini berdiri persis di depan rumah pedesaan sederhana itu, yang notabennya adalah rumah peniggalan dari leluhurnya kepada anak cucunya yang dalam hal ini jatuh ke tangan adi

Saat adi menoleh ke belakang rumah tersebut terdengar suara yang tua namun penuh dengan wibawa dan bercampur dengan kasih sayang yang ada

"akhirnya seorang keturunanku yang layak dapat memulai ujiannya, jangan ke cewakan aku cu, karena apa yang akan aku wariskan kepadamu adalah sesuatu yang diluar imajinasimu jadi tetap lah dengan jalanmu dan lampauwilah rintangan yang aku siapkan, karena setelah itu kamu baru pantas menerima warisanku sepenuhya" dan suara itu tiba-tiba hilang menyisahkan adi dalam lamunan

Adi yang telah mendengar suara dari leluhurnya tidak bisa tidak berbalik ke arah belakang sambil memberi hormat ke arah rumah dan mengucapkan " cucu akan mencoba yang terbaik dan tidak akan membuat eyang menjadi malu dengan cucu" saat adi memberi hormat ke arah rumah itu sekejap rumah itu menghilang dan pohon itu kembali muncul seolah-olah bahwa rumah itu tidak ada disana

Adi yang kaget dengan perubahan itu hanya menenangkan hatinya dan kembali berjalan ke arah kemah untuk kembali memasuki tubuhnya

Saat dia sampai di kemah dan melihat ke arah sekitar kemah untuk memastikan apakah ada sesuatu yang membahayakan saat dia masuk ke dalam rumah

Tetapi kini dia merasa lega, dengan apa yang ia lihat karena tidak ada perubahan berarti yang terjadi di sekitar tenda, yang membuat hatinya tenang, dan merasa sudah waktunya ia kembali masuk ke arah tenda, melihat denok yang sedang tertidur pulas membuatnya menjadi bahagia

Melangkah ke arah tubuhnya dan sekali lagi melihat ke arah denok, dengan senyum tipis di bibirnya ia memasuki tubuhnya dan seketika kembali ia tertidur nyenyak

Perlahan malam berganti menjadi pagi dan tetesan embun menutupi dedaunan dan rumput membuat suasana menjadi sejuk dan nyaman saat dihirup

Di dalam tenda adi merasakan hidungnya gatal dan tampak sesuatu yang lembut mengaruk-garuk hidungnya saat dia mulai tidak tahan dengan rasa geli itu dia membuka mata dan yang dilihatnya adalah

Denok yang sedang menahan ketawa saat melihat ekspresi adi yang telah di jahilinya "Ohhhhhh ternyata kamu tohhh yang buat idung aku gatel sayang"

Bangkit sambil berkata dengan nada yang mengejek kepada denok

"Huuuuuuu... siapa suruh udah pagi gini belum bangun, kamu males banget sih mas, masakan denok aja udah mateng tapi kamu masih asik tidur kaya keboooo, jadi wajar kalo denok iseng bangunan mas, heheheh"

"Oh jadi gitu karena telat bangun aku harus dihukum dengan keisengan kamu, sini aku ajarin sesuatu yang lebih iseng"

"Apa??,kamu mau ajarin denok apa mas?" bertanya dengan bingung

"Sini mendekat dulu baru aku kasih tau"

Saat denok mendekati adi, tiba-tiba saja dia dipeluk adi dan saat keterkejutannya belum hilang, mulutnya terasa tersumbat oleh sesuatu yang halus, saat dia sadar apa yang dilakukan adi awalnya dia menolak, tetapi kemudian seiring berjalannya waktu dia mulai menanggapi dengan penuh semangat

Dan sesaat kemudian tampak tenda itu bergoyang dan terdengar musim semi yang berasal dari dalam tenda, di pagi hari yang cerah adi tampak bekerja keras membajak dan mengairi ladang yang subur, dengan penuh semangat ia mulai mempercepat gerakan mencangkul hingga satu jam kemudian, terdengar suara mengerang bersamaan dari dalam tenda.